2] - High Heels

1.3K 195 14
                                    

Conatto Bakery merupakan salah satu Toko roti terbaik di Korea Selatan. Di sanalah Julia mengembangkan keahliannya yang hobi membuat roti sekaligus tempat untuk menyokong kehidupan keluarga kecilnya.

"Byun... Baek... Hyun...,"

Sejak tadi malam sampai hari ini, yang dilakukan Julia masih mengamati sederet nama yang dibuat dengan jahitan di sudut sapu tangan tersebut. Penasaran ingin tahu rupa orang yang memiliki kepekaan terhadapnya. Apa dia laki-laki, perempuan, tua, muda, atau...?

"Juls!"

Panggilan yang terdengar nyaring di belakang sana membuat Julia segera menyimpan sapu tangan itu ke dalam lokernya.

"Kau disuruh Manager Lee ke ruangannya sekarang."

Manager mereka tidak akan memanggilnya jika tidak ada hal penting.

Dan kini Julia menuju ke lantai atas tempat ruangan manager mereka berada. Ketika masuk ke sana, dia melihat Managernya sedang bersama seorang tamu berpakaian formal.

“Manager Lee memanggilku?”

“Iya. Ayo kemari, Julia.”

Manager bersama tamunya terlihat berdiri saat gadis itu mendekat.

“Ini Kim Bum. CEO dari Perusahaan Elektronik. Kau tahu El Capital, kan?” Lalu Manager Lee menatap CEO itu. "Dan ini kepala Chef di Conato Bakery, namanya Julia Kim.”

Kim Bum dan Julia segera saling berjabat tangan. El Capital bukan Perusahaan yang asing lagi. Terlebih CEO nya yang setiap Minggu selalu datang ke Toko untuk bertemu manager mereka. Hanya saja Julia baru tahu hari ini mengenai kurang lebihnya identitas CEO tersebut.

“Kalau begitu kalian mengobrol saja. Aku harus mengurus beberapa hal.” Manager segera meninggalkan dua orang itu tanpa sempat melihat ekspresi bingung di raut wajah Julia. Hei, ada apa ini?

"Silakan duduk."

Sedikit mengejutkan gadis itu yang seketika melepas pandang dari kepergian sang manager. Lalu dengan sedikit kikuk lekas duduk.





***





Dalam langkah kaki melewati jajaran Toko pakian, Caffe, serta bangunan lainnya di sepanjang trotoar, Julia masih membayangkan CEO yang memiliki senyuman memikat itu. Namun bukan karena itu yang Julia pikirkan. Melainkan pembicaraan mereka di mana Kim Bum bilang ingin mengenalnya lebih dalam lagi. Julia tentu tidak mau mengambil kesimpulan bahwa CEO itu menaruh hati terhadapnya. Selalu saja secepat itu ada yang datang setelah dia dicampakkan.

“Tidak mungkin.”

“Apanya yang tidak mungkin?” tanya Jihyun terheran-heran di sebelahnya.

Bahkan keberadaan temannya itu nyaris ia lupakan.

Karena selama ini tidak ada rahasia di antara mereka, Julia pun menceritakan detail pembicaraannya dengan CEO itu.

“Bagaimana menurutu?” tanyanya, mengharapkan pendapat.

“Aku akan iri kalau seandainya aku masih jomblo.”

“Tsh! Aku serius, Jihyun!”

Jihyun terkekeh. “Baiklah. Ikuti dulu saja permainannya.”

Jujur saja. Setelah pengalaman di mana para pria memilih mundur daripada mempertahankannya, Julia jadi trauma menjalin hubungan.

“Tapi paling tidak latar belakang CEO itu jauh lebih jelas daripada duda kerenmu.”

Julia mendelik setengah jengkel ke arah Jihyun. Alih-alih merasa bersalah, Jihyun malah semakin menambahkan.

“Oh ya, Juls. Saat kau bilang kalian putus, entah kenapa aku senang sekali mendengarnya. Benar, kan? Dia tidak terlihat seperti jodohmu. Sudahlah, biarkan dia pergi.”

DR. BYUN : Unconditional Love | bbhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang