"Aku sama sekali tak setuju dengan perkataanmu, Guard !!!"Suara Samantha mulai meninggi di sela-sela pertemuannya dengan para petinggi Malaikat.
"Kau melihat sendiri serangan Arthur bersama pengikutnya waktu lalu ! Dan mereka semua adalah manusia yang telah diambil harapannya, dirasuki pikirannya dan racunnya membuat mereka menjadi monster yang mengerikan! Apa kau tak mempertimbangkan hal itu, Guardd???" Samantha tampak sangat kesal dengan pertimbangan Guardd untuk menunggu perkembangan dari serangan Iblis. Pertemuan kedua yang diadakan di Kota Sikhem, Planet Pearl's Fairy pagi itu semakin memanas.
Guardd mendengus, wajahnya mengeras. "Apa kau juga tak memikirkan bagaimana lemahnya para manusia terhadap godaan Iblis ? Apakah itu semua sepenuhnya kesalahan kita para Malaikat ??? Aku tak ingin terburu-buru dalam bertindak! Dan ini adalah tugas kita semua, untuk memikirkan strategi yang tepat untuk menghentikan mereka,Samantha !"
Kali ini Samantha terdiam. Tangannya terkepal begitu saja diatas meja. Matanya memancarkan sinar keemasan yang cukup terang.
"Tenanglah, Samantha. Kurasa Guardd ada benarnya. Kita harus memiliki strategi terlebih dahulu," Pinta Lynn yang merupakan Pemimpin Malaikat bersayap satu yang hadir bersama dengan saudaranya, Malezar.
"Maaf, jika aku menyela," Xharliem tampak berdeham,"Mungkin sebaiknya, pasukan Malaikat perang dan juga pasukan Malaikat yang memiliki kemampuan khusus untuk membaca pikiran lawan seperti Samantha, diturunkan terlebih dahulu untuk mengecoh mereka" Lanjutnya.
"Hahahahaha ! Mengecoh ? Apa kau pikir ini pertandingan sepakbola, Xhar ???" Henokh yang sedaritadi mengamati pembicaraan pun akhirnya membuka suara. "Well, mungkin maksudmu adalah mempengaruhi pemikiran para manusia yang masih bisa untuk dikeluarkan racunnya kan ?" Katanya sedikit menyindir.
Xharliem tersenyum kecut. "Yah, begitulah maksudku, Tuan Maha Benar"
Henokh terkekeh. " Terimakasih, untuk pujian itu, tapi ku harap kau cermati perkataanmu terlebih dahulu," Kata Henokh sambil menatap tajam.
"Seperti inikah kalian ? Kita butuh kesatuan disini !" Kata Guardd. Ia mengamati setiap petinggi Malaikat yang hadir. "Perpecahan hanya akan membuang kalian kedalam Neraka sama seperti Arthur, ingat itu!"
Xharliem tertunduk. Ia menyesali perkataannya yang menimbulkan rasa amarah untuk petinggi Malaikat lainnya.
Tok! Tok! Tok!
Pintu ruangan tersebut diketuk oleh seseorang yang membuat pecah keheningan yang ada."Itu Ellrof," Kata Samantha singkat. Ia dapat merasakan kehadiran Ellrof.
Dengan cepat, Lynn menggerakkan tangannya dan pintu tersebut terbuka. Dan benar saja, Ellrof, Malaikat bersayap Enam tersebut sudah muncul dihadapan pintu. Dan dalam hitungan detik sayapnya dihilangkan lagi.
"Maaf, aku terlambat. Apa masih boleh aku bergabung ?" Tanyanya sopan.
"Yah, silahkan. Sebelumnya, kami sedang membahas strategi untuk menghentikan racun yang diberikan Arthur untuk mengubah para manusia menjadi monster pengikutnya. Apa kau ada saran ?" Guards tak ingin berbasa-basi. Ia tampak mengetahui sesuatu dari tatapan Ellrof.
Ellrof menarik nafas sebentar dikarenakan perjalanan jauhnya menuju ke Kota Shikem sejak pagi tadi. Ia memberikan perlindungan khusus bagi Chloe dan seisi rumah Samantha sebelum meninggalkan rumah untuk bisa hadir ke rapat para petinggi Malaikat.
"Ahm...Well, terimakasih Guardd memberikan kesempatan untukku memberikan saran. Menurutku, beberapa pasukan Malaikat, baik Malaikat perang maupun para Malaikat yang memiliki kemampuan khusus harus diturunkan ke bumi untuk mencari para manusia yang tersisa dan yang masih bisa diselamatkan," Jelas Ellrof.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkness After Make A Wish
Bí ẩn / Giật gânKetika Hari-hari yang dijalani Chloe berubah drastis saat ia bertemu dengan seorang malaikat pelindung, Ellrof ,yang ditugaskan untuk mengembalikan setiap harapan para manusia yang telah diambil oleh para Iblis yang dilemparkan ke bumi saat setiap...