11;Deane

9 0 0
                                    

Inini si mbamba pemeran utamanya. Part kali ini bakalan masuk fase pdkt antara Dav sma Dea. Baik kan gue. Kasih tau duluan hem.

"Udah kenyang?" Tanya Dea.

"Belom." Balas kecut Tiana.

Dea bingung. Kali ini Dea bahkan sama sekali tidak tau apa yang Tiana rasakan. Apalagi membantu masalahnya.

Bel masuk berbunyi. Semua penghuni kantin bubar. Menyisakan gelas piring bekas makanan.

Ketika pulang sekolah. Seperti biasa Deane dan Tiana menunggu angkot langganannya. Dea mencari kesempatan untuk bertanya bagaimana seorang Tiana yang crewetnya tingkat dewa bisa kalem ditatap dunia.

"Na. Gue boleh tanya gak si?" Dea mulai bertanya.

"Sok." Singatnya.

"Lo ini kenapa sih? Adapa? Cerita dong. Gue kan jadi bingung. Lo ini gak kaya biasanya na." Menekankan suaranya.

Tiana sempat berfikir. 'Emang ada yang beda dari gue?' Tiana tidak bisa mengatakan semuanya. Klo sebenernya patah hati jadi topik utama kalemnya Tiana.

"Gue gak apapa De." Tiana menarik senyuman. Memegang lengan Dea. Baginya mungkin ini yang terbaik. Merasakan cinta untuk cinta yang memcintai sahabatnya.

"Tapi.." tidak sampai pada kalimatnya, Tiana menarik pergelangan Dea ke angkot yang sudah datang tanpa disadari Dea.

Ketika sampai rumah.

"Dea." Panggil ibu.

"Iya bu adapa?" Menghampiri sang ibu dengan lesunya.

"Tadi si..si..siapa itu namanya? Yang itu lah.. siapa?" Lupa seakan mengingatkan Dea.

"Siapa bu? Cowo? Cewe?" Balik memgintrogasi.

"Cowo."

"Erik?"

"Bukan" lagi.

"Nono?"

"Bukan" lagi.

"Trus siapa?" Dea hampir kesal dibuatnya. "Apaiya Brayen atau Dav?" Menyebutnya lesu.

"Nah iya itu si Daved." Ibu meninggikan suaranya riang.

"Dav? Adapa dengan Daved bu?" Dea menggucangkan lengan ibunya.

Ibu merasa binggung melihatnya. Terkikik dalam hati. 'Sepertinya Dea suka.' Ibu tidak pernah melarang Dea untuk menjalin asmara dengan siapapun. Dia hanya menuntutnya untuk selalu memberi tau siapa yang iya gandeng saat ini ataupun saan nanti. Baginya masa Dea adalah masa indah dimana seorang wanita harus dibahagiakan oleh seorang pria sejati.

"Itu De. Katanya kamu kan mau ngajarin dia ngerjain tugas. Nah dia minta jam 3an. Soalnya jam 1 dia ada urusan." Menjelaskan pada putrinya dengan selembut mungkin.

'Tugas apaan? Gue gak pernah janji. Apalagi janjian sama Dav.'

"Owh iya bu makasi infonya." Dea tertawa riang.

"Baik De. Sekarang kamu ganti baju trus makan ya."

"Iya bu." Percakapan diakiri Dea.





Sampe sini dulu laya. Pdkt-nya nanti aj hh. Cape.

Deane's LiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang