Title : Lonely Child
Genre : Romance, Drama, Slice of life
.
.
.Kriiing~!!!
Sosok bocah yang sedang tertidur itu terbangun ketika dia mendengar suara jam alarmnya berbunyi. Dia mendudukkan dirinya, lalu dia mematikan alarmnya.
Dia menatap sekeliling kamarnya dengan matanya yang masih setengah terpejam. Dia menguap sebentar seraya menatap kalender yang tergantung di belakang pintu kamarnya. Anak itu tersenyum pahit.
'Ah, secepat itukah waktu berlalu...?' batinnya sedih.
Dengan langkah lesu dia berjalan keluar kamarnya, turun tangga, dan berhenti di ruang makan.
Anak itu melihat berbagai macam hidangan tersaji di meja makannya.
Tapi tidak ada seorangpun disana.
Hanya dirinya, dan makanan-makanan yang masih sangat panas itu.
"T-tuan muda Kuanlin..."
Kuanlin menoleh, menatap pelayan yang memanggil namanya itu. Kuanlin mengangkat alisnya sebelah, bertanya-tanya lewat ekspresinya. Pembantu itu tampak bingung saat dia menyadari tatapan Kuanlin.
"A-ada paket untuk anda. Dan Tuan serta Nyonya telah pergi tadi pagi, ada urusan ke Saudi Arabia. Mereka akan pulang tiga bulan lagi." Jelas sang pembantu gugup. Kuanlin mendesah pelan, pasrah akan keadannya saat ini.
"Baiklah, terima kasih karena telah memberitahuku, bibi Ahn." Kata Kuanlin tulus. Bibi Ahn mengangguk, dia menaruh sebuah kotak di meja pojok ruang makan, setelahnya dia menunduk sekilas dan pergi.
Kuanlin mendesah, terpikirkan di benaknya mengenai pekerjaan kedua orangtuanya yang sangat sibuk, yakni menjadi diplomat. Dia beralih menatap kotak itu dari kejauhan.
Kotak itu terlihat misterius. Tapi Kuanlin berpikir apa yang ada di dalam kotak itu dapat menghilangkan rasa kesepiannya selama ini.
Kuanlin rasa dia akan membukanya nanti setelah dia makan dan mandi.
→←
Selesai makan dan mandi, Kuanlin membawa kotak itu ke kamarnya. Karena kotak itu cukup besar dan berat, Kuanlin kesusahan sendiri untuk membawanya.
"Huft... Akhirnya sampai juga ke kamar. Apakah isi kotak ini?" Kuanlin bertanya kepada dirinya sendiri seraya membuka solasi yang menutupi seluruh permukaan kotak itu.
Kuanlin pikir, siapapun yang mengirim kotak ini, tidak tahu bagaimana caranya menyolasi dengan benar. Mungkin Kuanlin dapat mengajari orang yang membungkus kotak ini cara untuk menyolasi dengan benar.
'Ah, apakah yang aku pikirkan tadi. Itu sangat aneh. Fokus, Kuan.' Batin Kuanlin seraya menggelengkan kepalanya. Kuanlin kembali fokus kepada pekerjaannya tadi.
"Eh, surat?" tanya Kuanlin begitu dia melihat sebuah amplop di kotak itu. Kuanlin memutuskan untuk membaca surat itu.
"Halo, jangan takut. Aku adalah orang yang diutus oleh kedua orangtuamu untuk menemanimu. Pada saat jam tujuh malam, bukalah pintu rumah saat kamu mendengar suara pintu diketuk lima kali. Dan kamu akan menemukan seseorang yang akan membuatmu bahagia." Kuanlin tampak sangat ragu. Dia tahu banyak penculikan anak menggunakan modus seperti ini. Itu sebabnya Kuanlin harus sangat waspada.
"Tapi tidak ada salahnya, kan, untuk memastikan kebenaran surat ini. Hng... Untuk berjaga-jaga, aku harus menyiapkan pemukul. Siapa tahu ini hanya modus." Kuanlin menganggukkan kepalanya. Dia beralih, menatap kotak yang sempat dia tinggalkan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUINQUENNIUM
Fanfiction[Prompt 2 event Petrichor on September] Quinquennium mean five years. Kuanlin adalah anak yang kesepian, di ulang tahun ke sepuluhnya ia mendapatkan kado seorang kakak yang akan menemaninya selama hari ulang tahunnya. Namun sosok Jihoon hanya akan k...