Prolog

14 1 0
                                    

Pengumuman akan adanya fenomena gerhana bulan disertai dengan kemunculan planet Mars di langit sudah mengudara sejak pagi tadi. Fenomena langka yang baru terjadi lagi selama ratusan tahun akan muncul malam hari ini. Banyak orang menhubung-hubungkan fenomena langka itu dengan berbagai macam hal mulai dari hal mistis sampai ramalan masa depan tentang nasib manusia dan bumi. Tapi aku tak peduli.

Di sudut ruang tamu yang redup, aku duduk bersandar sambil menekan satu per satu tombol pada remot televisi. Entah apa yang kutekan dan entah saluran apa yang kucari. Di luar orang-orang duduk berkumpul dengan secangkir kopi di tangan masing-masing. Semangat ingin menyaksikan fenomena gerhana bulan yang langka.

Ayah dan Bunda segera menyusul masuk ke dalam kumpulan itu bersama anak kesayangan mereka, Mentari, adikku. Mereka bahkan tidak menyadari kalau aku tidak bersama mereka. Mereka hanya memperhatikan Mentari. Anak yang cantik, ceria, pintar, dan lain sebagainya. Jujur aku sangat lelah mendengar semua tetangga dan kolega orang tuaku membandingkan kami. Bagiku, mentari tidak lebih dari seorang anak manja yang gemar mencari perhatian.


BulanWhere stories live. Discover now