DAY
CHAPTER 9
Original Story by viiaRyeosom
---
"Jika wajahku sudah mendekat, tutup matamu. Aku akan melakukannya dengan lembut!" Bisikan Chanyeol terdengar mengerikan di telinga Wendy, gadis itu berdiri kaku menatap takut-takut laki-laki di depannya.
Kepala Chanyeol menunduk, menatap intens wajah cantik di bawahnya, matanya lekat menatap satu titik di sudut bibir Wendy. Seisi aula hening ingin menyaksikan hal yang terjadi selanjutnya. Semua kompak untuk jadi bisu sementara kecuali satu orang.
"Pak, tunggu!" Berpuluh pasang mata sontak menoleh pada Sehun, laki-laki yang memotong adegan yang dinanti-nantikan Chanyeol. Ia berdiri dan maju ke depan melirik Chanyeol dan Wendy sekilas. "Bukankah sebelum ini ada adegan yang harus diulangi? Ketika Harumi menampar Sakato!"
Ctek
Guru paruh baya pemimpin teater menjetikkan jarinya lalu menunjuk Sehun. "Tepat! Untung kau mengingatkanku! Baiklah kita ulangi adegan yang itu."
Chanyeol menelan ludah, lalu mendengus. Si jamur itu mulai menyulut api ternyata.
Laki-laki berambut ikal tersebut terpaksa melepas tangan Wendy.
Son Wendy menggigit bibir bawahnya, kenapa Chanyeol menatapnya dengan pandangan begitu?
Tangan Chanyeol mendorong tubuh Wendy pelan hingga terduduk di lantai, kembali ke sikap angkuhnya Chanyeol berkacak pinggang.
"Jangan dekati aku lagi, Wanita Murahan."
Mulut Wendy masih terbuka. Lho, sudah dimulai, ya?
Chanyeol menggerakkan tangannya, memberi tanda pada Wendy untuk bangun lalu cepat menamparnya. Oh, ia ingin segera menuntaskan yang ini agar si Sehun itu puas.
Wendy menggigit bibir, mencoba memejamkan mata erat merubah raut wajahnya dengan mimik kesedihan. Perlahan gadis itu berdiri, ia mencoba membayangkan benar Chanyeol yang mengucapkan hal tadi, bukan Sakato. Tapi justru jika dibayangkan seperti itu Wendy tak tega menampar kekasihnya.
Kekasih? Masih terasa aneh bagi Wendy harus mengganti kata 'musuh' menjadi 'kekasih'.
Satu tangan Wendy terangkat naik. Belum sempat bunyi tamparan terdengar Chanyeol sudah mencekal tangan kecil di depan wajahnya. Mencengkeram, menarik dan melingkarkan pada lehernya. Sementara satu tangan Chanyeol yang bebas mendongakkan kepala Wendy lembut.
Loh? Loh?
Semua yang ada di dalam aula berpandangan, tapi cukup sebentar karena ada kegiatan yang lebih penting untuk diperhatikan.
Perbedaan tinggi badan tak terlalu menjadi persoalan untuk Chanyeol. Ia sedikit membungkuk demi mengecup bibir di bawahnya.
"Bukankah aku sudah bilang tutup matamu."
Wendy masih kaget sebelum menutup matanya seperti titah Chanyeol. Bibirnya terasa basah, rasa ini mirip dua hari yang lalu namun lebih panas. Dia berdebar, sangat berdebar. Wendy membalas ciuman Chanyeol, dalam drama memang tertulis begitu. Ciuman yang menggairahkan, pertumpahan rasa cinta dari keduanya.
Tak peduli apa yang mereka lakukan sebenarnya melenceng. Adegan yang tadi dituntut Sehun diabaikan saja oleh Chanyeol, dalam hati ia tertawa.
"Mereka benar berciuman?"
"Bibir mereka saling menempel!"
"Sulit dipercaya!"
"Wow ini hebat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DAY [pcy;ssw]
FanfictionApa hidup dalam kebohongan itu lebih baik? Setidaknya tak ada yang terluka untuk saat ini. --- Park Chanyeol x Son Wendy A Totally Remake Story Original Story by viiaRyeosom