ᴀᴋᴜ ᴅᴀɴ ʏᴜᴅɪᴛᴀ^0.1

110 16 1
                                    

vote dulu sebelum membaca.✔
*******

"Ayah sudah pulang" Andya mendapati Ayahnya sedang membaca di ruang tengah. Tidak biasanya ia pulang secepat itu.

"Bagaimana hari-hari pertama kamu? Menyenangkan?"
"Ya...gitu deh, Yah."
"Kamu tidak apa-apa? Apa ada sesuatu yang menggangu kamu? Semuanya baik-baik saja, kan?" tanya pria itu khawatir.

"Ayah, aku tidak lagi di medan perang. Aku hanya ke sekolah, itu saja. Lagian Ayah sudah setuju kan, aku pindah ke sini?" Andya duduk disamping Ayahnya seraya menyandarkan tubuhnya yang kelelahan di atas sofa.

"Baiklah. Ayah yakin semuanya akan baik-baik saja. Kalau sesuatu terjadi, kita akan kembali ke sekolah kamu yang dulu, paham?" Nada bicara Ayahnya lebih terdengar memohon daripada sebuah ancaman. Andya mengangguk menyanggupinya.

"Tapi, kenapa kita tidak tinggal di rumah yang lama saja, Yah? Di sini tidak ada yang mengenalku, rasanya asing. Setidaknya di sana, mungkin aku punya teman kecil."

"Kamu pikir dengan pindah ke rumah yang dulu, kamu bisa mengenali mereka? Semua akan sama saja, Andya. Berhentilah berpikir untuk melakukan hal-hal yang tidak perlu dilakukan. Kamu hanya perlu fokus dengan hidupmu yang sekarang," ujar Ayahnya panjang. Ia melipat korannya dan membawanya meninggalkan Andya sendiri.

Andya tahu, ada kenangan buruk yang tersimpan di rumah itu. Ia hanya berharap, mungkin dengan melihat rumah itu ia akan teringat sesuatu.

🔐

"Kalian beruntung udah bisa lolos seleksi untuk masuk Club ini. Jadi, aku ucapkan selamat datang untuk para anggota baru.
Selamat bergabung dengan kami." Taeyong menutup sambutan singkatnya, disambut tepuk tangan riuh oleh penghuni ruangan Club yang kurang lebih berjumlah dua puluh orang itu.

"Maaf saya telat, Kak." Seorang cewek berkacamata tiba-tiba muncul dari arah belakang.
"Duduk aja langsung, lain kali jangan telat lagi ya!" perintah Taeyong.

Cewek bernama Tely itu menarik sebuah kursi di depan meja, sebelum duduk ia menoleh ke samping dan mendapati Jaehyun duduk dengan santai di sampingnya. Spontan Tely menarik bangkunya ke belakang pelan-pelan. Jaehyun cuma menoleh sekilas lalu mengerutkan kening.

"Maaf saya terlambat."
Beberapa menit kemudian Andya muncul dengan napas yang terengah-engah. Taeyong yang tadinya sibuk menyebar absensi, berhenti sejenak. Seperti apa yang ia lakukan saat pertama kali melihat Andya, lelaki itu membuang pandangannya keluar dan menggeleng-geleng kepala seperti ingin menepis sesuatu yang ia pikirkan.

Andya jadi salah tingkah, tak tahu ingin berbuat apa. Kalau langsung bergabung dengan yang lainnya, apakah Ketua Study Club akan diam saja dan berpikir tidak terjadi apa-apa?.
Beberapa menit kemudian Taeyong berkomentar, "Hari pertama saja telat, gimana nanti-nanti?" Ia melanjutkan kesibukannya membagi absen.
Andya jadi bingung, tidak ada lagi bangku yang kosong, lengkap sudah penderitaannya. Melihat keadaan canggung itu, Jaehyun segera berdiri dari tempatnya dan menyeret bangkunya ke arah Andya.

"Duduk di sini aja," ucapnya menawarkan.
"Jangan tegang dong, ini kan baru hari pertama," teriak Listia si Loudspeaker yang baru keluar dari ruang administrasi di sudut ruangan, melihat suasana canggung yang tiba-tiba memenuhi ruangan itu.

"Kayaknya seru deh kalau di antara kalian ada yang maju ke depan, kita kan mau tahu tujuan kalian masuk ke Club ini," usul Listia bersemangat. "Siapa ya?" Ia menyisir seluruh penjuru ruangan, para anggota baru segera menunduk, tidak berani memandang mata Listia yang sepertinya siap mengerjai mereka. Listia melirik Jaehyun dan Taeyong bergantian kemudian memutuskan. "Oh iya, yang tadi datang paling telat."

terlupakan : ltyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang