Sudah bertahun-tahun menjalani sebuah hubungan. Saling mengerti satu sama lain. Bersama menjalani sebuah tantangan.
-Cristianna MirabelMembaca dan menulis itulah hidupnya. Anna tidak bisa melepas kegiatan itu serasa seperti pendamping hidupnya selama ini. Sampai-sampai Anna lupa waktu dan ketiduran jam 3 pagi. Eitss...jangan terpengaruh sama rajinnya. Selain belajar, Anna memiliki hobby yang sangat kebo yaitu tidur. Anna masih aja tidur padahal jam sudah ke angka 06.45
Hmm..? Jam 06.45?
HAAA!! INI SUDAH JAM 06.45 DAN SEKOLAH MASUK JAM TUJUH TEPAT
Anna bergegas keluar dan berdiri di depan dua pintu kamar yang berada dibawah. Siapa lagi pemilik kedua kamar selain abangnya. Pintu pertama milik kakak tertuanya-Celvin. Pintu kamarnya ditempeli dengan stiker kartun seperti barbie, spongebob, ninja hatori, dsb. Terlihat jelas bahwa kakak tertuanya memiliki pribadi khas anak masa kecil kurang bahagia, tetapi entah kenapa banyak cewek-cewek menyebut dia keren dan ganteng. Dengar dipuji gitu, udah ngeri gue dengernya. Pintu kedua milik kakak keduanya-Charlie. Pintu kamarnya lebih ramai dari pada pintu yang lain. Tertempeli oleh stiker negeri impiannya dan gantungan kunci yang diberikan oleh ratusan cewek-cewek, bisa dibilang fans nya.
Anna langsung mendobrak pintu Celvin dengan keras.
"ABANG! GUE KESIANGAN!! KENAPA GAK BANGU-!" teriak Anna terputus.
Bukan karena abangnya sudah bangun, melainkan ada kecoak di bawah kasurnya. Tanpa berpikir Anna menggunakan buku di meja abangnya untuk mendorong kecoak ke bawah kepala Celvin.
"ABANG, ADA KECOAK DI DEPAN LO!!"
"Ngrokkk...ngrokk.."
Bukannya bangun, abangnya malah masih mengorok di kasur kesayangannya.
"Dasar kebo.", batin Anna.
"ABANG ADA KECOAK BENERAN"
"Diam Anna, gue gak bakal tertipu sama lo"
"BENERAN ABANG SUER DEH DEMI NINJA HATORI"
Celvin membuka matanya pelan dan ia langsung melompat memeluk Anna karena di depan matanya terdapat kecoak yang sedang menatapnya. Anna menertawai abangnya terbahak-bahak. Tanpa berpikir panjang, Anna membuang kecoak tersebut melalui jendela kamar abangnya.
"Lo kok jahat bener sama abang" rengekan Celvin.
"Abang yang seharusnya jahat, udah tau adik lo ini mau sekolah bukannya bangunin malah masih ke alam mimpi santai-santai"
"Iya iya maaf. Sana mandi, abang buatin roti."
"Oke. Bangunin tuh adik lo satunya."
"Siap Anna cantik yang buaikk sedunia", rayu abangnya.
"Bodo bang"
Selesai mandi, ia pun melahap roti yang dibuat abangnya dengan cepat. Karena Anna tahu jika telat, ia akan menyesal seumur hidup karena tidak bisa mengikuti ujian.
kring...kringg...
*Tanda bel istirahat*"Oyy Anna, muka lo lemes amat. Gak tidur ya semalam gara-gara sama pendamping lo terus?" tanya Rana sahabatnya Anna.
"Ya pastilah, masih pakai nanya lagi lo kayak baru kenal", balas Vani sahabat Anna dari kecil.
"Ke kantin yuk, biar mata lo adem liat cogan-cogan gitu", ajakan Rana.
"Yaudah ayo, lagian gue laper. Ingat ya, bukan karena cogan tapi karena cacing gue udah lompat-lompat di perut", balas Anna.
Mereka bertiga pergi ke kantin dan duduk di belakang paling pojok.
"Eh Anna", panggil Rana.
"Hm"
"Annaaa liat sini"
"Apaan?"
"Lo tahu gak? Cowok yang sering digosipi cewek-cewek disini?" Tanya Rana.
"Tahu. Kenapa emang?" jawabnya datar.
"Dia itu ganteng tahu. Kalau lihat dia berasa kayak orang Korea yang kesasar di Indonesia"
"Bodoamat. Lo tunggu sini, gua mau beli es teh."
Setelah beli es teh, tidak sengaja Anna menabrak dan menumpahkanya ke baju sosok lelaki yang baru dibicarakan.
"Oh.. maaf, gue gak sengaja" jawab Anna panik.
"Bawa dia"
Kedua temannya langsung menyeretku ke tempat lain.
"Lepasin gue! Sapa lo berdua, mau bawa gue kemana" teriak Anna yang membuat mereka menjadi pusat perhatian kantin.
"Ini perintah dari bos, lo jangan banyak tanya deh", jawabnya sambil tersenyum manis.
Gue hanya bisa pasrah dan mengikuti mereka
Jangan lupa coment and vote ya🙈
Gomawo🌹MERRY CHRISTMAS ALL
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex but Married
عاطفيةAnna, seorang wanita muda yang selalu mencintai seorang laki-laki. Waktu terus berjalan tanpa ada kata berhenti, membuat ia terus merutuki dirinya. Entah apa yang harus ia pikirkan, entah sampai kapan ia harus menahan rasa sesak di dadanya setelah m...