"Terkadang aku merasa sangat istimewa saat bersamamu. Tetapi, terkadang pula aku merasa sangat asing bila didekatmu."
🍁🍁🍁
Sore ini aku sedang duduk diwarung depan sekolah bersama ketiga temanku. Menunggu seseorang yang tadi mengabari akan menjemputku, katanya ingin mengantar pulang ke rumah. Namun, setelah 20 menit berlalu aku menunggu, lelaki itu tak kunjung menampakkan wajahnya.
Sudah menjadi kebiasaan kami berempat, saling menunggu dan membantu satu sama lain. Jika salah satu dari kami ada yang menunggu jemputan atau seseorang, yang lain pun harus menemani sampai jemputan atau seseorang itu datang. Seperti saat ini, ketiga temanku dengan setia menemaniku yang menunggu Regan datang menjemput. Meskipun mereka sudah sangat kesal sekarang ini.
"Regan dimana sih, Ri ? Lama banget kayaknya ?" Ucap Feby kesal.
Aku menatapnya tak enak hati, "masih dijalan kayaknya."
"Daritadi dijalan mulu, jarak rumah dia ke sekolah kita kan gak jauh-jauh amat." Ucap Sarla yang sama kesalnya.
"Emangnya, lo tahu rumah Regan, Sar ?" Ucap Citra lalu menatap Sarla.
Gadis itu menggeleng, "gak tahu sih. Tapi, kan emang jarak perumahannya Regan ke sekolah kita gak jauh-jauh banget. Harusnya 15 menit juga udah sampe, dia kan naik motor." Ucapnya.
"Udah gue telpon, tapi gak diangkat." Ucapku yang sama kesalnya menunggu lelaki itu.
"Regan bawa mobil kali, terus kejebak macet." Ucap Citra santai.
"Tapi, ini udah lama banget. Kebiasaan banget sih tuh cowok kalo jemput lo selalu aja bikin nunggu kayak gini." Ucap Feby.
"Ya udah, lo bertiga pulang duluan aja. Gue gapapa kok nunggu Regan disini sendirian," ucapku lalu tersenyum tipis.
Mereka bertiga menggelengkan kepala.
"Udah nanggung, Ri. Sekalian tar kalo Regan dateng mau gue omelin dia." Ucap Feby.
"Lo gak kesel apa dibikin nunggu kayak gini terus, Ri ?" Ucap Sarla.
Aku tersenyum kecil menanggapinya, "kesel sih. Tapi, mau gimana lagi." Ucapku.
"Udah kebiasaan tuh si Adudu, emang minta digarot sama gue." Ucap Citra yang sama mulai kesal.
Lagi-lagi aku hanya menanggapinya dengan senyuman. Padahal, jauh didalam hatiku ini, aku sama dongkol dan kesalnya seperti mereka.
Tidak lama kemudian, setelah cukup lama sekali menunggu. Akhirnya yang ditunggu datang juga menampakkan wajah polos dan seolah tidak berdosa.
Regan membuka kaca helmnya, kemudian menatapku. "Ayo pulang," ucapnya tanpa basa-basi.
"Lama banget lo, darimana dulu kali. Kebiasaan bikin orang nunggu," Ucap Febby sewot sambil menatap lelaki itu.
Regan menautkan kedua alisnya.
"Tahu nih Adudu lama banget, ampe jamuran kita nunguin lo." Ucap Citra sarkas.
Ketiga temanku itu memang sering memanggil Regan dengan sebutan Adudu. Semenjak mengetahui sikap Regan yang menyebalkan, mereka berpikir Regan itu jahat padaku. Maka dari itu, Citra memanggilnya dengan sebutan Adudu. Kemudian Feby dan Sarla mengikuti.
Adudu itu merupakan tokoh dari serial kartun yang berjudul Boboiboy. Kalian pasti sudah tahu bukan ? Adudu si kepala kotak berwarna hijau itu memiliki sifat yang jahat. Selain itu, ia juga menjadi musuh utama dari sang tokoh utama. Benar, Adudu adalah musuh abadinya Boboiboy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast
Teen FictionNamanya, Mentari Khalila Hasan. Lebih akrab disapa, Riri. Senyumnya, secerah mentari dipagi hari. Namun, siapa sangka dibalik sebuah senyum cerahnya, tersimpan banyak kepalsuan. Seolah senyum yang ia tampilkan didepan semua orang hanyalah topeng, at...