DAY
CHAPTER 4
Original Story by viiaRyeosom
---
Sedikit banyak cinta itu apa harus dirasakan oleh dua insan? Bagaimana jika hati yang terlibat cinta tersebut lebih dari dua? Bukankah berbohong menjadi alternatif baik? Bohong demi kebaikan, tampaknya hanya ucapan yang dilebihkan. Kecuali kalau manusia memang suka dibohongi.
Tangan Son Wendy terkepal, sedikit keringat membasahi telapaknya. Pandangan gadis tersebut makin menajam, mengarah pada dua bola mata bulat di depannya.
Wendy menggeser tubuhnya. Posisi awal yang membuat pantatnya menyentuh lantai berubah menjadi posisi berlutut seiring dengan satu tangannya terulur, mengelus surai kecoklatan milik laki-laki di depannya.
"Aku menyadarinya, mungkin terlalu bodoh, aku tak bisa jauh darimu?"
Chanyeol meringis lalu menolak tangan Wendy yang kini mengelus pipinya, laki-laki itu mengerutkan dahi. "Berhenti bicara, kuperingatkan kau untuk tak menggangguku lagi seperti benalu!" Teriak Chanyeol penuh rasa marah.
Wendy menggeleng keras, ia berusaha makin mendekat pada Chanyeol, meraih kedua tangan laki-laki tersebut tapi disentak dengan mudahnya oleh Chanyeol hingga gadis itu kembali tersungkur.
Butiran-butiran panas keluar dari pelupuk si gadis, hidungnya sudah semerah pipinya sekarang. Saat menangis wajah Wendy memang sensitif, ini untuk pertama kalinya ia menangis di hadapan orang banyak.
"Kumohon beri aku kesempatan, aku akan berubah. Aku bisa menjadi gadis manis jika kau mau."
Mati-matian Wendy mengeluarkan airmata, tapi tak ada reaksi apapun dari Chanyeol. Selang beberapa lama laki-laki bersurai ikal itu menarik paksa pergelangan Wendy, membuat tubuhnya menempel pada tubuh Wendy melalui sebuah pelukan. Air mata si gadis terhenti, matanya terus mengerjap saat Chanyeol melepas pelukan mereka. Tangan Chanyeol berganti membingkai wajahnya, hidung mereka bersentuhan dengan napas menderu.
"Aku..." Wendy membuka mulut, kegugupan ini lebih dari apa yang harus ia jalani. "Aku..."
Masih mengulur waktu, Son Wendy kini malah berusaha menenangkan jantungnya.
Chanyeol mendengus lalu menjauhkan tangannya dari wajah Wendy seiring wajahnya yang ikut menjauh. "Cukup! Dia gagal!" Teriak Chanyeol yang kini bangkit berdiri. Laki-laki itu bersedekap.
"Saat hidung kami menempel harusnya dia masih menangis. Kau tahu, Pak? Dia malah mendengus di adegan yang seharusnya penuh penghayatan. Improvisasi gagal, terlalu datar. Dia lebih baik ikut klub menggambar saja bersama anak TK. Mana mungkin kita memakai tokoh yang tiba-tiba lupa dialog?"
Wendy menelan ludah, ia tak separah itu. Latihan di rumah pun kerap ia lakukan, tapi jika sudah memerankannya di depan Chanyeol ia selalu gagal. Hanya mengucapkan kata 'aku mencintaimu' menjadi hal sulit. Setiap ada di depan Chanyeol pikirannya jadi buyar. Mana mungkin Wendy mengatakan dua kata itu pada orang yang membuat hari-harinya penuh ungkapan sebal.
"Dia tak bisa memerankan tokoh Harumi yang mengejar Sakato. Dia gagal!" Ulang Chanyeol mengangkat satu sudut bibirnya menekankan kata 'gagal'.
Guru Park mengangguk. Guru teater tersebut mengelus dagu, memandang murid didiknya bergantian. Ia pikir Wendy cocok untuk peran ini, wajah lembutnya dipadukan dengan tampang angkuh Chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAY [pcy;ssw]
FanfictionApa hidup dalam kebohongan itu lebih baik? Setidaknya tak ada yang terluka untuk saat ini. --- Park Chanyeol x Son Wendy A Totally Remake Story Original Story by viiaRyeosom