Hidup di hutan tidak menjadikan Shipu seperti Tarzan, kalau menjadikan liar ; iya, namun liar dari segi pemikiran, bukan liar sih, namun orang orang banyak yang tidak menyusuri selasar selasar pemikiran Shipu, itu berbeda. Dunia itu amat luas, namun pemikiran manusia lebih luas.
Hutan mampu membuat Shipu menjadi manusia yang tidak pernah takut tersesat. Dan Shipu berpikir manusia memang seharusnya tidak takut tersesat, baik tersesat di dunia maupun di pemikiran. Tentu ada hal yang membuat Shipu berpikiran seperti itu, adalah sewaktu Shipu tersesat di hutan Barakele, hutan yang kabarnya masih menyimpan dua ekor badak bercula satu. Awalnya Shipu iseng ingin mandi di sungai yang belum pernah ia jamah. Ia pergi sendiri, hanya dengan membawa sekantong keberanian, dan kantong itu tidak terlihat, kantong itu adalah pemberian ayahnya, sebagai kado natal beberapa tahun lalu. Cukup mudah untuk berjalan menuju sungai yang akan dituju, sebab suara sungai begitu jelas terdengar, apalagi waktu itu adalah musim penghujan. Sesampainya disungai berenanglah Shipu girang, sungai benar benar tak terjamah, berang berang masih menguasai. Meskipun sungai itu begitu indah, namun Shipu tidak pernah berpikiran untuk membandingkan dengan sungai sungai yang lain. Dan pabila Shipu adalah orang pertama yang menemukan sungai tersebut maka Shipu tak akan pernah memberi nama pada sungai itu, dipemikiran Shipu nama sungai itu adalah sungai. Jalan pemikiran Shipu memang membingungkan, kadang sesederhana itu, kadang rumit serumit rumitnya.
Setelah mandi dan bersenang senang, Shipu kembali pulang, namun kini ia tersesat. Ia berjalan melalu kawasan yang sama sekali baru. Itu kali pertama Shipu resah. Namun ia mencoba untuk tenang, dan berhasil, Shipu tahu bahwa kekhawatiran adalah sampah yang menyumbat aliran sungai pemikiran, ketika sampah itu dibuang, maka aliran kembali lancar. Lalu teranglah pemikiran Shipu, ia kembali berjalan dengan tenang, dan mulai menikmati apa apa saja yang ia lihat di perjalanan. Salah satunya adalah berpapasan dengan babi tua sebesar meja ruang tamu pamanya, sekitar 1,5 meter panjangnya. Shipu kaget bukan kepalang, ada rasa takut, dan aura ketakutan itu sanggup dilihat oleh babi tersebut. Namun rasa takut Shipu lama lama hilang, Shipu menyadari bahwa beberapa rasa takut hanya disebabkan oleh kekagetan saja, tentu jika sudah terbiasa maka rasa takut itu akan hilang. Menghadapi dan mengalahkan ketakutan adalah hal yang baik, namun ia tak pernah bilang kalau menghindari sebab sebab ketakutan adalah hal yang bodoh. Di pikirannya ; manusia sungguh punya banyak pilihan dalam menyikapi sesuatu, mereka tahu bahwa harus ada yang mereka lakukan, lalu ketika dampak dari tindakan ataupun pilihan tersebut mulai terlihat; manusia menjadi punya pengetahuan baru, dan manusia diharapkan menjadi bijak dalam menyikapi pengetahuan tersebut, agar dalam melangkah kedepannya manusia menjadi tidak kebingungan sebab setidaknya lebih tahu apa yang baik yang harus mereka lakukan. Memang, semenjak kemurnian sifat ilahi dalam diri manusia hilang pada peristiwa di taman eden, manusia harus benar benar mencari sendiri mana yang baik dan mana yang jahat. Tapi Tuhan tak meninggalkan manusia, Ia turut membantu perjuangan manusia dalam perjalanannya menuju kembali padaNya, yaitu dengan memberikan akal budi, itu adalah warisan Tuhan.Sekian jauh dan lama Shipu berjalan, akhirnya ia menemukan lidigan yang biasa ia lewati, dan tempat itu tidak asing. Meski itu hanya sebuah lidigan kecil, namun saat itu Shipu merasa lidigan tersebut adalah jalan raya yang amat lebar, itu merupakan efek halusinasi dari sebuah rasa syukur. Kini Shipu mengerti bahwa tersesat itu tak ada, bahwa ketika menemui jalan buntu sekalipun manusia tetap bisa kembali, bahwa manusia ketika berbelok sedikit saja dari jalan raya dan berjalan menyusuri gang gang sempit muaranya pastilah jalan raya lagi. Jadi jangan kaget pabila ada orang yang berkutat pada gang gang sempit, terlunta lunta, namun mau belajar dan menyerap ilmu pada setiap apa apa saja yang ditemui dalam perjalanannya di gang gang sempit itu ; justru nantinya akan menjadi manusia yang amat terang ketika sudah mencapai jalan raya. Sebaliknya, jangan juga kaget ketika ada orang yang berjalan begitu santai dijalan raya, tidak pernah belajar apapun, hanya bisa bersiul dan menikmati pemandangan ; ia hanya akan menjumpai kesia-siaan belaka.
Jangan berpikir bahwa gang gang sempit adalah labirin yang menyesatkan, berpikirlah bahwa gang gang sempit adalah ujian yang menyenangkan, dan Tuhan menghendaki manusia sebagai manusia yang teruji.
![](https://img.wattpad.com/cover/157760769-288-k770127.jpg)