Saat kedua cewek tersebut pergi, Agnes segera menatap muka Ray.
"Itu pipi nya merah banget loh!" kata Agnes yang panik dan langsung reflek memegang pipi Ray.
"Gak apa apa kok, cuma tamparan kecil doang" balas Ray yang masih bisa tersenyum karena melihat tingkah Agnes yang lucu saat panik.
"Tamparan kecil?! kecil?! astaga, itu makin merah! semerah kepiting!" kata Agnes yang depresi melihat reaksi Ray yang tidak peduli.
"Lu kok bisa disini?" tanya Ray yang tidak peduli dengan tingkah Agnes yang panik dan mendahulukan rasa penasarannya.
"Umm... itu... karena gua mau minta maaf karena gua udah bertingkah gak sopan jadi gua nyusulin lu..." jawab Agnes yang gugup.
"Ohhh... gitu... berarti dari tadi lu ikutin gua dong?" balas Ray yang tersenyum lebar bahwa Agnes masih ingin bersama dengannya.
Agnes yang merasa bersalah karena dia mengikuti Ray, segera berganti topik "itu pipi nya gua obatin dulu sini" sambil bingung mencari obat di tasnya.
"Jangan cari-cari obat di tas lu, kan ada obat di rumah gua" kata Ray yang sudah bersiap membuka pintu yang tepat di belakang mereka.
"Di dalem? ya kali gua masuk ke dalem rumah lu" jawab Agnes yang mematung sambil memikirkan hal yang ambigu.
"Loh? ini kan gara-gara lu, gua jadi kena tampar" jawab Ray sambil bertingkah memegang pipi nya yang merah seperti dia sangat kesakitan.
Agnes yang jengkel namun kasihan melihat tingkah Ray tidak dapat menolak karena yang di katakan Ray benar bahwa pipi Ray yang merah itu karena sikap keras kepala Agnes dengan kedua perempuan tadi.
"Dih! yaudah deh, gua mau masuk cuman buat obatin lu ya" kata Agnes sambil memutar bola matanya.
Ray yang senang bahwa Agnes setuju walaupun hanya untuk mengobati nya langsung membuka pintu rumahnya.
Saat Agnes memasuki ruangan apartemen yang di tinggali oleh Ray "Wow..." kata Agnes tanpa sadar mulutnya terbuka lebar.
"Kenapa?" tanya Ray.
"Dekorasi nya bagus! warnanya kayak modern gitu, gua suka" jawab Agnes yang kagum melihat sekelilingnya membuat dia berada di dunia lain yang sangat indah.
"Ah biasa aja kok, hiasan rumah ini ada kurang sesuatu deh jadinya kurang indah" kata Ray yang membuat Agnes bingung.
"Apanya yang kurang?" jawab Agnes dengan bingung sambil melihat sekitar untuk mencari sesuatu yang hilang.
"Lu, yaitu sesuatu yang hilang di hidup gua, sehingga hidup gua kurang indah dengan tidak adanya Lu" jawab Ray.
"Dih! najis najis! hoek!" jawab Agnes sambil bereaksi seperti orang muntah karena jijik dengan gombalan cowok yang ada di hadapannya itu.
Ray tertawa geli karena tingkah cewek di hadapannya itu.
Tiba-tiba Ray berhenti tertawa sambil berpikir bahwa dia sudah lama tidak pernah merasa bahagia seperti ini hanya karena tingkah perempuan depannya.
"Kenapa?" bingung Agnes
"Gak apa-apa, Gua ngerasa udah lama sejak gua ngerasa sesenang ini" jawab Ray sambil tersenyum menatap Agnes.
"Udah lama?" pikir Agnes.
"Udah, gak usah dipikirin" kata Ray.
Agnes mengangguk. walau perkataan Ray yang sangat ambigu dan membuat Agnes penasaran tetapi Agnes tidak akan memaksa orang untuk berbicara hal yang tidak di inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRIORITY
Romance"Tau gak sih sekolah sebelah yang baru dibangun terkenal sama isinya cogan semua!" Sahut Vanessa kepada sahabatnya yang sedang fokus bermain dengan game di HPnya "Percuma kalo ganteng tapi dalemnya buruk Van" balas Agnes masih fokus dengan HP nya Ta...