Chap 2/1 (2) -Tamu-

707 67 9
                                    

-
-
-
Y/n Pov's

'Ah, mereka pasti telah lama menunggu. Aku harus cepat - cepat kesana.' batinku.

Aku buru - buru keruang tamu. Saat sampai disana adikku, Hikari (L/n) menyambutku dengan hangat.

"Oh itu dia kakakku." Seru Hikari sambil menunjukku. "Ah, kakak kenapa lama sekali sih."

"Ah, gomen gomen." Ucapku sambil tersenyum canggung ke arah adikku.

"Karena kakak sudah datang, aku permisi kebelakang dulu." Ucap Hikari sopan. Manisnya- batinku memuji kesopanan adikku sendiri.

"Maaf telah menunggu lama." Ucapku datar. Lalu, membungkuk sebentar lalu duduk di kursi.

"Daijobu Yo, Y/n." Ucap seseorang yang suaranya sudah sangat familiar ditelingaku.

"Ah, Erwin ya?" Tebakku kepada pemilik suara. Ya, kalian harus tau bahwa aku ini buta dan hanya mendengarkan pendengaran beserta perabaan.

Walaupun mataku yang berwarna E/c ini terlihat indah.namun, sebenarnya sama sekali tak berfungsi. Jadi, kuputuskan untuk menutupi mataku yang bermandikan E/c ini dengan poniku yang panjang.

"Benar sekali. Wah, kau masih ingat aku rupanya. Padahal sudah bertahun-tahun." Ucap Erwin di barengi tawanya yang khas. Aku tebak ia juga sedang tersenyum sekarang.

"Nee, meskipun aku buta. Aku masih bisa mengenalimu karena suaramu yang khas itu." Ucapku datar namun hangat.

"Umh..." Kudengar Erwin bergumam pelan. Aku rasa Erwin kini sedang menatapku dari atas sampai bawah.

"Hn. Doushite?" Tanyaku bingung.

"Nandemonai. hanya saja, kau terlihat lebih cantik sejak terakhir kali kita bertemu. Hahaha..." Gombal Erwin disambung dengan tawa renyahnya. Aku menanggapinya santai.

"Ck, Erwin. Aku sudah kebal terhadap gombalanmu itu. Katakan langsung ke intinya." Ucapku menepis lembut semua gombalan Erwin sambil menyesap teh hitam yang disediakan Hikari didepanku. "Apa yang kau inginkan?"

To the points aja gaes.

Erwin langsung berganti ke mode seriusnya.

"Hm. Ngomong - ngomong perkenalkan. Ini Levi, salah satu anggota scouting Legion yang direkrut 2 bulan setelah kau di keluarkan dari pasukan pengintai." Ucap Erwin sambil memperkenalkan rekannya yang sedari tadi hanya jadi obat nyamuk disampingnya.

"Namaku Y/n L/n, yoroshiku." Ucapku datar. Yang di perkenalkan hanya bergumam menanggapi perkenalan diriku. Aku juga santai menanggapi sikapnya. "Lalu?"

Erwin mengucapkan sesuatu yang sangat aku mengerti. Aku tersenyum simpul dan mengiyakan permintaannya. Sambil bertanya...

"Memangnya aku di perbolehkan kembali ke pasukan pengintai?"

Aku sadar dosaku terlalu berat untuk masuk kembali ke pasukan pengintai. Yang ada aku malah jadi beban untuk mereka.

-
-
-

Erwin Pov's

"Tch. Erwin, kau terlihat sangat menggelikan saat menggodanya tadi." Cecar Levi, pria pendek yang berkuda di sampingku ini mencaci ku seenak jidatnya. Aku tersenyum simpul.

"Itu hanya untuk mencairkan suasana Levi." Ucapku santai. "Aku sangat mengerti. Untuk membuka topik utama bersamanya, harus memancingnya dengan basa - basi dulu. Yeah, walaupun dia lebih suka to the point."

"Oh." Levi ber-ohh ria menanggapi kalimatku. "Ngomong - ngomong, mengenaskan ya. tadi, gadis buta itu bilang ia sudah kebal terhadap seluruh gombalanmu itu, Erwin. Berarti kau sudah sering menggodanya ya."

Levi mulai menyindirku dengan kalimat kurang ajar atau lebih tepatnya Kamvretnya itu.

"Hei, hei! Jangan salah paham dulu." Ucapku sambil menatap lurus ke depan. Aku mengelus Surai putih kudaku yang ku tunggangi. "Dari dulu dia memang sudah tak bisa di gombali lagi. Dia selalu bisa membalas dengan kalimat yang menyakitkan bila sedang di gombali orang lain."

Ya, kalimat 'orang lain' itu maksudnya. Pastinya orang selain aku dan teman - temannya. misalnya, berandalan tengik yang belum tau kalau Y/n itu perempuan yang umurnya hanya satu tahun lebih muda dariku yang cukup sadis ketika mulai menyiksa orang lain.

Y/n memang sangat terlihat muda untuk orang seusianya. Malah lebih tepat wajahnya dan tinggi badannya itu seperti anak berumur tiga belas tahun.

Levi membalas nya dengan ber-gumam ria.

"Berapa umurnya? Terlihat seperti anak - anak." Tanya Levi lagi - lagi dia mencaci orang. Ia bahkan tak sadar bahwa dirinya juga 'pendek'.

"Setahun lebih muda dariku." Jawabku santai.

"Tch. Yang benar bocah seperti dia umurnya sudah tiga puluh tahunan?" Tanya Levi datar. Aku yakin dia penasaran. Aku pun juga begitu.

Aku heran padahal umur kami tak terpaut jauh. Tapi, dia seperti boneka yang tidak tumbuh ataupun menua. Selama bertahun-tahun wajah dan tingginya tetap sama.

"Ya, aku serius. Aku merasa tubuhnya tak tumbuh lagi semenjak kami bertemu kembali. Wajahnya dan tingginya pun tak berubah hingga sekarang. Tapi, sifatnya berubah 160°." Ucapku dengan nada bingung.

'Dia seperti menyembunyikan kesedihan yang tak ingin dia bagi ke orang lain termasuk aku, sahabatnya sendiri' - Batinku bingung.

"Hm. Yah, mungkin sudah takdir." Balas Levi santai. Sepertinya dia sadar kalau tingginya juga tidak lagi bertambah. "Jadi besok kita harus menjemputnya?"

"Ya, tentu saja." Jawabku. "Jika tidak ia tak akan datang ke markas kita."

"Kenapa tidak suruh orang lain saja yang menjemputnya?" Tanya Levi dingin.

"Jika orang lain yang datang kerumahnya. Dia akan menghilang tanpa jejak. Bahkan, adiknya sendiri tidak tau kemana ia pergi. Aku tau itu memang salah satu kebiasaannya." Jawab Erwin asal menyebutkan kebiasaan Y/n yang suka hilang secara tiba-tiba jika tidak di awasi. Merepotkan memang tapi itulah salah satu ciri khas Y/n yang tidak pernah berubah.

-
-
-

Yo! Minna!
Maaf jika ceritanya agak gaje dan kalimatnya susah di mengerti.

Aku tuh emang begitu. Susah buat ngerangkai kata²/kalimat yang pas buat ditulis.

Ah, bingung mo nulis apa. Udahlah ya, segitu aja.

Eh, bentar deh. Btw, aku juga ngebuat cerita Shingeki No Yaoi. Tapi, karena ceritanya 1000% gaje. Jadi, ku hapus deh. Entar, kalo ku yakin udah bagus baru ku update lagi.

Oke segitu aja.
Maaf kalo banyak typo yang bertebaran dan alur cerita yang muter - muter. Karena ku yakin ada hikmahnya /Plakk/.

Oke, Bye~
Selamat hari raya Idul Adha 2018, Rabu (22/8/2018) atau 10 Dzulhijjah 1439 Hijriah.

*Cie yang sering godain temen bilang mau kurbanin temen ea...
*Sekaranglah saatnya, ayo seret temenmu menuju tempat kurban terdekat /Plakk/...

See You...
Jangan lupa tinggalkan jejak...

-AdistiRi

[Revisi] (Levi x Reader's x Erwin) The Danger of Angel QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang