sɪ ᴘᴇᴍʙᴜᴀᴛ ᴜʟᴀʜ ʙᴇʀɴᴀᴍᴀ ᴊᴜɴɢᴋᴏᴏᴋ^0.1

53 14 0
                                    

vote dulu sebelum baca✔
*******

Hari minggu pagi Andya sudah sibuk dengan berbagai kegiatan membersihkan rumahnya sendiri. Sementara ayahnya yang sudah masuk kerja sejak pertama kali ia pindah ke kota ini, akhirnya bisa menikmati liburannya di balkon rumah mereka yang mungil. Ia mengeluarkan seluruh pakaian di dalam lemari pakaian dan menatanya kembali dengan rapi.

Ayahnya bukanlah tipe orang yang suka menyuruh seseorang melakukan sesuatu. Setidaknya itu yang dirasakan Andya sejak ia mengenal ayahnya, belum lama ini.

Sebuah album foto yang cukup usang tampak terselip di antara tumpukan baju ayahnya. Untuk apa ayahnya membawa album itu? Setahunya, album itu hanyalah album kosong yang dulu ditemukannya di rumah yang lama. Untuk apa ayahnya membawanya? Ayahnya tak suka mengenang apa pun. Mungkin ia tidak ingin mengingat kenangan tentang ibu Andya, oleh karena itu ia melenyapkan seluruh foto keluarga.

Andya membuka lembaran album itu per satu. Seperti dugaannya, album itu tetap kosong seperti semula. Baru saja ia akan memasukkan album itu ke dalam kardus bekas, sesuatu terlihat di halaman akhir album itu. Andya baru sadar, ia tak pernah benar-benar memeriksa album itu hingga akhir.

Tiga lembar foto tertinggal di sana. Seorang wanita yang berumur empat puluhan sedang berpose dengan ayahnya. Sudah pasti, itu adalah ibunya. Ia pernah melihat foto itu sebelumnya. Tapi foto berikutnya lagi membuat Andya terpekur sendiri. Ia menatap foto dua orang gadis kecil itu, keduanya bermata bulat dan sama-sama berkepang dua. Ia mengenali foto itu, ia mengenali mata mereka, ia melihatnya setiap hari, setiap ia bercermin. Mata mereka sangat persis dengan matanya. Siapa mereka? Wajah-wajah mereka jelas terlihat manis, sudah dipastikan wajah kanak-kanak mereka pun jauh lebih manis darinya.

Dalam lembaran foto yang satunya lagi terlihat gambar seorang wanita yang cantik, kira-kira berusia lima belas atau empat belas tahun. Matanya persis dengan milik kedua wanita kecil tadi.

Andya melepas foto itu dari album kemudian membaliknya. Di sana tertera sebuah nama. Salah satu dari nama itu merupakan nama yang beberapa hari ini terlalu tekun menghampirinya. Andya mengeja nama itu dengan penuh tanya. Yudita dan Andya.

🔐

Ayah Andya menatap foto itu lekat-lekat. Andya baru saja menunjukkan foto itu padanya. Entah bagaimana putrinya bisa menemukan foto yang selama ini ia simpan dengan rapi.

"Dari mana kamu dapat foto ini?"
"Itu nggak penting, Yah. Dia siapa? Yudita... Yudita siapa? Kenapa Ayah menyimpan fotonya denganku dan kenapa teman-temanku di sekolah selalu mengaitkan dia dengan aku? Ayah tahu sesuatu, kan?" desak Andya melihat ayahnya tak berniat menjawabnya sejak tadi.

"Sudah Ayah bilang kamu tidak usah pindah ke sini. Apa gunanya mencari masa lalu? Yang penting kamu memperbaiki kehidupan kamu sekarang. Mungkin Tuhan mencabut ingatan kamu di masa lalu karena masa lalu tidak begitu penting untukmu," jawab Ayahnya dengan nada meninggi.

"Apa aku tidak berhak mengenang masa lalu seperti orang lain, Yah?" tanya Andya memelas.
"Kamu mau tahu siapa dia? Dan setelahitu, apa?"
"Hanya itu. Dan setelah itu aku janji nggak akan nanyain apapun lagi sama Ayah." Suara Andya terdengar memohon. "Apa dia adalah saudara atau teman kecilku? Ayah menyembunyikannya dariku?" tebaknya. Bagaimana mungkin mereka berdua berpose seakrab itu jika tak saling mengenal.

Ayah berpikir keras. Menimbang apakah dengan mengatakan hal yang ada di pikirannya sekarang akan membuat semuanya baik-baik saja? Namun, akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan Andya sendiri. Ia menyangka Andya akan segera melupakan masalah itu.

Sore hari saat Ayahnya sedang berhadapan dengan meja kerja, Andya kembali duduk di hadapannya. Dengan masih memasang wajah ingin tahu seperti tadi pagi.
"Ayah tahu kan? Kalau usahaku untuk mengingat kembali kenanganku di masa lalu itu tak main-main? Entah apa yang terjadi dulu sehingga Ayah tak pernah ingin membantu menemukan kenangan itu. Tapi, kali ini aku mohon, Yah.
Beritahu aku sesuatu tentang gadis di foto itu. Beberapa orang di sekolah selalu saja mengenaliku dengan nama itu. Dan aku...."

terlupakan : ltyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang