Side

340 24 7
                                    

Sekelam Tinta Hitam
Hingga suatu hari dia, kakak kelasku itu mengungkapkan perasaannya ke aku. Aku bingung, ini salah tapi entah mengapa dalam diriku ada sesuatu yang mendesak untuk mengiyakan pernyataan itu. Jadinya pada saat itu aku tidak langsung menerima pernyataan itu, tapi hari demi hari rasa itu semakin besar seiring perhatian dan waktunya yang sering diberikan untukku dan membuatku semakin terbuai dengan perasaan yang ingin ku tepis itu.

Suatu hari aku pun mengiyakan pernyataan itu. Kulihat dia senang bukan main. Aku pun juga ikut senang melihatnya begitu, dia tampak makin... manis, dan membuat kesan kalau dia masih seumuranku. Ah enggak kok.

Hari demi hari hubungan kami berjalan dengan baik. Dia masih sama seperti biasanya, masih sering perhatian dan masih bisa memberikan waktu luangnya buatku. Dia bukan hanya menjadi pacar bagiku, tapi juga kakak yang selalu menasehatku jika aku salah juga memujiku bila aku melakukan sesuatu yang membanggakan, juga sahabat yang selalu ada pas aku butuh, selalu memberiku support, juga kadang menjadi motivator abal-abal untukku, dia juga jadi teman curhat yang selalu dengerin semua ocehanku hingga ia sendiri terkadang sampai terbawa suasana. Bukan Cuma haru, bahkan hal yang tak terduga juga pernah, seperti tertidur misalnya.

Tapi respon yang sulit ku mengerti adalah saat aku menceritakan kejadian yang menimpaku saat rumahku kemalingan. Tatapan itu lain dari biasanya, sikap dan nada bicaranya juga. Semenjak hari itu dia jadi makin... posesif. Tapi dia kadang suka merayuku buat mengulangi kejadian yang menimpaku waktu itu, aku menolak karena aku masih takut dan aku ingat betapa menjijikkannya tubuhku saat itu. Tapi setiap aku menolaknya dia malah emosi. Puncaknya adalah suatu malam aku menemukan dia dalam keadaan babak belur dijalanan dekat sekolah saat hari mulai berganti malam. Aku yang merasa khawatir dengan keadaannya saat itu, mendekatinya dan mencoba mengobati luka ditubuhnya. Tapi sepertinya aku salah. Dia bukan seperti orang yang ku kenal sebelumnya, dia berbeda, lain dari biasanya. Dia lebih menyebalkan saat itu. Saat kudekati dia, kusentuh bahunya untuk melihat separah apa luka diwajahnya tapi dia malah menatapku dengan tatapan aneh dan langsung mendekapku. Dia menciumku secara paksa. Aku yang berotak tidak ada apa-apanya dibanding tenaganya saat itu. Dia mencengkramku dalam pelukannya, mendekap dan mengunci pergerakan tubuhku dalam pelukannya. Lalu dia menyeretku kebelakang kedai yang ada disamping sekolahku, lokasinya bersebelahan dengan sawah dan pagar sekolahku. Dia membanting tubuhku disana dan aku tahu apa yang akan dia lakukan terhadapku.

Dia sedang dikuasai nafsu.

Saat dia melepaskan cengkramannya ditubuhku dan dia sedang melucuti pakaiannya sendiri aku mencoba untuk melarikan diri saat itu. Tapi dia lebih sigap dari yang aku bayangkan. Dia menarikku dan mengancam akan menghabisiku jika aku berniat kabur. Aku yang pernah mengalami ini sebelumnya hanya bisa pasrah. Sepertinya rasa trauma itu akan datang lagi kepadaku. Akhirnya malam itu dia melaksanakan aksinya tanpa perlawanan sedikitpun dariku. Namun air mataku tak pernah menghianati rasa sakit dan malu yang datang lagi seperti malam itu.

***

Reza terbangun dari tidurnya secara gelagapan, ia habis mimpi buruk. Mimpi yang sangat-sangat ia benci sejak dulu. Ia sampai terbangun dalam keadaan bercucuran keringat. Dilihatnya jam menunjukkan pukul 5 pagi, tanpa basa-basi dia langsung bergegas mandi.

Reza sedang membasuh seluruh tubuhnya dengan air, rasa kantuk masih sesekali dirasakannya. Tiba-tiba bayangan mimpi itu mucul lagi.

‘Ah sial’ umpatnya dalam hati.

Reza pun langsung mempercepat mandinya dan buru-buru menemui bundanya juga Sabil dibawah. Perutnya sudah sangat lapar.

Selesai dengan preparenya Reza menuju ruang makan, menemui ibu dan adiknya di meja makan. Reza duduk dikursi yang biasa dia duduki, dia menarik kursinya dengan kurang semangat. Ibunya menyadari itu dan bertanya apa yang terjadi.

Prasangka (BoyxBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang