Bab. 4 - Cemburunya Ababil (ABG Labil)

250 19 2
                                    

"Baru sekali saja kamu mendengar tentangku bersama oranglain, cemburumu sudah membabi buta. Lalu apa kabarnya aku ? Yang sudah sering mendengar tentangmu bersama yang lain. Tetapi hanya mampu bertanya sebatas kata."

🍁🍁🍁

Langit menggelap karena tertutupi awan hitam yang menggumpal. Pertanda sebentar lagi hujan akan turun disiang menjelang sore ini. Waktu sudah menunjukkan pukul 03.00 wib, bertepatan sekali bell pulang berbunyi.

Aku bersama anak-anak yang lain bergegas merapikan buku-buku serta alat tulis lainnya kedalam tas. Kemudian duduk yang rapi dan berdo'a sebelum pulang. Sudah menjadi kebiasaan disekolahku, saat hendak memulai belajar dan pulang wajib berdo'a terlebih dahulu.

Dengan semangat yang disertai candaan dan tertawa-ria saat hendak keluar kelas, setelah mencium tangan bu Najwa kepala kejuruan anak-anak Akuntansi.

"Citra lo pulang sama siapa ? Gue gak bawa motor soalnya." Ucap Sarla sambil menatap gadis itu.

"Santai, nebeng aja. Tinggal kedipin anak TKR doang," ucapnya lalu tertawa pelan.

"Serius peak," ucap Feby.

"Pulang sama Hafidz dia, dijemput." Ucapku yang dibalas cengiran khas oleh Citra.

"Kampret emang, pantesan santai-santai. Diem-diem bae, bukannya ngomong." Ucap Sarla nyinyir lalu diangguki oleh Feby.

"Itu gue ngomong tadi ke si Riri, ya kan Ri ?" Ucap Citra sambil menatapku, lalu aku mengangguk saja.

"Riri balik sama siapa ?" Ucap Feby.

"Biasa, nebeng Alan. Hehehe," ucapku lalu terkekeh pelan.

Sarla tertawa sarkas, "hahahaha, nebeng mantan pacar lima langkah ya, Ri."

Aku mengernyitkan dahi, "saraf ketawa lo, Sar. Lagian Alan mah temen gue dari dulu, gue gapernah pacaran sama dia. Tiga hari doang mah itu khilaf doang kali," ucapku lalu tertawa.

"Tapi, lo romantis tau pulang sama dia terus. Hahaha," ucap Citra.

"Pala lo romantis, gue nebeng doang. Lumayan kan dari depan gang jadinya gak jalan kalo pulang sama Alan." Ucapku sarkas lalu dibalas gelak tawa oleh mereka.

"Gue ambil motor dulu, lo tunggu depan aja." Ucap Feby pada Sarla.

Kemudian kami bertiga berjalan kedepan gerbang untuk menunggu disana. Ternyata oh ternyata, Hafidz sudah ada didepan gerbang sekolah sedang menunggu Citra.

"Widihhh, udah stand by aja, Fid." Ucap Sarla pada Hafidz.

"Iyalah, emangnya si Adudu apa, yang kalo jemput bikin nunggu mulu. Hafidz mah enggalah, iya kan yank ?" Ucap Citra lalu tersenyum genit menatap kekasihnya.

Hafidz hanya tersenyum canggung lalu mengangguk.

"Udah jangan diomong si Regan mah, udah emang kebiasaan orangnya begitu ya, Ri." Ucap Sarla sambil menatapku, yang kemudian ku balas dengan kekehan kecil saja.

"Gak nongkrong, Fid ?" Ucapku sambil menatap kekasih sahabatku itu.

"Engga, gue kabur. Regan mah masih ditongkrongan sekarang juga belom balik," ucap Hafidz.

Aku tersenyum kecil, "gue gak nanya Regan kali."

"Halah pura-pura," ucap Citra dan Sarla berbarengan dengan nada mengejek.

Aku hanya membalasnya dengan tertawa kecil saja.

Tidak lama, Feby datang berbarengan dengan Alan dibelakangnya.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang