Abigail

16 2 0
                                    


Sudah lebih dari satu bulan, Abby mencari keberadaan Chloe. Sejak mendatangi rumah Chloe yang kosong, Abby memiliki firasat yang buruk akan sahabatnya itu. Mulai dari berpikir sahabatnya diculik dan melarikan diri dikarenakan adanya teror yang berdatangan secara terus-menerus kepada sahabatnya itu. Dan hari ini, Abby kembali mencoba menghubungi nomer handphone miliki Chloe, dan ia berharap akan mujur kali ini. 

Dua kali melakukan panggilan ke nomer handphone Chloe,lagi-lagi Abby mendapatkan jawaban yang sama. Nihil. Nomer Handphone Chloe tak aktif lagi. Belakangan ini, Abby merasakan adanya perubahan yang sangat drastis di kota tempat tinggalnya itu. Ketika menjelang pagi hingga sore hari, terdapat banyak kekacauan yang terjadi di kota tersebut. Perampokkan, pembunuhan, ledakan-ledakan di tempat-tempat tertentu, dan masih banyak lagi kekacauan yang ada. Sedangkan, ketika menjelang malam hari, kota Oregon Park akan terasa seperti di kuburan, dingin dan mencekam. Terkadang terdengar teriakan-teriakan yang memilukan, bahkan suara tawa yang membuat setiap orang yang mendengarnya menjadi gelisah.

Abby telah resign dari perusahaan milik Mr. Nicolaus. Walaupun awalnya tak diterima, Abby tetap bersikukuh ingin keluar dari perusahaan dan ingin hidup bebas berkelana. Mr. Nicolaus memberikan sejumlah uang yang sangat besar untuk Abby, karena baginya Abby adalah salah satu karyawan terbaik baginya. Abby sangat bahagia dan memeluk Mr. Nicolaus dengan erat, dan mohon pamit kepada para staf disana. 

Udara kota Oregon sangat sejuk hari ini, abby memutuskan untuk pergi ke luar kota, mungkin ia kembali ke Northville atau pergi ke tempat kakek dan neneknya berada di Wheelsburg. 

"Well..well, apa lagi yang harus kubawa..," Abby bergumam sambil melihat kembali catatan-catatan kecil yang ditulisnya, hal ini ia lakukan dikarenakan ia sering melupakan membawa barang-barang yang penting saat berjalan jauh. "Oh, yaaa ! Aku hampir lupa !" Dirinya segera bergegas menuju rak buku yang tersusun dari ratusan buku-buku novel romansa. Ia ingin mengambil beberapa novel yang terletak di paling atas dengan menggunakan bantuan kursi dan ia berdiri setengah berjinjit, namun keseimbangannya kurang hingga ia jatuh bersama kursinya. Namun, ada yang aneh saat ia terjatuh, ia mendarat di lantai kayu rumahnya dengan pelan, bahkan sempat melayang selama 1 detik. 

Mata Abby terbelalak, tubuhnya diam tak bergerak di atas lantai kayu yang dingin. Apa yang baru saja dialaminya adalah hal tak biasa, dan membuatnya merinding. Hantukah? Pikirnya. perlahan ia bangun dari posisinya dan memandang sekeliling dengan saksama. Tak ada siapapun...Fiuuh, mungkin aku hanya terlalu capek dan banyak pikiran saja. Ia beranjak menuju kamarnya dengan perasaan was-was. Jantungnya masih berdegup kencang, tangannya gemetar, namun ia mencoba menepis semua perasaan takut itu. 

"Oke, sudah selesai. Saatnya berangkat !" Katanya dengan antusias, namun lagi-lagi langkahnya terhenti. Ada energi yang sangat besar yang dirasakan saat ia hendak melangkah keluar rumah. Abby menatap sekeliling sekali lagi, tangannya menggenggam tas ranselnya dengan erat. Perasaan apa ini?! Sh*t ! Jangan takut, Abigail ! Jangan takut ! Pekiknya dalam hati sambil menggeleng-gelengkan kepala. Abby memberanikan diri melangkah menuju mobilnya dan tanpa menoleh ke belakang. Ia melaju dengan kecepatan yang cukup tinggi untuk menjauhi apartemennya secepat mungkin. 

"Huuuuhhh..! Hampir saja jantungku berhenti ! Seandainya Chloe ada bersamaku tadi, mungkin ia sudah berlari sambil berteriak atau yang paling parah, ia akan pingsan tentunya.Hmm.. Chloe, Chloe, Chloe. Sahabat yang curang meninggalkanku dengan seribu tanda tanya. Apa dia ingat  bahwa dua hari lagi ulang tahunku? 12 Juni 2020, Genap 26 tahun umurku..."Lagi-lagi Abby bergumam seperti sedang bercerita dengan seseorang. Sebelum menuju ke Wheelsburg, Ia mengisi bahan bakar penuh karena perjalanannya akan sangat jauh. Sebelum giliran Abby, sebuah mobil  Lamborgini berwarna hitam mengkilap membuat setiap orang yang melihat akan terpana. Okey, mungkin aku akan menjadi teman kencanmu selama 1 minggu. Hahaha ! Abby menurunkan kacamatanya hendak melihat sang pengemudi, namun anehnya ia memakai pakaian serba hitam. Wajahnya pun tak begitu terlihat jelas. Aneh. Pikirnya. Giliran Abby untuk mengisi bahan bakar, diliriknya mobil mewah tadi , tampaknya pria itu memperhatikan Abby dari kaca spion mobilnya. 

The Darkness After Make A WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang