lembar ketujuhbelas

3 4 0
                                    

Ketika gundah datang,gelisah menyelimuti begitupun dengan rangkaian kata yang seakan tak mampu terucap. Langkahku terhenti hatiku gelisah firasatku mulai berimajinas,ada apa dengan dirimu?. Jantungku berdekap cengkrang mendengar berita bahwa disana terkena musibah bahkan isu tsunami pun berhembus. Pikiranku melayang layang,selama ini uang yang ku tabung seakan sia sia,pikiranku merewang jauh melewati lintas batas. Aku sangat takut jika nanti yang ku temui bukan dirimu melainkan nisanmu. Ketika mendengar kabar itu,aku pun langsung menangis. Ribuan doa terpanjatkan diakhir sujudku. Penuh dengan kesunyian dan bahkan hanya tangis yang ku dengar. Ketika kau menelponku aku tak kuat,mendengar tangisanmu. Aku sangat perduli denganmu. Apalagi kata yang kau ucapkan tambah membuatku semakin menangis "kalau kita tidak bisa bertemu di dunia maka temuilah aku di surga". Seakan petir disiang bolong,malam yang cerah itupun berubah menjadi gelap dan bahkan langitpun mencurahkan air matanya. Aku pun tak sanggup berpisah,rasanya tidak ikhlas. Entah memang kenapa,tapi aku sangat khawatir denganmu. Berharap bahwa aku bisa bertemu denganmu terlebih dahulu sebelum kematianmu,atau aku akan menemui disurga nanti? .
.
.
.
.
.
#lembar_17

100 lembar noda tinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang