lembar kesembilanbelas

3 3 0
                                    

Mengolah rindu,mengusap embun biru dipelupuk mata. Menatap jendela hampa seakan bercermin dengan senyum simpulnya. Wajah teduh itu menyadarkan bathinku dari lamunan semu. Tidak,bukan aku terpaku terhadap wajahnya tapi aku terpaku mengapa ia bisa mencintaiku setiap hari dengan orang yang sama tanpa berkurang sedikitpun. Aku bertanya padanya mengapa kau bisa mencintaiku setiap hari tanpa berkurang sedikitpun?. Dia menjawab santai sebab cinta berasal dari hati bukan dilukis wajah. Apapun yang aku cintai sekarang adalah hasil dari hatiku,hatiku sudah nyaman denganmu buat apa aku mendua jika bersamamu saja dapat membuatku lupa waktu. Aku bisa saja mendua,tapi aku sadar bahwa sejauh apapun aku pergi hatiku tetaplah dihatimu,tidak berkurang sedikitpun. Biar banyak pria lainnya yang mendambakanku,tetap saja hati ini tidak dapat berdusta bahwa aku telah memilihmu menjadi orang yang disampingmu,meski sesedih apapun aku,sedown apapun keadaanku,kau adalah orang yang selalu ada disampingku. Membimbingku ketika aku salah,selalu bersabar menghadapi sikap kekanak-kanakanku. Ketika adalah masalah,kau selalu sabar menghadapi celotehanku,selalu mendengarkan walau kadang aku yang salah. Wajah teduhmu tidak akan pernah membentakku walau aku sering memarahimu.
.
.
.
.
.
#lembar_19

100 lembar noda tinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang