ғɪʀsᴛ sɪɢʜᴛ^0.1

250 23 7
                                    

annyeong👐
Sebelum membaca, mohon vote terlebih dahulu, Terima kasih.

..........

Andya membenamkan kepalanya ke dalam lipatan tangannya yang bertumpu di atas meja. Benar-benar membosankan. Hingar bingar di sekitarnya tak juga membuatnya tertarik. Kenapa setiap hari di kelasnya harus ada perayaan? Jujur saja, ia benci dengan perayaaan apa pun. Sebenarnya ia tak benar benar membenci perayaan dan keadaan di kelasnya. Tapi entah kenapa, enggan rasanya bergabung dengan mereka.

"Andya, ayo gabung dengan kita! Jangan bengong aja!" ajak Tely teman sebangkunya. Gadis manis berlesung pipit yang merupakan orang pertama yang mengajaknya bicara hari itu.

"Memangnya ada apaan sih? Kok rame banget?" tanya Andya tanpa beranjak dari tempatnya.

"Si Maya lagi ultah. Kita lagi ngerayain. Kamu nggak tahu?"

Andya hanya menggeleng. Tiba-tiba seorang gadis duduk di depannya. Kalau tidak salah anak itu bernama Alya. Mereka sempat berkenalan seminggu lalu saat Andya menjalani hari pertamanya disekolah itu.

"Kamu nggak usah ikut-ikutan gila kayak mereka," saran gadis itu tanpa diminta. Andya menatapnya dengan tatapan 'kamu ngomong sama aku?'

"Eh, anak baru! Muka kamu kusut banget tahu nggak, kayak nggak niat banget datang ke sekolah!" tambahnya. Cewek itu begitu ceplas-ceplos. Jujur saja, Andya tak begitu suka ada yang menyadari isi pikirannya.

"Oh....kelihatannya kayak gitu ya?" tanyanya pada Alya. Tapi ternyata gadis itu hanya sekadar berbasa basi. Buktinya, ia sudah kembali menekuni komiknya tanpa menunggu jawaban darinya.

Arghhh! Rasanya ingin berteriak di lapangan dan muter-muter sampai KO! Jerit Andya dalam hati.
Tok tok tok!

Seorang cowok jangkung menepuk-nepuk penghapus ke papan tulis. Entah kapan ia masuk. Ternyata dia tidak datang sendiri, beberapa orang menyusul di belakangnya.

"Kalian baru ditinggal beberapa menit saja sama guru udah ribut nggak karuan. Kita mau kasih pengumuman penting, kali aja ini bisa ngubah kebiasaan buruk kalian!" ucapnya lantang di depan kelas.

"Lebaaaay!" teriak mereka saling berlomba, cowok itu kembali menepuk papan tulis.

"Kita baru saja mengangkat ketua Physics Study Club (PSC) yang baru, otomatis akan ada perekrutan anggota baru. Anggota baru ini bakal dipilih untuk ikut persiapan seleksi olimpiade. Siapa yang berminat, bisa daftar langsung di sini untuk ikut tes. Silahkan maju untuk registrasi." Cowok itu berhenti bicara,agak lama. Teman-teman sekelas Andya belum ada juga yang beranjak dari posisi nyamannya.

"Wahh, parah nih kelas, cuma kelas ini doang yang tidak tertarik jadi anggota PSC."

"Tetap aja nggak ngaruh, Kak Jaehyun. Oh, iya. Coba deh, Kakak nawarinnya ke Tely, pasti langsung mau tuh!" teriak Galih.

"Cieeee...," sontak seluruh kelas menjadi jauh lebih riuh dibanding yang tadi. Spontan Tely yang tadinya asyik-asyik aja duduk di samping Andya berjalan ke belakang menjitak kepala Galih.

"Apa-apaan sih?" teriaknya di tengah keributan itu, Andya memperhatikan sebenarnya gadis itu bener-bener marah, atau? Entahlah, wajahnya juga memerah.

"Stop stop! Jadi, bener-bener nggak ada yang mau daftar nih?" tawar Jaehyun sekali lagi.

"Nggaaaak!!" Mereka menjawab serempak dan mantap.

"Udah dapat berapa, Hyun?" Seseorang berbadan tegap dan berseragam tak kalah rapi dengan Jaehyun muncul di pintu. Keriuhan di kelas itu mendadak berkurang.

"Oya, ini ketua Study Club kita yang baru." Jaehyun meperkenalkan cowok yang baru muncul itu. Keriuhan yang tadi sempat reda itu kini hilang sama sekali.

🌙

🌙

🌙








ⓒɪɴᴀ_ᴘᴄʏ

terlupakan : ltyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang