Cewek Idaman (bagian 2)

21 3 6
                                    

"Vin, sumpah lo nggak bisa nganter gue lagi?"

"Duh, sorry banget nih Kar. Gue beneran nggak bisa buat hari ini. Lo udah pernah naik angkutan umum juga kan? Besok-besok mah pasti gue tebengin lagi kok."

"Ah tapi gue takut nih. Belakangan ini ada cowok yang selalu ada di halte dan ngasih-ngasih makanan ke gue. Kalo dia ngapa-ngapain gue gimana?!" Karina memberenggut kesal. Padahal makanannya juga ludes dia makan dan dia nggak kenapa-kenapa.

Vina, teman seperjuangan Karina dari zaman mahasiswa baru mendengus pelan. "Elah, tinggal lo galakin aja kali ntar juga ngacir."

"Udah! Gue udah galak, udah judes, udah nggak peduli, tapi tetep aja nih cowok senyum-senyum ke gue, sok basa-basi nyapa terus ngasih makanan ke gue! Kalo gue diracun atau dibius gimana? Lo nggak khawatir sama gue?"

"Anjir sumpah lebay banget lo. Naksir kali tuh cowok. Ganteng nggak? Apa jangan-jangan modelan emo-emo makanya lo setakut ini? HAHAHA."

"Ih lo mah nggak ada peduli-pedulinya amat sama gue!" Karina memukul pelan pundak Vina, menolak menjawab pertanyaan Vina yang nggak penting. Yang dipukul malah semakin terbahak.

Kalimat dari Vina malah berputar-putar terus di kepalanya. Naksir? Padahal ketemu aja baru berapa kali! Meski harus diakui kalau gantengnya laki-laki itu agak kelewatan, Karina tetap saja was-was. Kan nggak ada yang tahu dia baik apa nggak.

Sudah beberapa kali dia mendapatkan makanan dari si lelaki sejak dia menendang kecoa dari hadapan lelaki tersebut. Udah dikatain juga masih aja berusaha baik-baikin gue?! Karina nggak habis pikir.

Pada hari-hari tertentu dan ketika Karina harus pulang pakai kendaraan umum, pasti laki-laki itu ada di halte sambil menenteng kantung plastik berisi makanan. Mau nolak, sayangnya laki-laki itu udah ngacir, kabur duluan. Kan jadi bingung. Ditinggal juga mubadzir ah!

"Eh, gue duluan ya Kar? Keburu sore nih." Kata Vina sambil beranjak dari kursi.

"Ya udahlah sana. Gue bilang nggak boleh juga lo berangkat. Sana lo pergi cepetan."

Vina terbahak lagi. "Untung gue udah biasa lo galakin. Dah, hati-hati lo di halte, awas dihipnotis!" Seru Vina sambil melangkah menjauh.

Karina memberenggut. Mau bagaimana lagi. Dia juga harus pulang sekarang karena kucingnya pasti sudah kelaparan. Semoga saja angkutan umumnya datang lebih cepat daripada kemunculan laki-laki itu.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk berjalan, Karina sudah hampir sampai di halte terdekat. Ia berjalan sambil menunduk, membalas pesan-pesan dari grup yang berisi teman-teman gosip. Teman-temannya sibuk membahas mahasiswa baru yang ganteng banget di fakultas sebelah. Baru berapa hari masuk tapi fansnya udah banyak banget dari segala fakultas. Tapi Karina sih nggak tertarik sama dedek gemes.

 Tapi Karina sih nggak tertarik sama dedek gemes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gang Meme 11Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang