5] - Hello Again

1K 174 15
                                    

"Byun Baekhyun..."

Julia menggumamkan nama itu seraya pandangannya mengamati tulisan hangul pada sapu tangan yang masih disimpannya. Walau belum pasti, tapi dia yakin pemilik sapu tangan itu Byun Baekhyun yang selalu muncul kapan saja. Secara tiba-tiba kepingan kejadian pertemuan mereka akhir-akhir ini pun terlintas. "Kenapa pria itu..." Dia menjeda, harus peduli? Dan melanjutkannya melalui suara hati. Perlakuan Baekhyun yang tidak wajar untuk seseorang yang baru dikenalnya perlu dipertanyakan. Dia merasa wajib tahu.

"Juls!"

Jihyun muncul secara mengejutkan dari satu-satunya pintu untuk bisa menuju ke rooftop di Conato Bakery, tempat yang sering dijadikan untuk beristirahat.

Perempuan itu berdecak kesal setelah gagal untuk tidak terkejut. "Kenapa kau berteriak?"

Jihyun menempatkan bokongnya pada kursi kayu satunya, meletakkan minuman kaleng bersoda di atas meja bundar berukuran kecil. "Apa yang kau pikirkan? Yang pasti bukan si Tuan CEO itu, kan?" Dia mencoba meledek temannya.

"Tsh! Tentu saja bukan dia."

"Lalu?"

Julia mengulas senyuman tipis, perasaannya tidak keruan sambil menatap sapu tangan yang Jihyun kira itu hanyalah sapu tangan biasa. "Ini tentang seseorang." Dia mendesah frustrasi dan menatap Jihyun. "Tidakkah heran jika seseorang yang baru kau kenal tiba-tiba sangat perhatian padamu?"

"Perhatian yang seperti apa dulu?"

"Seperti perlakuan pacarmu padamu."

"Sungguh? Jika ada orang seperti itu, aku hanya menyimpulkan dia mungkin menyukaimu."

Julia menatap hampa ke sembarang arah. Dan dia menggeleng tidak bersemangat. "Tidak. Aku sudah lelah. Selepas kejadian beberapa hari terakhir ini, aku ingin bernafas sejenak saja. Sakit hati itu sangat melelahkan." Seperti meledek diri sendiri. Dia menertawai kegagalannya dalam berhubungan lalu melepas segala keluh kesah yang menjadi beban. "Setahuku aku tidak pernah berbuat jahat pada orang lain. Tapi kenapa orang-orang ini bersikap sebaliknya padaku? Apa tidak ada satupun pria yang bisa tulus? Satu saja."

Seberapa banyak kali Jihyun menghiburnya dengan kata 'sabar ya' hingga memuakkan, meski Jihyun tahu itu tidak menjamin hal yang baik terjadi, namun dia tetap mengatakannya.






***




"Kau bilang ingin secepatnya bertemu gadis itu. Tapi wajahmu terlihat enggan melakukannya." Chanyeol mengeluh begitu mobil tiba di basemement gedung Apartemen.

"Kau perhatian sekali sampai memahami raut wajahku." Baekhyun melepas sabuk pengamannya lalu keluar mengikuti Chanyeol. "Apa kau bisa membaca pikiranku juga?"

Chanyeol yang berjarak selangkah paling depan hanya memperdengarkan dengusannya.

Keputusan Baekhyun yang ingin melakukan masa percobaan pendekatan dengan perempuan pilihan Chanyeol memang tidak datang dari hati. Tapi dia harus mantap dengan keputusan ini. Memang terlihat berlebihan. Tapi itu yang Baekhyun alami. Patah hati padahal belum menjalani.

Masih di lantai P2 (basemen) berdiri menunggu lift kosong untuk menuju ke lantai atas di mana Apartemen Chanyeol berada.

"Kau belum memberitahuku apa yang terjadi dengan gadis incaranmu. Karena bagaimana pun, permintaanmu ini sangat tiba-tiba," kata Chanyeol dengan pandangan sama-sama menatap pintu lift, yang pada saat terbuka, dua sosok perempuan di dalam sana harus berhenti tertawa saat melihat dua pemuda tampan di sini.

Sedetik kemudian Baekhyun melupakan dunianya. Lagi, kebetulan yang sangat mengejutkan. Tak pernah Baekhyun menduga, takdir berbaik hati menghadirkan Julia padanya. Ataukah ini hanya ilusi yang sedang bermain-main dengannya? Bahwa setiap perempuan yang dia lihat selalu menyerupai wujud Julia di matanya.

DR. BYUN : Unconditional Love | bbhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang