9

8.5K 562 5
                                    

Hap..

Dan hasilnya, "Sial, kenapa aku selalu kalah jika bermain ini?!" Umpat Sakura.

Sasuke menyeringai, "Hn, terima saja nasibmu, Cherry. Sekarang cukup jelaskan semuanya!" Perintah Sasuke.

"Aish.. Kau ini tidak sabar sekali." Sakura mengerucutkan bibirnya.

Cup..

Sakura mengedip-kedipkan matanya lucu, mulutnya sedikit terbuka. Tak lama, pipinya mulai dipenuhi semburat merah. Sasuke terkekeh, bahkan hanya kecupan ringan darinya saja, Sakura sudah salah tingkah.

"Sasuuu... Kau mengejutkanku." Protes Sakura.

"Hn, ayo jelaskan." Sasuke mencubit gemas kedua pipi Sakura.

"Sakit, Sasu-kun."

"Cepat jelaskan, Cherry! Kau tahu? Aku tidak bisa tidur nyenyak selama 2 hari ini setelah tahu kau membohongiku. Kau tidak tahu betapa takutnya aku jika terjadi sesuatu padamu atau mungkin jika kau meninggalkan aku. Berulang kali aku mencoba menghubungimu dan tidak ada satupun yang kau respon. Aku bahkan tidak bisa menyelesaikan laporan kerja sama dengan Shika yang harus ku serahkan besok karena otakku dipenuhi olehmu. Kau juga tidak tahu bagaimana rengekan Sarada karena ingin menemuimu. Sebenarnya apa yang kau lakukan selama ini? Aku kesal padamu, Uchiha Sakura!" Sasuke mengungkapkan semua yang dipendamnya selama ini.

Sakura menatap Sasuke penuh sesal, "Maaf, maafkan aku karena telah membuatmu khawatir. Maaf karena merepotkanmu merawat Sarada. Maaf jika selama ini aku tidak menghubungimu. Sebenarnya aku punya alasan tersendiri dan tentang kebohonganku, ya aku memang bohong. Aku tidak pergi ke Iwa." Jujurnya.

Sasuke menatap Sakura tak percaya, jadi selama ini istrinya membohonginya?

"Kau benar-benar bohong." Desis Sasuke.

"Aku bisa jelaskan, aku berbohong karena punya alas-"

"Jelaskan!" Potong Sasuke.

Sakura menarik nafas lalu menghembuskannya kasar, "Sebenarnya..."

Flashback (2 hari sebelum Sakura pergi)

Pagi itu, di sebuah cafe di sudut Kota Konoha. Tampak sekumpulan wanita yang tengah mengobrol dengan asyiknya, sesekali mereka tertawa lepas tanpa memedulikan tatapan memuja pria-pria yang ada di sekitar.

Klinting..

Suara lonceng pintu yang berbunyi, menandakan ada pelanggan baru. Sekumpulan wanita tadi sontak mengalihkan pandangannya, benar saja mereka melihat seorang wanita musim semi yang menggandeng gadis kecil sedang celingak-celinguk seperti mencari sesuatu.

"Forehead!" Merasa terpanggil, wanita itu menoleh ke arah meja di sudut kanan, dilihatnya seseorang yang tengah melambaikan tangan padanya. Ia segera menghampiri orang itu sambil tersenyum lembut membuat tatapan pria-pria tadi beralih padanya.

"Ah, maaf ya, kalian harus menunggu lama. Sarada rewel sekali tadi."

Sekumpulan wanita itu tersenyum maklum, mereka tahu bagaimana merepotkannya mengurus anak kecil.

"Tak apa, kami juga baru sampai." Ucap salah satu wanita.

"Eh, hanya aku yang membawa anak ya?" Tanya wanita musim semi tadi.

"Sepertinya begitu, Sakura."

"Ahh, jika seperti ini. Aku kan jadi terlihat paling tua." Dengus Sakura.

"Hahahaha.. Kau memang selalu terlihat tua, Forehead."

"Sialan kau, Pig." Wanita yang di panggil Pig itu tak menghiraukan umpatan yang dilayangkan padanya.

The Best Papa Suke(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang