2. The Petals Whose Fallen Down

796 85 3
                                    

A Vkook Fanfiction

One Shoot

By KueUltahDot (Dot)

Happy Reading!

.

Summary :

Jungkook hanya ingin Taehyung kembali pulang.

.

Angin dingin Desember berhembus, menerbangkan serta kepingan-kepingan salju yang membekukan. Jungkook duduk termangu pada salah satu meja di kafe pinggir jalan, menatap potongan-potongan kecil marshmallow yang mengapung di atas cokelat panasnya. Memorinya berkelana menuju ke hari-hari yang lebih hangat dan menyenangkan. Bersamaan dengan itu, terbayang pula wajah familiar dalam benaknya-Kim Taehyung.

Bibir bawahnya digigit kuat guna menahan diri dari tangis saat kepalanya mengingat hari itu. Hampir sepuluh bulan telah berlalu, namun Jungkook tetap tak mampu bangkit dari keterpurukannya.

.

Hiruk pikuk bandara kian menambah kengerian bagi Jungkook. Manik hitamnya mengamati setiap gerak-gerik Taehyung. Kekasihnya itu tengah sibuk mengecek barang bawaan seraya terus berbicara dengan ponsel. Meski sadar sepenuhnya jika Taehyung akan pergi, namun ia tak dapat melakukan apapun untuk membuat pria itu tetap tinggal.

Diulurkannya tangan demi menarik-narik kecil coat hitam yang dikenakan Taehyung. "Hyung.." lirihnya.

Taehyung menoleh ke belakang dan mendapati Jungkook hampir menangis. "Nanti kita bicara lagi," ujarnya pada orang di seberang telepon sebelum memutuskan panggilan secara sepihak. Ponselnya dimasukkan ke dalam saku mantel, kemudian menangkup kedua pipi gembil Jungkook. "Ada apa, sayang?"

"Jangan pergi.."

Suara Jungkook parau dan bergetar. Air matanya perlahan turun. Taehyung sudah sering pergi untuk mengurus pekerjaannya, namun Jungkook tak pernah merasa setakut ini sebelumnya.

Taehyung memamerkan senyum terbaiknya sembari mengusap air mata Jungkook. "Tidak bisa, sayang. Kau tahu, kan? Aku harus mengurus beberapa cabang perusahaan," ujarnya selembut mungkin.

"Tapi-!"

Ucapan Jungkook terhenti. Gelenyar hangat menjalari permukaan bibirnya secara pasti. Netra Jungkook terbelalak. Taehyung tengah membungkamnya dengan ciuman. Dirasakannya tangan Taehyung yang perlahan mulai menekan tengkuknya seiring dengan meliarnya pagutan Taehyung.

Pagutan itu diputus Taehyung setelah beberapa menit bibirnya membungkam sang kekasih. "Aku berjanji akan kembali dalam dua minggu."

"Aku..mencintaimu."

Pernyataan Jungkook menimbulkan perasaan menggelitik, ia tertawa. Pasalnya selama dua tahun mereka bersama, baru kali inilah Jungkook menyatakan rasa cintanya lebih dahulu. Taehyung menggerakkan ibu jarinya, mengusap bibir Jungkook yang lembab.

"Aku lebih mencintaimu, sayang," balas Taehyung. Ia mendekatkan wajahnya, sekali lagi mengecup bibir Jungkook yang bergetar. "Aku pergi dulu. Sampai jumpa, sayang," ujarnya.

Taehyung menyeret koper besar bersamanya, pergi menjauh dari sang kekasih yang masih mematung di tengah keramaian.

.

"Tae..hyung," lirih Jungkook memanggil nama sang terkasih. Nadanya melukiskan pengharapan yang menyedihkan. Jungkook hanya ingin Taehyung kembali pulang, kembali padanya, kembali dalam dekapannya.

Kepala Jungkook makin lama makin menunduk dan akhirnya tenggelam pada lipatan tangannya sendiri. Bahunya bergetar hebat sementara ia menangis dalam diam. 'Taehyung brengsek,' makinya demikian. Ia masih ingat dengan janji yang diuntai sang kekasih. Taehyung seharusnya kembali dalam dua minggu, namun si brengsek itu melanggar janjinya. Sepuluh bulan telah berlalu dan Taehyung masih belum juga pulang. Jungkook marah, sangat marah. Namun, perasaan sakit lebih mendominasinya ketika mengingat kecelakaan pesawat yang membawa kekasihnya pergi.

Tangis Jungkook semakin kuat. Kisah mereka telah usai dengan mengenaskan. Tidak ada akhir bahagia.

"Sayang..?"

Jungkook segera mengangkat wajahnya saat merasakan usapan lembut pada punggungnya. Oh, pria itu telah tiba ternyata. Kim Mingyu-tunangannya.

"Mingyu.." panggil Jungkook dengan suara bergetar.

Mingyu tersenyum lembut, mengerti dengan rasa sakit yang mendera tunangannya. Ia memposisikan dirinya duduk di samping Jungkook sebelum merengkuh tubuh kurus itu dalam dekapannya. Ia mengusap-usap kepala Jungkook penuh sayang. Mengalirkan perasaan yang seakan meyakinkan Jungkook jika pria itu tidak sendirian.

Mingyu melepaskan pelukannya sejenak. "Jangan menangisinya lagi," ujar Mingyu seraya menyapu air mata Jungkook yang mengalir deras sebelum medekap tunangannya lebih erat.

Jungkook berusaha menghentikan sesenggukannya dengan melirik ke arah jalanan kota. Selalu tampak sibuk, namun tak pernah membawa kekasihnya kembali. Jungkook terus menguatkan dirinya, tetapi pikirannya tetap memutar rasa sakit itu. Bahkan, lebih cepat dari pesawat yang membawa Taehyung pergi.

Sungguh, tidak ada lagi yang diharapkan Jungkook selain Taehyungnya. Ia hanya ingin Taehyung kembali pulang, kembali padanya dengan senyuman bodoh mengembang pada wajah tampan itu, kembali dalam dekapannya. Namun, Taehyung telah tiada. Kekasihnya itu telah meninggalkannya untuk selamanya, membawa serta cinta Jungkook yang ikut mati.

Namun, Jungkook tahu ia semakin kuat ketika sadar telah melewati hari-harinya tanpa sang terkasih, Kim Taehyung.

.

"It's not fair, you're not around. Darling, you should've took me with you."

.

.

END

Story by KueUltahDot
Special thanks for my lovely friend.(‘∀’●)♡

Vote jika ingin. Komen jika suka. (ノ^_^)ノ

Thanks :)
Love u! See ya! <3

FOREVERMORE [VKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang