Memasuki akhir abad ke-18, eksistensi makhluk lain yang menyerupai manusia mulai disadari keberadaannya.Makhluk yang terkenal dingin dan mampu menghisap hingga titik darah kehidupan dengan taring yang sesekali menyembul dari balik bibir.
Korban dari pihak manusia mulai berjatuhan, banyak ditemukan dibalik pohon besar dengan dua lubang kecil pada bagian leher dan kulit pucat pasi kehabisan darah.
Pihak manusia yang dulunya di pimpin oleh kerajaan terbesar Eropa mulai mengambil tindakan dengan membasmi Clan-clan besar makhluk pembunuh. Hingga ketika sebuah Clan besar makhluk penghisap darah habis terbantai ditengah kobaran besar api, salah seorang dari makhluk itu terlihat tak tahu malu mulai memberanikan diri membuat penawaran untuk hidup berdampingan.
Pihak manusia yang saat itu memang sadar bahwa membasmi sebuah Clan besar tak akan pernah mampu membasmi keseluruhan pihak makhluk penghisap darah, mulai menyetujuinya dengan syarat dan ketentuan berlaku.
Akan tetapi, sang pemilik tahta dari pihak manusia menolak tegas dengan kutukan gelap yang terlontar dari bibir Pria tua itu.
"Kalian semua bodoh! Tak ku sangka selama ini memimpin orang-orang bodoh seperti kalian!"
"Kalian pikir mereka, para makhluk menjijikkan itu menghisap darah hanya untuk membunuh? Bodoh kalau kalian memang berpikir begitu!"
"Istriku, pemaisuri yang selama ini ku anggap mati kehabisan darah justru lambat hari juga berubah menjadi makhluk menjijikkan itu! Mereka juga dapat membuat kalian para manusia bodoh, berubah menjadi makhluk penghisap darah!"
Namun, Sang pemilik tahta dari pihak manusia yang saat itu memang sedang berada di penghujung nyawa tak bisa melakukan apapun karena perjanjian darah telah disepakati kedua belah pihak. Lontaran kalimat pengubah takdir di masa depan pun keluar dari balik bibir lebar si Pemimpin.
"Haram bagi makhluk asli penghisap darah, manusia yang juga telah berubah menjadi sebangsa mereka, atau makhluk-makhluk sejenis lainnya untuk memimpin Pihak manusia. Jika itu terjadi, masyarakat diperbolehkan memburu nyawanya dan jadikan sebuah persembahan di makamku."
Dengan ini, ketika awal abad ke-19; dimulai lah kehidupan dengan dua Kekuasaan dari pihak berbeda di sebuah dataran Eropa.
Pihak makhluk penghisap darah yang dinamai Vampire dengan kedaulatan Moroi; Clan terbesarnya. Dan pihak manusia dengan pemilik kasta baru dari keturunan pemilik kasta sebelumnya.
~oOo~
Abad ke-21
Jihoon mempertajam setiap indra nya begitu kaki pendek pemuda itu menapaki bagian terdalam hutan, manik indah itu terlihat menyipit mengawasi sekitaran hutan begitu telinga sensitifnya mendengar cicitan kecil hewan buruan.
Bukan. Jihoon berburu hewan bukan untuk dihisap darahnya, sama sekali bukan.
Sejenis simbiosis mutualisme, dua kekuasaan antara pihak Vampire dan Manusia hidup berdampingan dengan saling menerima keuntungan; dimana manusia yang wajib donor darah setiap tahunnya untuk membantu penambahan energi pihak Vampire, dan sebaliknya dimana Vampire berburu hewan layak konsumsi untuk membantu pangan pihak manusia.
Sebenarnya Jihoon ini merupakan seorang pangeran Vampire, bukan hal yang wajib baginya untuk berburu. Tapi hal itu akan sesekali dilakukannya menjelang bulan purnama, saat dimana keindahan dunia malam terpancar bebas tanpa lalu lalang manusia.
Hutan memang merupakan tempat netral, akan tetapi banyak sekali manusia pencari kayu atau anak-anak yang memanfaatkan hutan luas sebagai tempat bermain. Tentu hal tersebut sangat canggung bagi para pihak Vampire, sehingga malam bulan purnama lah saat yang tepat. Kepercayaan pihak manusia yang meyakini bahwa malam ketika bulan dengan sempurnanya menampilkan keindahan juga merupakan titik dimana para Vampire akan mencapai puncak nafsu haus darahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SAILENT
Fanfiction[Prompt 3 event Petrichor on September] Sailent mean very important thing. Di sebuah dataran Eropa, dua orang pangeran yang berasal dari kerjaan yang berbeda yang terkena kutukan, Kuanlin terkena kutukan yang bisa membunuhnya. Jihoon yang tidak ing...