1

53 8 3
                                        

Keyxa pov

Hujan yang menusuk tulang menghampiriku,dan ia menghambat langkahku. Aku menunggu hujan ini reda dibawah perlindungan atap parkiran sekolah. Tubuh ideal nan tinggi ini menggigil diterpa angin nan dingin. Angin itu masuk ke dalam jantung menembus hangatnya aliran darah. Pandanganku kabur karena kacamata ku dipenuhi embun, tiba-tiba aku melihat seseorang. Orang itu keluar dari mobilnya.

 Dia membawa payung dengan tubuh tegapnya. Dan betapa terkejut nya aku saat dia berdiri di depanku. Dia adalah ketua osis di sini.
Perkenalkan namaku Keyxa Alexander Sefara. Sekarang aku kelas XI Mia 2 di SMA MERAH PUTIH. Aku terlahir sebagai seorang blasteran. Aku mempunyai 2 orang kakak dan satu orang adik laki laki. Kakakku yang pertama merupakan perempuan dan sekarang sudah menikah dan tinggal di luar negeri karena suaminya blasteran juga perusahaan suaminya itu ada di sana jadi dia ikut suami, sedangkan kakakku yang kedua adalah laki-laki dan sedang menempuh pendidikan di fakultas bahasa dan sastra. Lalu adik laki laki ku yang tampan,imut, sweet, puitis dan pintar. Dia bersekolah di SMP Garuda Jaya, dan sekarang dia dia menduduki kelas 3 smp
 
Orang yang kini berdiri dihadapanku sedang memandangiku dengan sangat teliti. Ia memandangiku mulai dari ujung kaki hingga ujung rambutku. Saat aku ingin bicara justru ia sendiri yang angkat bicara terlebih dahulu.
 
" Hy exa, lo belum pulang dek? Motor lo kemana, biasanya kan pake motor?"
" Motor gue lagi di service kak, jadi gue nggak bawa motor hari ini"
" Kalau gitu kita pulang bareng aja, kebetulan hari ini gue bawa mobil, gue antar lo pulang yah, lo nggak keberatan kan?"

 Aku terkejut mendengar perkataannya itu. Seorang ketua osis yang tampan,keren,dan idaman para wanita sekolah ini, dia adalah mantan king SMA ini dan dia adalah most wanted disini. Apakah aku bermimpi bukannya aku dan dia terlibat dalam sebuah masalah. Apa dia lupa pernah ngelakuin apa sama aku??? Dia ingin mengantar ku pulang?? Apa yang terjadi padanya. Dalam lubuk hatiku yang paling dalam aku sangat ingin cepat pulang tapi tidak dengannya. Aku tidak ingin pulang dengan orang yang aku benci. Tapi karena cuaca yang kian memburuk ku urungkan niat untuk menolak ajakannya.

"Exa, hei kok ngelamun, exa, keyxa"
"Ya eh, maaf kak , iya kak gue  mau"
"Yuk naik, sini gih lo gak boleh hujan-hujanan dek ntar lo sakit dek"
"Naik???? Naik apa???"
"Makanya jangan ngelamun, ntar kemasukan lo"

  Dia memayungiku menuju mobilnya yang bisa dibilang harganya cukup mahal.

Di dalam hatiku aku merasa sangat risih berada didekatnya dan sungguh aku sangat terpaksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dalam hatiku aku merasa sangat risih berada didekatnya dan sungguh aku sangat terpaksa. Saat sampai di mobil ia membukakan pintu mobilnya untukku. Aku masuk dan duduk disamping kemudi dan saat aku memasang sabuk pengaman ia sudah masuk.
 
Lalu mobilnya berlalu dari pekarangan sekolah. Dia mengendarai mobilnya cukup cepat tapi ia tetap berhati hati. Saat diperjalanan aku hanya diam dan begitupun dengannya. Suasana hening yang membuatku bosan hanya rintik hujan yang terdengar samar dari dalam mobil.

Keheningan yang tercipta seketika pecah oleh dering ponsel. Aku mencari ponselku yang berdering di dalam tas dan yang membuat ku aneh ia juga mencari sesuatu. Dan saat itu ia menemukan ponselnya. Ternyata ponsel yang berdering itu ponselnya. Apa???? Oh demi apaaaa??? Kenapa dering ponselku sama dengannya?? Tunggu dulu ponselnya pun sama denganku, oh tidak.
 
Ia menepikan mobilnya dipinggir jalan lalu menekan tombol hijau yang tertera pada ponselnya. Setelah itu ia menempelkan ponsel itu ke telinganya, ia berbicara dengan orang yang menelponnya. Ia berbicara dengan nada yang menurutku lembut. Aku bosan sekali harus berada disituasi seperti ini. Aku hanya memandangi jalanan yang ramai oleh kendaraan yang berlalu lalang. Tapi ketika aku memandang ke arah samping mataku terpatok pada seorang anak yang sedang berjualan kue.
 
Aku melepas sabuk pengamanku dan mengambil payung yang tadi digunakan oleh dia untuk memayungiku dan dirinya menuju mobil. Aku keluar dari mobil dan menghampiri anak itu dan memayunginya. Sepertinya aku melupakan sesuatu tapi saat aku ingin melangkah ada sebuah tangan yang mencegat langkahku. Dia memegangi lenganku.

Love In A Flat Build ( hiatus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang