How if ...?

25 5 0
                                    

Ellrof memandang keluar jendela. Hari ini langit tampak cukup cerah dan sedikit berawan. Ellrof menghirup udara bumi sambil tersenyum. Semilir angin menerpa wajahnya yang tampan. Sepertinya ia benar-benar menikmati tugasnya di Bumi.
"Ell...rof ?" Chloe menatap tak percaya apa yang dilihatnya saat ini. Ellrof memiliki sayap !!!

Tubuhnya mengkilap seperti ditaburi glitter , matanya yang hijau gelap memberi kesan yang berbeda kali ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuhnya mengkilap seperti ditaburi glitter , matanya yang hijau gelap memberi kesan yang berbeda kali ini.
Ssshhhh !!! Sayap Ellrof seperti menghilang begitu saja.
"Kenapa kau tak mengetuk pintu terlebih dahulu ???" Tanyanya dengan  nada ketus.

"Aku pikir, kau adalah malaikat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku pikir, kau adalah malaikat...jadi..." Kata-kata Chloe terpotong, "Jadi ku pikir kau mengetahui kedatanganku," Lanjutnya.

Ellrof menarik nafas panjang. "Listen,ya, kau benar aku adalah Malaikat. Tapi, aku bukanlah Penguasa Tertinggi. Setiap Malaikat memiliki kemampuan khusus dan tidak semua memiliki kemampuan yang sama. Ok ?" Jelas Ellrof yang seketika sudah memakai kaos berwarna putih.

Chloe mengucak-ngucak matanya tak percaya dengan apa yang dilihatnya lagi. Dasar Malaikat ! Bisa melakukan apa saja seenaknya ! Pikir Chloe.
Ellrof menatap Chloe lagi.

"Apa ?" Tanya Chloe.

"Dan jangan lupa, aku bisa mendengar suara dari isi kepalamu itu."

Ellrof berjalan keluar kamarnya. Ia tak ingin Chloe melihat wajahnya yang bersemu merah.

Chloe berlari mengejar Ellrof yang meninggalkannya sendirian.

"Ahh, umm... Apa kau baru disini ?" Tanya seorang anak perempuan kecil berumur sekitar 7 atau 8 tahun. Ia menggandeng adik laki-lakinya sambil memegang sekeranjang roti yang tampaknya baru keluar dari oven.

Chloe tersenyum sesaat. "Ya, aku baru disini. Apa kau tersesat adik kecil ?"

"Tidak. Aku hanya ingin memberikanmu beberapa potong roti buatan Ibuku..."Kata anak berambut pirang itu dengan lancar.

Pipi mereka kemerah-merahan, adik lelakinya yang kecil mengangguk-angguk seolah-olah mengerti percakapan yang sedang berlangsung, sangat lucu ekspresinya.

The Darkness After Make A WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang