"Aku baru tahu bahwa kau bisa menggambar, Krist. Ini indah sekali." Singto tersenyum bahagia seperti anak kecil yang mendapatkan permen kesukaannya.
Krist memasang tampang cuek,"Hanya iseng saja. kembalikan padaku!" Krist mencoba meraih lukisannya namun Singto dengan cepat menjauh.
Sekarang Krist sudah berdiri siap merebutnya dari Singto. Singto tidak tinggal diam, ia menghindar sebisa mungkin. Lalu dimulailah kejar-kejaran antara mereka.
"Ternyata kau sangat mencintaiku, ya?"
Krist melotot, "Kau bermimpi? Singto. Kembalikan padaku. Sekarang."
"Tidak,"
"Hei! Itu lukisanku!"
"Ya, dan aku objeknya."
Nafas mereka memburu, saling menatap, lantas tertawa.
"Krist, kau tahu?"
"Ya?"
Singto tersenyum menatap Krist dalam, "I'm so lucky to have you."
X. Wrong
"Are you out of your mind? Do you even realize there are so many things could go wrong?!"
Krist memasang wajah seperti ingin muntah, "Wekk! Berhenti berkata seperti itu!"
"Hey, aku seperti ini kan hanya padamu," Singto manyun yang langsung disambut gelak tawa Krist.
"Ya ya, terserah kau saja lah,"
Krist kembali ingin memejamkan matanya saat tidak mendengar suara Singto, heran, ia membuka matanya dan langsung disambut dengan Singto yang berjarak sangat dekat dan menatapnya. Mereka—Krist dan Singto—saling memandang. Menyelami pikiran masing-masing. Tenggelam dalam kehangatan yang disuguhkan oleh satu sama lain.
"Krist?" panggil Singto masih dengan menatapnya.
"Hm?"
Singto semakin mendekatkan mukanya, "Kau cantik, Krist."
Ish!
Krist langsung memalingkan mukanya, "Kau perusak suasana sekali, tahu?"
Singto tertawa sampai perutnya sakit, "Sungguh, aku tidak berbohong! Hahaha!"
Krist tidak menanggapi Singto, ia teringat akan sesuatu, "Singto, aku ingin bertanya,"
"Ya?"
"Apa kau tidak ingin mencari kakekmu?"
Tawa Singto mereda lalu berhenti, mukanya menjadi datar. Jelas sekali terganggu dengan pertanyaan Krist. Hening. Baik Krist maupun Singto sama-sama terdiam. Krist masih menunggu jawaban Singto walaupun tahu Singto sangat enggan menjawabnya.
Tiba-tiba Singto maju dan mencubit pipi Krist, "Apa kau tahu pipimu itu bulat seperti bakpao? Aku ingin sekali menggigitnya, boleh?"
"Hei!"
Singto kembali tertawa sambil mencubiti pipi Krist. Krist pun mau tak mau ikut tertawa dan berusaha melepaskan diri. Biarkanlah. Krist mengambil satu kesimpulan: ada sesuatu yang disembunyikan oleh Singto dan Krist akan segera mencari tahu.
***
KRINGG KRINGG KRINGG
Bel istirahat!
Krist langsung buru-buru merapikan bukunya dan bersiap untuk keluar kelas, ia ingin mencari informasi tentang Kakek Singto. Krist berpikir, jika ia memang orang yang berpengaruh di kota Bangkok ini pasti tidak akan susah mencari info tentangnya. Ia harus menemukan Kakek Singto. Harus.
KAMU SEDANG MEMBACA
The One I Love
RomanceLagi, aku hanya bisa memandangi punggungnya berharap suatu hari ia bisa menyadarinya. Lagi, aku terpukau dengan senyumannya berharap suatu hari aku adalah alasan dari senyumnya. "Berharap dapat bersama dengan seseorang yang kita cintai merupakan si...