Minda manusia selalu berkembang. Instingnya tak akan pernah puas meski budaya perpustakan telah menyajikan ensiklopedia struktural yang sah. Hal tersebut dapat mempengaruhi animo yang begitu kuat untuk ingin tahu, lebih banyak. Bahkan meski hanya angin yang meniupkan warta, cepat atau lambat, mereka akan mengikuti ke mana muara kabar yang terembus itu.
Roda kereta itu terus menggelinding. Kibaran bendera dengan gambar gagak hitam berkepala ganda menggelebar kencang. Menandakan bahwa sekarang musim berangin dari arah gunung menuju dataran rendah. Kusir tampak gelagapan. Tangannya tak kuasa memecut bokong-bokong kuda untuk melaju cepat manakala lajur yang dilalui mulai mengikis. Sehingga beberapa kuda penggiring di belakang turut memelankan derap tapal. Namun, si penghuni kereta, bocah laki-laki yang berpakaian tebal dan berbulu menyentak tirai kereta.
"Kenapa lambat sekali? Cepat perintahkan kuda-kuda itu untuk berlari! Dan lagi matahari sudah tidak terlihat!"
Si kusir menelan ludahnya. Tanpa mengurangi rasa sopan, ia menoleh sejenak.
"Tapi Tuan Muda, pendakian ini cukup terjal, jika tidak berhati-hati roda kereta ini akan terperosok."
"Ugh!"
Si bocah itu melempar tirai dan kembali mengempaskan pantatnya ke jok sofa beledu. Lalu bersedekap.
Baru saja, si kusir menggiring minggir menjauhi tubir yang tampak menganga lebar itu, roda kereta tergelincir. Kuda-kuda itu meringkik panik. Tanah yang berderak merekah lebar. Mereka pun terjatuh bersamaan dengan longsornya jalan setapak itu. Kereta berguling-guling. Kuda-kuda penggiring turut terpelecok. Si bocah cilik itu menjerit kebingungan hingga semuanya menggelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
IRISAN TINTA: NPC's 30 Days Writing Challenge 2018 ― ⌠selesai⌡
Krótkie OpowiadaniaRASAKAN SENSASINYA! Ketika Jiwamu Dibelah-belah Selama 30 Hari Penuh dan Dikejar-kejar Garis Kematian Tiap 24 Jam per Hari! ======================================= Sejenis Karya Tulis Gado-Gado yang tiap bab beda tema. ==============================...