Bab. 2 - Gosip Rutin Dipagi Hari

197 16 0
                                    

"Perasaan itu reaksi alamiah yang tumbuh tanpa disengaja dan tidak dapat dihilangkan dengan mudah. Apalagi secara paksa, gak akan bisa."

🍁🍁🍁

Pagi yang cerah, secerah senyuman Mentari hari ini. Aku menyapa ayah dan bunda yang sedang sarapan dimeja makan. Kemudian ikut bergabung bersama mereka. Sudah menjadi kebiasaan dikeluarga ini, sarapan bersama sebelum beraktifitas.

Aku berangkat sekolah ikut ayah naik motornya sampai depan gang. Kemudian dari sana aku melanjutkan dengan memilih naik angkot saja. Karena selain lebih hemat, disini memang tidak ada taksi lewat ataupun busway. Hanya ada angkot dan ojek online yang berlalu lalang. Aku memang tidak tinggal ditengah wilayah perkotaan. Hanya diperbatasan kota saja. Namun, kemacetan disini sama halnya seperti Jakarta. Sangat tidak jauh berbeda, apalagi disaat pagi dan pulang jam kerja. Aku juga tinggal diperkampungan biasa, bukan komplek ataupun apartement.

Sesampainya disekolah, keadaan masih belum ramai. Baru ada beberapa manusia saja yang datang. Entah aku yang datang terlalu pagi, atau mungkin mereka yang kesiangan. Para teman-teman dekatku pun belum ada yang nampak batang hidungnya. Akhirnya aku memutuskan untuk menyumpalkan earphone ke telingaku dan memutar lagu night changes dari one direction. Itulah lagu kesukaan ku, selain lagu menye-menye lain yang sering aku dengar.

Tidak lama terdengar suara toa milik Citra, "Good morning Everybadehhhhh." Ucapnya yang baru saja datang memasuki kelas bersamaan dengan Feby dan Sarla.

"Berisik ih Citra masih pagi udah gila." Ucap Sarla.

"Lagian lo sih temenan sama orang gila," ucap Feby lalu tertawa.

Aku pun ikut tertawa kecil.

"Gue kira Riri belom dateng," ucap Sarla.

"Udah daritadi malah," ucapku.

Sarla menganggukan kepalanya paham, Riri memang siswi pintar dan teladan. Selalu datang lebih awal dan tidak pernah terlambat.

"Riri punya gosip baru apa nih dari anak Negeri 2 ?" Ucap Sarla penuh semangat lalu duduk didepanku.

"Gosip apa ya ?" Ucapku sambil berpikir. "Belom ada kayaknya deh," ucapku pada akhirnya.

Sarla membuang nafas kecewa, pasalnya ia sangat bersemangat jika sudah bergosip tentang anak sekolah Negeri 2. Karena Alvan pacarnya sekolah disana, sama dengan Regan. Hanya beda kelas dan jurusan saja. Begitu pula dengan pacar Citra, tapi Hafidz itu sekelas dan satu jurusan dengan Regan. Bahkan Hafidz adalah teman segank Regan. Citra dan Hafidz saling mengenal kemudian jadian. Itu semua karena aksi ku yang mencomblangkan keduanya.

"Noh coba tanya Citra ada gosip apa, kali aja Hafidz cerita sesuatu." Ucapku.

"Gak tahu gue, belom ada info menarik apa-apa kayaknya." Ucap Citra.

"Si Zahra temen lo yang sekolah disana itu emang belom ada ngomong apa-apa gitu sama lo." Ucap Sarla.

Aku menggeleng, "dia kalo ada info baru apa-apa pasti langsung ngasih tau gue tanpa gue tanya. Dia ketemu Arya dikantin aja bilang, Arya nanyain gue dia bilang. Padahal kan Arya udah mantan gue sekarang."

"Iyah juga sih bener," ucap Sarla.

"Lagian si Sarla mah aneh, pagi-pagi udah nanyain gosip tentang disekolah orang." Ujar Feby.

"Ya kan kali aja ada info tentang Alvan gitu Feb," ucap Sarla.

"Regan sekolah gak Ri ?" Ucap Citra sambil menatap ke arahku.

Aku mengangguk, "semalem sih bilang katanya sekolah."

"Gue harap Hafidz hari ini gak bolos lagi, capek gue pas malem minggu nyeramahin dia abis-abisan." Ujar Citra kesal.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang