17.| 1928 (rindu ayah dan hampir gila)

45 9 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Persediaan makan menipis

Kereta lori sudah jarang ditemui

Perut mana mau diajak kompromi

Kepahitan menjarahi pertiwi


Kulit Putih semakin mencuatkan taring


Mengimpit

Menjepit

Mengagahi


Peribumi mulai tersingkir


Mereka membawa pergi

Kepala-Kepala Rumah Tangga terjaring

Para Ayah dan Saudara Lelaki mulai disisihi


Cangkul tak lagi disunggi

Bambu runcing menjadi perisai

Meski harus menukar nyawa demi tanah air

Memalunkan nasib Pejuang hingga titik darah penghabis


Namun, sebagian mereka terkhianati


Maut memisahkan takdir

Darah dan tulang-belulang menjadi pengukir perih

Isak tangis merebak ke langit


Pusara dan Tembakan Salvo menjadi kebisuan saksi

Sejarah terukir abadi


Namun, jerit kepiluan terus mengiris

Sebab, fragmen memoar masih kuat terpilin

Menghantui minda tiada akhir

Mengungkung perindu tanpa henti

Meski generasi penerus Yang Pergi terus tumbuh mengisi sejarah ini




Selamat Ulang Tahun ke-73 Republik Indonesia!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Ulang Tahun ke-73 Republik Indonesia!

Selamat Ulang Tahun ke-73 Republik Indonesia!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alizarin Lake

(17 Agustus 2018)

IRISAN TINTA: NPC's 30 Days Writing Challenge 2018 ― ⌠selesai⌡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang