8

3 1 0
                                        

"Exa"

Yang di panggil pun langsung melihat ke asal suara. Dan betapa terkejut nya ia melihat lelaki yang kini ada di depannya. Pria itu tampak marah dan kesal.

"Eh Kak Zevan, kakak belum pulang?"
"Gue nungguin lo" jawabnya Zevan datar
"Eh"

Seketika Keyxa ingat bahwa ia berjanji pulang dengan Zevan. Dan sekarang ia akan pulang bersama Arin. Ia bingung harus pulang dengan siapa, pulang dengan Zevan yang sudah membuat janji dengannya atau pulang dengan Arin.

"Lo jadikan pulang sama gue" tanya Zevan
"Hmm, Didib, kamu nggak apa apa kan aku pulang sama Kak Zevan??"
"Nggak apa apa kok, udah janji juga kan, and lain kali aku masih bisa pulang bareng kamu, lagian nanti kita ketemuan kan di rumpoh"
"Iya, yaudah aku duluan ya dib"

Arin pov

Aku sedang membantu ceva piket kelas karena kami mempunyai jadwal yang sama untuk piket.

"Nanti pulangnya bareng aja" ucapku padanya.
"Iya"

Aku memperhatikannya saat sedang menyapu dia terlihat sangat manis. Aku sangat menyayangi dan mencintai Ceva. Tapi aku takut hubungan persahabatan kami renggang bahkan munhkin bisa rusak hanya karena pernyataan cintaku.

Setelah selesai kami berjalan menuju parkiran. Dari jauh aku melihat seorang pria melihat ke arahku dan juga Ceva. Pria itu tampak kesal dan marah dan tak lama ia berjalan ke arah kami. Ternyata pria itu adalah kak zevan.

"Exa" panggil nya
Ceva tampak terkejut saat namanya dipanggil oleh kak zevan.

"Eh Kak Zevan, kakak belum pulang?" pertanyaan itu yang dilontarkan oleh ceva kepada kak zevan
"Gue nungguin lo"
"Eh"

Aku terkejut saat tau kak zevan menunggu ceva. Dan ceva tampak berpikir dan seperti teringat sesuatu. Ceva nampak bingung antara pulang denganku atau dengan kak zevan.

"Lo jadikan pulang sama gue" tanya Kak Zevan
"Hmm, Didib, kamu nggak apa apa kan aku pulang sama Kak Zevan??" tanya ceva padaku dengan nada pelan
"Nggak apa apa kok, udah janji juga kan, and lain kali aku masih bisa pulang bareng kamu, lagian nanti kita ketemuan kan di rumpoh" aku mengalah karena ceva memang sudah berjanji pada kak zevan
"Iya, yaudah aku duluan ya dib" pamit ceva.

Kuperhatikan punggung ceva hingga hilang dari pandanganku. Aku pun pergi menuju motorku. Lalu ku nyalakan dan pergi dari parkiran sekolah menuju rumah.

Arin pov off

Di tempat lain seorang gadis sedang terdiam dengan segala pemikirannya. Gadis itu sedang berada di dalam mobil bersama seorang pria yang dari tadi hanya diam memandang lurus jalanan sambil menyetir.

Suasana yang hening membuat kecanggungan diantara mereka bertambah. Gadis itu melirik pria disebelahnya yang fokus pada jalan dan setirnya.

Gadis itu lupa akan janjinya pulang bersama pria satu ini. Padahal pria itu sempat menelponnya saat istirahat tadi. Mungkin karena ia terlalu senang saat arin bersamanya makanya ia lupa.

Gadis itu tak sadar ia telah sampai dirumahnya. Pria itu melihat ke samping dan menemukan gadis itu melamun. Ia tak tahu apa yang dilamunkan oleh gadis itu tapi ia tak ingin membuat gadis itu semakin larut dalam lamunanya sehingga ia berdeham sedikit keras. Dan itu sukses membuat gadis itu sadar dari lamunannya.

Zevan pov

Aku sangat kesal dengan Exa, dia dengan mudah nya melupakan janjinya padaku. Dan yang paling membuatku marah adalah dia malah ingin pulang dengan pria lain. 

"Lo jadikan pulang sama gue" tanya gue dengan nada datar
"Hmm, Didib, kamu nggak apa apa kan aku pulang sama Kak Zevan??"

Apa apaan, lagian ngapain juga nih cowok satu ngajak exa pulang bareng - batin ku

Love In A Flat Build ( hiatus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang