Karena pada dasarnnya hidup bukan hanya tentang wanita. Hidup juga tentang siapa yang menciptakannya. Ada hak yang ingin dia dapat. Tapi tidak untuk selamanya. Ada angan akan pergi dan bertemu yang lain. Ya itu adalah Dav, yang belum dikenal jauh oleh Deane.
***
Hari ini di kantin sekolah. Dav merasa perutnya yang kecil memebesar akan meletus. Kenyangnya sangat sangat. Membuang sampahnya, ia menemukan secarik kertas tergores tinta dengan sebait kata.
Membaca.
"Hai Tuhan..kapan kita akan bertemu? Minggu depan? Atau lusa? Aku ingin memperkenalkanmu dengan cintaku. Yang tak lain adalah ciptaanmu. Dia sempurna. Lain dari kata kata. Entah dia setuju atau tidak aku tidak peduli. Aku akan sangat senang jika kau bisa memberinya jalan ke surgamu yang indah.""Hm indah.."
***
"Iya kemaren itu Indah sama Brayen berantem. Gara gara penggarisnya di tulis pake tipek sama Bray." Deane ngoceh panjang. Seolah di tau dunia Bray.
Tiana hanya bisa diam saja. Kadang cuma mringis. Narik bibir. Atau malah mlongo liat dunia lain. Ya iya sengaja. Envious kata hatinya.
"Na?ko lo ga ngrespon gue si. Apa ga lucu ya. O gue tau Bray emang brengsek. Ya tapi itu sisi konyolnya. Iya haha!"
"Hem haha." Singkat Tiana.
"Gitu doang? Basi. Yuk ah kita makan." Ajak Dea.
***
"Mbok saya pesen 2 roti isi. Sama coklat dingin 2 ya mbok. Esnya banyakin." Sambar Dea.
"Oh iya non." Balas mbok Minah.
5 menit kemudian..
"Ini non pesenannya." Mbok Minah menaruhnya dengan penuh hatihati.
"Iya makasi mbok." Ucap Dea.
"Lha kok jus jeruk? Perasaan gue tadi pesen coklat dingin." Dea mengangkat alisnya sebelah."Makanya sekolah yang bener. Biar tu mulut ga salah pijit." Cetus Tiana.
Dea hendak meminta mbok Minah untuk menggantinya. Tapi sesosok mata sedang menhincarnya. Dav.
"Dav. La itu kan coklat gue. Apa ketuker ya?" Menggigit jari bicara sendiri.
Dav semakin mendekat.
"Nih coklat lo kan? Tadi gue gak sengaja liat lo binggung pesenannya salah. Itu jus jeruk gue." Jelas David."Liatin gue?" Lirih Dea samarsamar.
"Kenapa De?"
"Eh enggak. Nih jus lo. Kita tukeran aja."
"Emang ketuker kan?." Heran Dav.
"Oh iya hh" seketika Dea dibuat gugup dikelnya.
Dav berbalik badan. Keduanya duduk lalu makan. Ya jauh jaraknya. Tapi mata saling mencari keberadaannya.
"Jadi gue dicuekin? Ga ditawarin makan?" Protes Tiana.
"Hah? Hh ya udah ini makan aja. Ini kan buat lo sama gue." Ngakak Dea.
Ada aja monennya. Kenapa harus galau. Secara ya lo itu udh kyak d surga De. Lo bkl bahagia klo mau ngikutin jalan dunia.
Tp ya ada benernya jg sih. Jangan gampang asal 'gedebug love' klo ujungnya bklan nyakitin
KAMU SEDANG MEMBACA
Deane's Live
Teen FictionBuat David lo bener sih tp lbh banyak gobloknya. Taunya cuma sakit. Apa lo pernah tanya ke Dea? 'De lo pernah sakit g klo gue deket sama dia?' Ga pernah kan. Maka dr itu pengakuan antara mundur dn kembali lagi itu maksdnya apa? Sama aja lo mainin pe...