Part 4

8 0 0
                                    

"Kenapa sih lo sama Mentari berantem terus Lan? Dia kan adek lo," kata Mars setelah Mentari dan Teo ke luar rumah.

"Kok lo pake nanya sih Mars. Kan lo udah tahu gimana gue sama si Mentari dari SMA. Dia selalu cari gara-gara sama gue, rebut temen-temen gue, bikin orang banding-bandingin gue sama dia. Lo juga udah mulai mau belain dia, ya?"

"Jangan emosi dulu dong, Bu. Gue kan cuma nanya. Tapi kan gue sama Teo masih jadi temen lo. Gak ada tuh ceritanya Mentari rebut gue sama Teo, emang kita barang obralan?"

"Waktu SMA lo gak segitunya sama Mentari. Apa gara-gara Bang Gerhana?" tanpa diduga Mars menyebutkan sebuah nama yang menjadi kunci kotak luka bagiku, Gerhana.

Aku hanya diam terpaku mendengar kata itu. sudah dari pagi kudengar kata itu tapi, kata Gerhana yang Mars ucapkan barusan merujuk pada sesuatu yang lain. Sesuatu yang masih menjadi sebuah penyesalan indah bagiku.

"Eh sorry Lan. Gue gak maksud ngungkit cerita itulagi. Duh kenapa sih nih mulut sembarangan banget kalau ngomong," Mars menampar pelanmulutnya berkali-kali.

BulanWhere stories live. Discover now