Part 1

14 2 2
                                    


"Kak Mars!" teriak Mentari dari luar rumah.

"Malam ini, kita bisa lihat planet Mars lho, kak. Kakak mau lihat bareng kita ya?" tanya Mentari antusias.

"Enggak. Gue mau ketemu Bulan. Bye anak manja!" kudengar Mars menanggapi Mentari dengan asam. Memang dia adalah sahabat yang paling mengerti perasaanku. Hatiku merasa sangat puas mendengar Mars berkata demikian kepada Mentari.

Aku segera bergegas ke luar menyambutnya. Dia berjalan cuek seperti biasa dengan sepatu kets putih ciri khasnya. Tapi, ke mana Teo yang selalu bersamanya seperti sepasang sandal jepit itu?

"Mana Teo? Nggak ikut?" tanyaku begitu Mars sampai di depan pintu. Dia hanya mengeleng dan langsung masuk tanpa permisi.

"Eh, Lan. Ambilin minum dong, haus banget nih, tadi jalanan macet"

"Bukannya jawab dulu pertanyaan gue, malah nyuruh-nyuruh. Ambil aja sendiri!"

"Iya iya. Lo gak pernah baik dikit sama gue. Eh iya, malem ini di langit ada gerhana bulan sama planet Mars tahu."

"Basi lo, gue juga udah tahu. Tuh di TV heboh banget, di luar juga tuh mau pada lihat begituan. Ga penting banget."

"Tapi kalau gue sama lo penting kan?"

BulanWhere stories live. Discover now