Mars. Malem ini ke rumah ya. Bunda masak banyak. Ajak Teo juga biar dia puas makan di rumah gue. Pesan singkat kukirim pada Mars, berharap dia datang dan menceritakan hal yang membuatnya begitu gelisah dan pendiam belakangan ini.
Dia datang. Masih dengan wajah muramnya. Di belakangnya Teo berjalan dengan konyol, meniru cara berjalan Charlie Chaplin. Mentari dengan senangnya menyongsong dua sahabatku sambil bertanya ini itu pada mereka berdua. Hanya Teo yang menanggapi, Mars masih terlihat tenggelam dalam dunianya sendiri.
"Lo nggak suka ya gue deket lagi sama Kak Gerhana?" tanyaku pada Mars di Balkon selepas makan malam.
"Apa urusannya sama gue lo deket sama siapa?"
"Ih"
"Nggak usah berfantasi gue suka sama lo ya"
"Lagian lo jadi begitu setelah tahu gue deket sama Kak Gerhana"
"Makanya, jangan narsis, merasa diri lo jadi pusatnya dunia. Dasar anak sastra, nggak jauh dari cinta segitiga imajinasinya"
YOU ARE READING
Bulan
RomanceMenjadi seseorang yang selalu dibandingkan memang tidak menyenangkan, apalagi jika harus selalu dibandingkan dengan adik sendiri. Tidak hanya masalah itu, Bulan juga sering merasa kehilangan teman sejak adiknya menjadi teman satu kelas di SMA. adikn...