Ch. 12

1K 139 17
                                    

Maafkan typo yang berlebihan

Untuk memudahkan setiap kata/kalimat bercetak miring menandakan ucapan dalam hati.

Please enjoy

and 

🤗happy reading 🙏


Sepasang mata mengejap beberapa kali memperhatikan sekeliling kamar yang begitu asing baginya, bias matahari pagi sedikit mengusik penglihatan Krist.

Tangannya kini beralih ke kepala, berusaha menekan rasa pusing dan mual pada perutnya, bukan hanya itu, Krist juga merasakan beban yang cukup membuatnya susah bergerak.

"Auw, kepalaku sakit! Apa yang terjadi? Ini bukan kamarku." Ucapnya.

Bola mata Krist bergulir menjelajahi isi kamar hingga akhirnya berujung pada sumber utama dari rasa menjanggal akan beban pada tubuhnya yang dirasakan sejak bangun.

Tangan seseorang.

Krist berbalik lalu mendapati pria sedang tertidur pulas di sampingnya. Sosok yang dengan enteng melingkarkan tangannya dipinggang Krist.

"Shiaaa..."

Dukkkkk

"Auww" Jeritnya.

"Shiaa... kepalaku sakit!" Jerit Krist ketika kepalanya kembali berdenyut.

"KAU..KAU SIAPA??" Lanjut Krist menatap tajam.

Perlu diluruskan. Seranjang bersama seorang teman atau sahabat laki-laki itu adalah hal yang biasa tapi yang ini lain ceritanya. Bagi Krist yang tingkat kesadarannya masih diawang-awang, Pria itu sekilas hanya orang asing. Dan hal yang perlu dicatat di sini, Pria itu bertelanjang dada.

'Apakah tadi malam aku dilecehkan?' Pikir Krist saat melihat dirinya turut bertelanjang dada.

Oke,,,Sudah diputuskan, tujuan utama pagi Krist ternyata adalah membunuh laki-laki ini.

Krist meraih bantal lalu melemparnya kepada sosok yang meringis di lantai tanpa berniat untuk mengingat kembali wajah korbannya. Sepertinya Hangover membuat Krist lupa akan Pria yang ternyata sudah mengikat Krist sebagai pasangan.

"BERHENTI, KRIST!" Balas Singto sambil menghindar.

Krist tak peduli. Krist murka.

Dan jangan salahkan Singto yang sekarang terlihat kesal. Harusnya pagi ini Ia menikmati hari kedamaian pengantin baru bukan malah menerima amukan Krist yang sekarang sibuk melempar bantal dan selimut.

"MATI KAU!!!!!" Ucap Krist masih memukul Singto menggunakan guling.

Singto berdiri mencoba kembali menghindar.

"Argggg." Teriak Singto tak tahan.

Singto menyerang Krist menggunakan bantal membuat Krist terhuyung seketika.

Akhirnya, pagi yang indah dihari pertama setelah mereka menjadi pasangan, mereka lalui bukan dengan pagi yang penuh keromantisan tetapi pagi yang ricuh akan perang bantal guling di atas ranjang.

Perang bantal berlangsung cukup lama sampai kamar yang indah berujung dengan berantakan. Krist akhirnya terduduk, mengangkat kedua tangannya menyerah hingga membuat Singto menahan diri saat mengangkat bantalnya untuk menyerang kembali.

"Kita... saling bunuhnya... cukup sampai... disini.. aku lelah." Ucap Krist dengan nafas tersendat-sendat lalu memeluk guling.

"Yahhh" Ucap Singto yang sama lelahnya lalu memposisikan diri duduk di sisi ranjang.

Can I stay by your side?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang