Ch. 11

1.7K 186 32
                                    

🙇‍♀️Maafkan typo yang berantakan

Untuk memudahkan, setiap kata/kalimat tercetak miring selain ingatan masalalu, itu juga menandakan ucapan dalam hati.

🙇‍♀️So Enjoy️🙇‍♀️

and

😊Happy reading😊

Sigh

Sigh

Sigh

Keluhan nafas terdengar dari seorang Pria yang memandang bebas pintu kaca pembatas antara dirinya dengan sebuah taman.

"Auw, tersenyumlah P. Kupastikan mata P'Sing tak akan beralih darimu." Bisik Seorang gadis.

Ia adalah Krist dan gadis itu Punpun, adik Singto yang pulang sejak dua minggu lalu setelah mengetahui berita heboh sang kakak. Gadis cantik ceria yang dengan marahnya mencerca Singto dengan sejuta pertanyaan hingga akhirnya berbalik menjadi tim sukses Pernikahan.

Pernikahan?

O...Benar.

Tepat dua minggu berlalu dan hari ini adalah hari pernikahan Krist Singto. Dan dalam seminggu ini berita tentang mereka menjadi trandtopic.

Krist tersenyum sesaat sebelum akhirnya kembali menatap lurus apa yang berada di balik pintu itu, sedikit khawatir dan gugup.

Menyandang status sebagai pasangan Singto bukan hal yang mudah, mengingat sosok Singto yang notabanenya seorang artis dan seorang Pria. Wajar kalau Krist khawatir, wajar kalau Krist ragu dan wajar kalau Krist merasa takut.

Berbicara tentang Singto, dua minggu ini Krist tak melihatnya bahkan sejak tadi Singto tak menemuinya. Akhir ini Krist memang disibukan dengan urusan Laporan Akhir sedangkan Singto sibuk dengan kegiatan keartisannya.

Krist menunduk, memejamkan matanya sejenak, menarik nafas  lalu melepasnya seiring dengan anggukan tegas.

Krist menunduk, memejamkan matanya sejenak, menarik nafas  lalu melepasnya seiring dengan anggukan tegas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Krist, ini pilihanmu. Tak bisa mundur lagi!' Ucap Krist.

"P', kau siap?" Tanya Punpun.

Krist tersenyum lalu mengangguk.

Pintu perlahan terbuka, Punpun melangkah terlebih dahulu.

Di sisi lain

Langit sore teduh seolah ingin menyapa nuansa taman saat ini. Taman yang didominasi dengan dekorasi warna putih. Ada beberapa deretan kursi di sana dengan meja penuh makanan dan minuman di ujung taman serta beberapa karangan bunga ucapan selamat berjejer di samping kiri.

Terlihat beberapa orang berkumpul, tak banyak tapi terhitung cukup bagi sebuah acara pernikahan yang terkesan begitu sederhana tetapi sangat menarik. Tak ada wartawan, tak ada Apple, tak ada masa lalu, hanya keluarga dan teman dekat yang diundang.

Can I stay by your side?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang