Shipu sering ikut pak Samin ke pasar pada kamis pagi untuk menjual kapulaga. Jadi, Shipu bukanlah orang yang terisolasi dari dunia luar. Sebagai orang yang tinggal dipelosok hutan, Shipu tidak merasa aneh dengan lingkungan masyarakat di pedesaan maupun perkotaan, baginya sama saja. Shipu bahkan pernah menginap di rumah saudaranya di kota selama satu minggu, nampaknya dikurun waktu itulah Shipu dapat menyimpulkan bahwa semua hal didunia ini diberikan sesuai porsi, tugas manusia hanya mensyukurinya tanpa mengingini sesuatu yang bukan porsinya. Lebih dalam lagi, Shipu selalu mengajak orang orang untuk menghadirkan surga dimanapun kita berpijak, sebab baginya Surga adalah tempat Tuhan bertahta, dan pabila kita sanggup menghadirkan Tuhan, tentu sudah satu paket dengan kediamannya. Dengan menghadirkan surga, tanah sebecek apapun adalah emas, kerikil setajam apapun adalah batu safir, batu kali sekasar apapun adalah opal.
Shipu kadang merasa aneh dengan orang orang yang mengeluh, orang orang yang bertengkar, orang orang yang saling menghina. Kata ayahnya orang orang seperti itu adalah orang orang yang "sedang mau" dikuasai oleh kejahatan, karena hanya sebatas "sedang mau" , tentu tidak abadi. Kuncinya adalah ketika kita melihat manusia sebagai manusia maka kita akan terhindar dari virus kejahatan tersebut.
..............Shipu tidak bisa baca tulis, namun istimewanya ia seperti bisa membaca tulisan tulisan alam dan mendengar kalimat kalimat yang dikumandangkan tiap tiap musim. Mungkin itu berkat aksi puasanya.
Disaat anak anak lain bermegah akan seberapa kuat mereka menahan haus dan lapar, Shipu justru menikmati puasa yang ia lakukan dengan menahan emosi dan pikiran-pikiran buruk. Dan ia melakukan puasa itu sepanjang hidupnya. Itupun ia sadari kalau hal tersebut juga merupakan tindakan puasa saat ia mendengarkan sebuah ceramah di masjid, pada waktu umurnya 13 tahun, dan saat itu Shipu mengamininya.
Shipu sendiri adalah seorang Nasrani yang taat beribadah. Tempat ia beribadah adalah seluas jagad raya. Dan Tuhannya adalah Tuhan yang kaya, yang sanggup meletakan mimbarnya dimanapun.