Sebuah tangan dingin masuk melalui celah-celah kemeja Luke, siapa yang bisa menduga ternyata Gadis ini malah membalas semua yang Luke lakukan padanya.
Selanjutnya yang terjadi Irina membalik posisi mereka dan sekarang dirinya berada di atas Luke, dan hendak melanjutkannya saat tangan Luke tiba- tiba menghentikannya.
Irina tentu saja langsung terdiam dan memalingkan wajahnya malu karena tindakanya sendiri, sedangkan Luke tersenyum tipis sambil menahan tubuh Irina di atasnya.
"Aku bukanya enggak mau, hanya saja takut kelewatan" ucap Luke sambil merapikan rambut Irina yang jatuh menutupi wajahnya.
Wajah Irina terangkat saat tangan itu menyentuh wajahnya, tangan dingin yang dia suka, tangan yang membawanya hanyut dalam imajinasi dari setiap sentuhan, sementara Luke menyentuh pipi gadis itu dengan begitu lembut seakan Irina adalah sebuah porselen indah yang begitu rapuh.
Dengan mata yang masih terpejam menikmati tangan dingin yang menyentuh pipinya sebuah lenguhan lolos dari bibir ranum Irina, yang tentu saja membuat sisi lain dari Luke sebagai laki-laki bangkit, tapi Luke masih berusaha untuk menjaga kesadaranya sementara Irina dengan suara bergetar menjawab Luke "apa salahnya kita kelewatan?" Lalu menunduk malu tidak percaya dengan apa yang baru saja dia ucapkan.
Dia telah menantang seorang Pria yang tentu saja akan membuat dirinya tidak bisa mundur lagi, awalnya keraguan sempat menyusup di sela hati Irina mengingat mereka bukanlah sepasang kekasih, tapi semua keraguan itu seakan sirna dari hatinya ketika melihat mata Luke.
Sementara Luke yang mendengan jawaban dari Irina barusan, merasa sudah mendapat lampu hijau mengarahkan bibirnya semakin dekat ke bibir Irina dan beberapa detik kemudian.
Cup.
Sebuah kecupan yang awalnya singkat dan tidak menuntut tetap seperti itu sampi berakhir, tapi siapa sangka Irina kembali menarik tengkuk pria di depannya ini dan melanjutkan ciuman itu sampai mereka terhanyut tampa memperdulikan batasan yang tadi mereka pikirkan.
Ciuman dari Irina terus turun ke dada bidang Luke, setiap kecupan mengantarkan rasa berdebar yaang aneh, ciuman itu naik lagi menuju leher Luke dan meinggal kan bekas kebiruan disana, terlalu hanyut dalam kebersamaan mereka kacamata yang sedari tadi masih ada di wajah Luke sudah jatuh.
Tidak terasa semua lenguhan yang sedari tadi berusaha Luke tahan akhirnya lolos dari mulutnya, dan tangan Irina masih saja terus menyusup ke setiap celah kaos Luke malam ini mengirmkan getaran yang membuat meka berdua sama-sama kehilangan akal sehat.
Irina berhenti sejenak untuk mengambil nafas, saat itu juga Luke membuka mata untuk melihat kenapa Irina berhenti dan ketika dilihanya Irina bernafas dengan tersegal-segal, dengan cepat Luke menahan Tubuh irina dengan sebelah tangannya dan tangannya lang lain merobek paksa kemeja yang Irina kenakan dengan sekali hentakan semua kancing kemeja itu sudah berhambur kemana-mana.
Mata Luke memancarkan likatan gairah ketika dilihatnya dua gundukan besar yang naik turun karena nafas yang tersegal-segal, sementara Irina mengangkat lehenya memperluas tempat bagi Luke untuk membenamkan wajahnya.
Luke mulai membenamkan wajahnya, hal pertama yang dia lakukan memberikan kecupan singkat dan lembut pada setiap bagian leher Irina semakin lama semakin turun-turun dan terus turun sampai di dua gundukan yang seakan menyambut dirinya.
Sementara Luke memberikan kecupan dan gigitan kecil di kedua gundukan itu Irina masih terus melenguh sambil menahan tengkuk Luke untuk semakin memperdalam kecupan dan gigitan yang dia berikan.
"Aaaww" itu sakit pekik Irina, seketika itu juga Luke mengangkat kepalanya dan berhenti.
Sementara Irina dengan mata tertutup masih meringis sebelum akhirnya dia berucap "aku tidak minta kamu berhenti sayang, hanya saja perlahan sedikit"
"Kamu yakin Irina?"
Irina baru saja hendak menjawab tapi sebuah anggukan sudah cukup bagi Luke.
Hmm bagaimana part ini..
Suka?
Well semoga suka ya :*
KAMU SEDANG MEMBACA
my Queen and Me
Fantasyhal aneh mungkin bisa saja terjadi di saat kamu tak menyangkanya.