Chapter 13

1.3K 157 14
                                    

DAY

CHAPTER 13

Original Story by viiaRyeosom

---


Wendy menatap sebal Joy yang terus terkikik bergantian menatapnya dan Chanyeol. Rencana yang ia susun berhasil.

Sedikit melirik Chanyeol, laki-laki itu sudah berdiri tersenyum sumringah masih lengkap dengan penyamaran aneh yang ia pakai. Maniknya berbinar saat bertemu pandang dengan manik Wendy.

'Memalukan! Apa yang kukatakan tadi?' Rutuk Wendy.

Sehun tetap diam, sepertinya sorot sedih yang ia utarakan tak akan digubris oleh Wendy. Oh, perempuan tersebut masih sibuk dengan pemikiran tentang cara menyembunyikan wajah memerahnya.

"Huh, kau sudah dengar sendiri kan, Sehun. Apa kau masih tak punya muka dan terus-terusan menjadi benalu untuk Wendy?" Joy maju selangkah dan menyipitkan mata pada Sehun.

Sehun berusaha tenang meski ia kecewa. Selama apapun ia menunggu, perasaannya tetap berjalan sepihak.

Datar ekspresi yang diberikan Sehun saat Wendy mendongak.

'Apa aku harus menyerah? Meski kalian saling mencintai apa aku harus menyerah? Hoh!'

Brak.

Laki-laki itu berbalik, tanpa memperhatikan jalan di depannya ia melangkah meninggalkan kafe, tanpa menoleh tangannya mengacak rambut kesal. 'Bodoh! Kalian pikir aku akan diam saja.'

"Ah, selamat! Jadi sekarang kalian sudah jadian, ya?! Congrats, congrats!" Girang Joy yang kini perhatiannya beralih pada dua sejoli satu rasa, satu hati tapi si wanita enggan menatap lelaki yang sudah berdiri di sampingnya dan berharap senyumnya dibalas.

Wendy menggaruk kepala gugup. "A..akk aku mau kembali ke apartemen."

"Yak! Yaahhh....." Chanyeol mendesah sedih saat Wendy berlalu begitu saja, berjalan ke arah pintu keluar mengikuti jejak Sehun tadi. Joy menggeleng maklum. Hubungan mereka tak ada manis-manisnya.

Puk.

Chanyeol menepuk kepala Joy pelan. "Aku akan mulai mengejarnya lagi. Terimakasih untuk bantuanmu, Joy!"

Joy tersenyum.

'Andai kau tahu aku melakukan ini untukmu, Chan. Tapi kau memang tak perlu tahu.'

"Sudah sana kejar, sebelum ia lupa kata-katanya barusan. Cepat!"

Joy mendorong bahu Chanyeol, mengacungkan satu jempol sebagai jimat penyemangat laki-laki itu.

"Terima kasih."

'Semoga kalian bahagia, ini adalah doa tulusku.'

.

-()()()()()-

.

Wendy terus berjalan cepat, tak begitu ia pedulikan jalanan siang hari yang mulai licin akibat mencairnya salju tadi pagi. Sesekali gadis itu memutar kepala ke belakang, memastikan orang yang ia harapkan kini mengejarnya tapi pada kenyataannya TIDAK.

Wendy menghentikan langkah kakinya, menengok lagi keadaan cukup padat di belakangnya dengan kening berkerut-kerut. Beberapa orang lewat di trotoar tersebut dan nihil, tak ada Chanyeol.

"Jangan-jangan dia mempermainkanku." Wendy menjejakkan kakinya jengkel mirip anak kecil yang gagal merayu ibunya naik bianglala, tak urung pipi gadis itu menggembung sendiri.

DAY [pcy;ssw]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang