Kau tak akan ingat dari mana muaramu berasal. Kau hanya menjumpai suara bisik-bisik garis suratan yang menerobos pendengaranmu, kemudian lenyap. Kau bahkan tidak tahu bahwa semua terlihat ... tidak bisa dijabarkan dengan lisan. Mungkin jika kau mengenal susunan warna, boleh jadi hanya sesuatu kumparan abstrak macam-macam rona. Sebenarnya, kau pun tak yakin warna apa saja yang matamu raih.
Hanya ....
Secercah sinar sayup-sayup menyapamu. Denyut dalam tubuh mengentakkan seluruh mindamu. Instingmu berteriak, meski kau tak menghendakinya. Pernapasanmu mulai bekerja, tetapi udara di sekitar tidak memadai. Rasa sesak sontak menghantam seluruh rongga napasmu.
Satu pekikkan pertama meluncur dari mulutmu.
Salah satu kakimu terjulur kuat, kendati belum sepenuhnya kau mengenalnya. Lama-lama kaki lainmu turut bergerak. Keduanya saling menendang dinding. Lalu suara kertak mencuri atensimu bersama dengan tembakan cahaya yang menyeruak sepasang penglihatanmu. Lapisan gelap nan keras itu semakin merengkah. Tubuhmu pun terdorong keluar.
Hal yang hinggap di matamu adalah sesosok besar berbulu cokelat kehitaman—tengah menatapmu begitu dalam. Tanpa berkedip, sosok besar itu membuka kedua paruhnya. Makhluk itu menggesek-gesek tubuhmu yang masih lengket. Seketika sensasi menggelitik, dingin bercampur hangat menyelimutimu. Lagi-lagi, instingmu memberi ikatan memori mengenai siapa sosok besar itu. Namun, tak lama dia berbalik, mengepakkan sayap dan lesap di antara kerumunan yang serupa dengannya.
Kau tak menyadari ada sesosok lain di belakangmu. Sementara, kau masih sibuk menyelisik seluruh tubuhmu yang mulai dipenuhi surai cokelat muda. Sensor pertamamu sedikit terlambat. Kau berbalik, dan kedua mata jelagamu langsung menangkap sepasang taring mencuat.
Di matamu sosok itu pipih, berekor panjang, dan bersisik—sangat berbeda dengan sosok tadi yang menyapamu pertama kali. Instingmu sontak bergejolak; membawa arus darah dalam tubuhmu kian deras memompa nadi. Kakimu bergetar hebat.
Untuk pertama kalinya, tak menyangka kau akan bersentuhan dengan rasa takut. Mana pula, lidah bercabang itu melambai-lambai dengan aura mistis dalam lorong gelap sana. Tahu-tahu makhluk itu mengatup dengan sekali sentak. Tubuhmu mencelat ke belakang. Sementara, makhluk bersisik itu malah mencatuk susuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
IRISAN TINTA: NPC's 30 Days Writing Challenge 2018 ― ⌠selesai⌡
Short StoryRASAKAN SENSASINYA! Ketika Jiwamu Dibelah-belah Selama 30 Hari Penuh dan Dikejar-kejar Garis Kematian Tiap 24 Jam per Hari! ======================================= Sejenis Karya Tulis Gado-Gado yang tiap bab beda tema. ==============================...