Berkah Musibah

443 31 0
                                    

Saat ini Bagas sedang menikmati pelajaran yang diterangkan oleh gurunya didepan. Dia mendengarkan dan menyimak, sungguh. Tapi sayang dia gak berminat buat menghayati, menghafalkan dan melakukan apa yang sudah diterangkan oleh guru didepan. Ia pusing bukan main karena tugas-tugas juga pikirannya sendiri yang berkecamuk. Ia masih galau setengah mati karena hatinya. Ia hanya ingin punya pacar, yang bisa perhatian padanya, yang bisa jadi penyemangatnya, yang selalu ada untuknya, dan dia juga akan melakukan hal yang sama seperti yang sudah dia lakukan. Udah sesimple itu keinginannya. Diam-diam Bagas mengeluarkan ponselnya dan membuka facebooknya –kini ia beralih ke aplikasi facebook di ponselnya daripada harus membuka dibrowsernya, repot jika dia harus clear history tiap habis facebookan. Dibukanya aplikasi facebook miliknya dan ia login ke akun Nug-Nug.

Pikirnya mungkin tak masalah jika ia main hp secara sembunyi-sembunyi, lagian itu kan hanya sesekali aja. Bagas memainkan ponselnya di laci mejanya dengan ditutupi oleh teman yang ada disampingnya maka dapat dipastikan ia tidak akan ketahuan.

Ia melihat notification yang masuk di facebooknya. Isinya kiriman di Grup. Ia pun malas membukanya. Dilihatnya ikon Friend Request miliknya, ada beberapa yang baru. Ia pun men-tap konfirmasi pada beberapa akun disana, semampunya dan sekuat jempolnya.

Lalu ia beralih ke berandanya lagi. Dilihatnya beberapa status yang dibuat temannya. Ia pun hanya men-tap like pada beberapa status disana. Hingga... ia sadar kalau ia telah meninggalkan pelajaran begitu lama.

“Bagas!, apa kamu mendengarkan penjelasan dari saya? Coba kamu terangkan apa yang sudah saya terangkan tadi” bentak guru didepan.

Bagas yang kaget dan gelagapan pun tanpa sengaja menjatuhkan ponsel yang ia taruh dipinggiran laci mejanya.

‘Klotak’ */eh bunyi apa itu pe’a :D ah sudahlah anggap saja itu bunyi hpnya yang jatuh.

‘Duh, mampus’ batinnya.

“Siapa yang menyuruh kamu buat mainan hp dikelas? Sekarang kamu ikut saya keruang BP” perintah guru itu sambil berjalan mendekati Bagas. “Dan serahkan hp kamu ke saya” sambungnya. Buru-buru Bagas mengambil hpnya yang masih ada dibawah mejanya, tak lupa ia men-lock hpnya agar aman dari tangan-tangan jahil gurunya yang mungkin bisa saja mengusik privasinya. Lebih-lebih kalau ada yang membuka facebook yang belum sempat ia log out itu.

‘Semoga saja enggak, kan ada password di hpnya’ batinnya lagi.

Setelah ia berjalan keluar dari kelas, seisi kelas tampak gembira.

‘Sialan’

Berasa jam kosong tanpa dirinya. Tapi percuma juga Bagas mengeluh soal itu. Yang harus diapikirkan saat ini adalah hukuman apa yang akan dia hadapi saat ini. Udah itu aja.

Sesampainya di ruang BP Bagas hanya duduk diam dan cemberut. Ia masih menyesali kenapa ia bisa seceroboh itu. Kenapa...

***

Sepulang sekolah ia masih harus tinggal di sekolah, karena ia masih mendapat tugas dari guru yang memergokinya tadi. Yaitu...

Membersihkan toilet cowok sekolah, yang kalian pasti tahulah bentukannya kayak gimana.

Kemudian ia pun memulai dari toilet nomor 1 hingga toilet nomor 6. Jika ia perlu 15 menit untuk membersihkan 1 toilet maka ia memerlukan 90 menit untuk toiletnya aja. belum lagi wastafel juga lantai dibawahnya.

Untuk saat ini mengeluh adalah solusi terburuk baginya. Dengan mengeluh tanpa bertindak pekerjaannya tidak akan selesai dan ia akan makin sore pulangnya. Jadilah ia memulai pekerjaan nista itu.

Prasangka (BoyxBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang