11] - Julia Takut

614 111 48
                                    

Sepeninggalan Julia, ponsel Jihyun yang masih di lantai kembali berdering.

"Kemana saja kau? Aku menelponmu tapi kau tidak meresponku!" gerutu Chanyeol di seberang.

"Julia sudah tahu semuanya. Dia tahu kalau Baekhyun mendonorkan ginjal untuknya."

"Apa?!" Chanyeol tersedak. "Kau memberitahunya? Bukankah Baekhyun sudah bilang jangan beritahu dia?!" Sadar ataupun tidak, dia baru saja membentak Jihyun.

"Bodoh! Kau sendiri yang memberitahunya, sialan!" Seperti tidak mau kalah, Jihyun balas membentak.

"A-aku? Omong kosong macam apa ini! Aku bahkan tidak melihatnya seharian ini!"

"Kau memberitahunya, Dr. Park, sialan! Kau menelponku dan Julia yang menerimanya! Kau mengatakan masalah operasi Baekhyun padanya!"

"Apa?! Kau menyuruh Julia menerima panggilanku? Yak! Sudah jelas itu kesalahanmu!"

"Seharusnya kau bertanya dulu siapa yang menerima teleponmu! Tapi kau malah banyak omong dan tidak memberinya kesempatan bicara! Jadi itu kesalahanmu!"

"Apa?! Aish!"

Keduanya menjadi berdebat karena masalah ini.

"Sudahlah. Dia sudah tahu semuanya. Dan sepertinya Julia sedang mengarah ke Rumah Sakit!"

"A-APA?!" Chanyeol tidak henti-hentinya terkejut hingga matanya membulat sempurna.

Setelah obrolan mereka selesai di telepon, Chanyeol lekas berlari kencang untuk memberitahu Baekhyun bahwa Julia sedang menuju kemari.

"Dr. Park!"

Sialnya, Julia tiba lebih cepat. Perempuan itu berlari menghampirinya.

"Aku ingin melihatnya!" Dia bicara tergesa-gesa dengan nafas tidak teratur. Menatap Chanyeol dengan penuh harap.

Merasa dilema. Chanyeol takut mengecewakan Baekhyun jika dia mengingkari janji. Tapi Chanyeol lebih tidak tega lagi jika terus berbohong pada Julia. Dia bahkan bisa melihat ketakutan hebat di wajah Julia. Sampai Chanyeol sendiri merinding melihat tatapan matanya yang terlalu memelas.








BRAK!

Pintu ruangan yang terbuka kasar membuat Baekhyun yang sedang istirahat sontak terkejut. Bukan main lagi terkejut melihat sosok Julia Kim di ambang pintu, menatapnya dengan ekspresi yang tidak sanggup Baekhyun jabarkan lebih jauh.

Keheningan menyelimuti. Sementara itu Baekhyun mencoba turun dari ranjang, berusaha menahan keseimbangan tubuhnya.

Walau memasang wajah datar, jantung Baekhyun tidak baik-baik saja. Seolah baru saja tertangkap basah melakukan sebuah kesalahan fatal. Baekhyun ingin bersandiwara untuk terlihat baik-baik saja. Namun situasinya sedang tidak mendukung.

Di sana Julia mengambil langkah. Begitu tiba di hadapan Baekhyun, air matanya bercucuran lagi. Menangis tanpa ekspresi.

Yang membuat Baekhyun terlihat asing di mata Julia bukan karena penampilannya tanpa blazer kedokteran seperti biasanya. Tapi karena statusnya yang kini telah menjadi pasien.

Di samping itu, Baekhyun mati-matian menahan posisi berdirinya. Karena jujur otot kaki-kakinya seperti mati rasa. Baekhyun tidak ingin terlihat menyedihkan hanya karena dia tidak mau perempuan itu bertambah khawatir.

"Juls..."

PLAK!

Julia refkeks menamparnya. Agar Baekhyun tahu dibohongi dengan cara seperti ini bukan main sakitnya.

"Tega sekali kau melakukan ini padaku... Tega sekali kau berbohong..." Julia berusaha agar dapat berbicara normal. Karena dadanya yang sesak serta air mata yang tak berhenti keluar membuatnya sulit bernafas. "Apa menurutmu dengan melewati semua ini seorang diri akan membuat semuanya baik-baik saja? Kau tidak memikirkan dampaknya pada orang lain. Kau tidak memikirkan bagaimana berada di posisiku. Kau tidak..." Julia berhenti dan menutup wajahnya dengan kedua tangan, kepalanya tertunduk dalam sambil menahan isakan. Tidak semudah itu bisa melampiaskan semua perasaannya melalui kata-kata. Hanya isakan dan air mata yang dapat mewakili. Meski dia kecewa, cinta lebih mendominasi segalanya.

Baekhyun diam bukan karena tidak tahu harus bicara apa. Tapi dia sengaja membiarkan gadis itu mengeluarkan segala unak-unaknya. Dia melihat kepala Julia yang masih tertunduk menangis. Sudah waktunya Baekhyun membuka suara. Namun gadis itu melakukan pergerakan dengan memutar tubuh. Sebelum dia melangkah, buru-buru Baekhyun mendekap bahunya dari belakang.

"Maafkan aku..." kata pertama yang Baekhyun ucapkan. "Semua pilihan yang ada di dunia ini memiliki alasan. Begitupun aku. Aku melakukan ini bukan tanpa alasan. Jika ada cara yang lebih baik untuk kulakukan, aku pasti akan mengambil cara itu. Kau benar. Bagiku ini yang terbaik. Tapi belum tentu baik bagi orang lain. Sebut saja aku jahat. Tapi satu hal yang tidak kau tahu. Bahwa perasaanku tidak pernah berubah. Jika kau mendengar aku mengatakan kepedulianmu adalah beban. Itu kebohongan terbesarku. Beban yang kumaksud adalah kekhawatiranmu." Baekhyun menarik nafas sejenak. "Kau percaya padaku, kan? Aku tahu kau akan percaya. Aku bisa merasakannya meski kau tidak mengatakannya."

Kata-kata itu terdengar jelas di telinga Julia. Membuatnya tangisannya semakin menjadi-jadi. Air mata yang berjatuhan membasahi lengan Baekhyun yang masih mendekap bahunya. Masih banyak yang ingin Baekhyun katakan tentang bagaimana hari-harinya tanpa gadis itu. Namun situasi tidak memberinya kesempatan untuk itu.

Perlahan, dekapannya di bahu Julia seperti kehilangan tekanan, begitu juga nafas Baekhyun yang sejak tadi berhembus di sisi wajah Julia, tiba-tiba terdengar tidak beraturan.

Kekhawatiran kembali mengguncang gadis itu. Lekas dia berbalik menahan dengan sigap tubuh Baekhyun yang hampir roboh. Tenaganya yang tidak sebanding membuat keduanya berakhir di lantai.

"Baekhyun... Baekhyun..." Julia syok. Suara dan tubuhnya gemetaran bukan main. Dia takut. Sangat takut.

Baekhyun tidak merespon. Gadis itu berusaha untuk tidak terlalu panik, namun itu di sungguh di luar jangkauan. Dia gagal, bahkan refleks berteriak memanggil perawat.

Seorang perawat datang bersama Chanyeol. Merebut Baekhyun dari pangkuannya untuk dibaringkan kembali di atas ranjang.

Baekhyun sekarat. Julia terguncang hingga membuatnya linglung. Dia tahu Baekhyun akan mendapatkan perawatan terbaik serta para Dokter hebat yang menanganinya. Tapi dia tidak bis berhenti khawatir sebelum melihat Baekhyun nya baik-baik saja.

Chanyeol sendiri sulit mendeskripsikan apa yang tengah menggrayangi perasaan Julia Kim yang berdiri memaku di sudut ruangan, memperhatikan kondisi Baekhyun tanpa ekspresi. Wajahnya masih dibanjiri air mata. Seperti mengalami serangan mental.

"Aku janji dia akan baik-baik saja." Chanyeol hanya ingin meyakinkan Julia yang sedang mati rasa. Sekaligus menyadari gadis itu untuk menunggu di luar.

Julia mengangguk di luar kesadarannya. Lalu mengikuti kata-kata Chanyeol dengan pikiran yang entah dimana.[]

DR. BYUN : Unconditional Love | bbhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang