i got you

1.1K 169 18
                                    

Kalea

Sedikit banyaknya aku tahu sejarah Colosseum ini. Dulu di dalam sini sering diadakan pertunjukan barbar. Setahuku, ada lima jenis pertarungan. Venetaiones, pertarungan antar binatang. Noxii, eksekusi tahanan. Naumachiae, pertarungan air. Yang ini, koloseum akan diisi air dan para gladiator bertarung saling membunuh untuk menentukan juaranya. Katanya, kadang si air itu bisa berubah merah dan itu adalah darah dari mereka yang nggak selamat. Sudah kalah, meninggal lagi. Brutal banget, ya?

Ada juga munera, yang ini pertarungan man on man tanpa embel-embel air. Yang cukup gila, gladiator perempuan juga ikut pertarungan ini berbekal senjata tajam untuk membunuh lawannya yang sesama perempuan. Gosh, orang-orang jaman dulu apa nggak ada hiburan lain, ya? Aku bahkan nggak bisa nonton serial Saw tanpa muntah-muntah setelahnya. Ini mereka malah tepuk tangan saat ada narapidana dicabik-cabik hewan buas. They were indeed barbaric.

"Bukanya jam setengah sembilan, Ya. Tunggu dulu, ya? Mau motret didalam."

Entah kenapa aku mual. Bodoh kalau aku tiba-tiba sakit begini cuma karena terbayang darah-darah yang berceceran di dasar Colosseum. Aku tahu itu sudah lama, tapi hueek aku kepengin muntah.

"Kenapa, Ya?"

"Nggak apa-apa, Ga. Nanti kamu masuk aku tunggu disini aja, ya?"

Aga ketawa, "Oke, nggak apa-apa. Tapi nanti kalo aku ditombak didalem siapa yang tolongin, Ya?"

"Aga! Amit-amit. Udah nggak ada yang kayak gitu."

"Nah itu kamu tau, udah nggak ada, Ya. Masuk aja, yuk? Takut lama motretnya, nanti kamu bosan nunggu sendirian diluar."

Waktu motret Aga memang lama. Tadi katanya dia mau foto matahari terbit di Koloseum. Datang kesini tepat jam setengah enam lebih lima belas. Aku masih nguap-nguap meanwhile Aga was already on his element banget. Serius, nggak banyak bicara dan harus akui dia ganteng banget saat lagi kerja.

Aku menghabiskan banyak waktu duduk dan jalan-jalan menikmati Roma di pagi buta supaya nggak ganggu dia yang sesekali nengokin Lea dan bertanya "Ya, bosan? Sebentar ya." Terus dia fokus lagi mencari angle yang tepat dan membidik langit. Kebiasaan Aga yang aku dapat hari ini, kalau fotonya nggak bagus, dia akan stress sendiri. Kepalanya bergeleng kesal dan wajahnya tiba-tiba murung.

"Aku minum kopi dulu ya, Ya." Katanya, seakan minta ijin. "Kamu nggak suka kopi, ya?"

"Suka kok. Tapi nggak begitu sering minumnya. Kamu sering banget, ya?"

"Kalo lagi capek dan stress begini, Ya, aku harus minum kopi sama ngerokok, sih. Tapi nggak enak ada kamu."

Aku ketawa.

"Kok ketawa?"

"Ya ngerokok aja lagi. Kenapa mesti nggak enak sama aku."

"Nggak sehat, Ya, asepnya buat kamu."

Kadang cara pikir manusia memang sedikit membingungkan. Aga, dia tahu asap rokok itu bahaya, tapi dia tetap merokok. Aku, sudah tahu bisa bangkrut, tapi tetap beli handbag Chanel yang menguras tabungan bonus hasil kerja siang, malam lembur di kantor. Tapi aku menikmatinya. Setidaknya waktu yang di buang banyak dikantor itu membantu banyak proses melupakan dan pendistraksi dari masalah yang selama ini menghantui.

"Aku kesana dulu ya, Ga, biar kamu bisa ngerokok." Saat aku hendak pergi, Aga dengan sigap menahan tanganku.

"Nggak usah, Ya, kamu disini aja. Biar aku yang kesana. Sebentar ya."

the travellerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang