"Bagaimana jika kita membuat para ayah itu dekat dengan anak mereka? Yah, semacam quality time." Saran Temari.
Mereka tampak berpikir, "Idemu memang bagus, tapi bagaimana caranya?" Tanya Ino.
"Itu dia masalahnya, aku ingin saat kita tidak ada. Jadi mereka bisa tahu kesulitan kita saat mengurus anak sendiri." Jelas Temari.
"Hei, idemu membuat otakku berfungsi." Sahut Sakura yang tersenyum misterius.
"Jangan tersenyum seperti itu, kau seperti nenek sihir." Hina Ino.
"Diamlah, Pig. Kau merusak fungsi otakku." Gerutu Sakura.
"Jadi bagaimana?"
"Begini, selama ini kita tidak pernah mengambil cuti kecuali ada hal penting, kan? Jadi setelah ku pikir-pikir, bagaimana jika kita mengambil cuti selama 5 sampai 7 hari untuk menghabiskan waktu bersama dan biarkan para suami itu kerepotan mengurus anak?" Sakura menatap mereka penuh keyakinan.
"Tapi bagaimana kita mengatakan pada mereka?" Tanya Hinata.
"Katakan saja, urusan pekerjaan di luar kota." Jawab Ino santai.
"Wah, tumben sekali otakmu itu, Pig." Ucap Sakura riang.
"Aku harus bangga atau marah dengan pujianmu itu, Forehead?"
Sakura mengangkat bahu.
"Cukup masuk akal. Apa kalian semua setuju?" Tanya Temari.
Ino dan Hinata mengangguk setuju, namun Sakura masih terlihat ragu.
"Bagaimana denganmu, Sakura? Kau juga membuat ide ini."
"Eh, aku setuju. Hanya saja aku memikirkan kita harus kemana selama itu? Apalagi keadaan Hinata yang sedang hamil tidak memungkinkan kita untuk pergi jauh, tapi jika hanya di sekitar sini kemungkinan ketahuan juga sangat besar." Penjelasan Sakura membuat mereka kembali berpikir.
"Ano, bagaimana jika aku menghubungi Neji-nii untuk meminta bantuannya? Karena dia punya villa pribadi di desa pinggiran Konoha. Kita juga bisa mengajak Tenten sekalian, kan?" Saran Hinata.
"Kau benar. Bagaimana bisa kita melupakan wanita cepol itu? Ahahaha.." Tawa Temari.
"Ya, kita lupa bahwa anggota kita kurang 1 karena sudah lama sekali sejak kita berkumpul dengan anggota lengkap." Ino juga tertawa.
Tenten merupakan teman seperjuangan mereka sejak SMA dan kerja di rumah sakit yang sama. Tapi karena Neji, suaminya harus mengurus hotelnya di Suna. Dengan terpaksa ia juga di pindah di cabang Rumah Sakit Konoha yang ada di Suna.
"Kau bisa menghubungi Neji, kan?" Tanya Sakura pada Hinata.
"Akan ku coba." Jawab Hinata sambil mengeluarkan ponselnya dari tas. Ia mencari nama Neji dan menekal tombol hijau tak lupa tombol speaker yang diaktifkan.
Tut..tut..
"Ya, imouto? Ada apa?"
"Niisan, bisakah aku meminta tolong?"
"Tentu saja, kau ingin apa?"
"Bisakah aku dan teman-temanku memakai villa niisan yang ada di Konoha untuk beberapa hari?"
Diam sejenak, "Tentu, kau akan mengadakan liburan?"
"Ya, semacam itu, dan bisakah Tenten ikut?" Tanya Hinata ragu karena Neji tidak tahan jika harus berjauhan dengan Tenten.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Papa Suke(END)
FanfictionDisclaimer: Masashi Kishimoto Pairing: Sasusakusara Rate:T Typo,ooc,dsb. Cerita ini murni milik saya. Gambar diambil dari berbagai sumber. Apa jadinya jika seorang Uchiha Sasuke, pengusaha sukses yang terkenal dengan sikap dingin dan tegasnya harus...