Sepulang dari kantor Luke entah kenapa suasana di antara mereka berdua menjadi begitu canggung, Luke hanya diam sambil fokus menyetir mobilnya.
Sementara Irina menikmati pemandangan kendaraan yang berlalu lalang.
"Fluke aku lapar, mau makan bisa kita ke laut?"
"Ha? Ke laut buat apa?, kamu mau makan rumput laut kan?"
"Iya"
"Nanti kita beli saja"
"Wah tempat kalian keren sekali jadi aku tidak perlu mencari rumput laut gitu"
"Iya Irina, ohh satu lagi bisakah kamu ceritakan padaku tentang kerajaanmu nanti?"
"Untuk itu bukan masalah tapi bisakah kita ke laut sekarang ku mohon fluke"
"Baiklah baik kita ke pantai" Luke mengalah dengan tarikan nafas berat.
Kemudi mobil berputar membawa Luke dan Irina menuju pantai, panas matahari begitu terik hingga terasa membakar kulit.
Namunbyang Irina lakukan justru berjemur sambil membenamkan jari kakinya ke dalam pasir hangat, sementara Luke harus menyusuri pantai mencari petani rumput laut yang sedang panen.
"Kenapa tidak kamu yang cari sendiri, kan yang lapar kamu"
"Ohh ayolah Fluke kalau ada pengunjung pantai nanti mereka akan menculikku, kau tau bukan aku sangat berharga" ucap Irina dengan wajah ketakutan yang di buat-buat.
Dengan gerutuannya Luke berjalan menyusuri pantai, panas matahari membuat kekesalannya bertambah.
Kenapa juga wanita itu seperti peliharaan saja harus di carikan makan, kalau saja dia tidak suka sudah pasti dia lempar ke tengah laut wanita manja itu.
Sudah satu jam setengah Luke belum juga kembali, rasa panik mulai mendera, kepala Irina memberikan bermacam pikiran buruk tentang Luke.
Apa mungkin pria itu meninggalkannya di pantai, atau dia mati terseret ombak besar.
Sementara itu Luke tengah asik menyeruput es kelapa di sebuah kedai di pinggir pantai sambil melihat punggung Irina dari jauh, pikiran Luke membenarkan sikapnya buat apa dia mencari makan panas-panas begini untuk orang lain.
Sementara Irina hampir menangis tepat ketika matanya menoleh ke arah sebuah kedai dengan seorang pria tengah tersenyum selebar jalan raya ke arahnya.
Sapa lagi kalau bukan Luke dan apa itu? Dia sedang menikmati air kelapa muda, rasanya darah Irina sudah mendidih dengan langkah cepat Irina berjalan memotong garis pasir tepi pantai menuju kedai di depan jalan utama pantai.
"Berikan itu padaku!" Irina merampas gelas es kelapa milik Luke.
"Rupanya si tukang printah kita haus" Luke berucap sambil memesan satu lagi minuman untuknya.
"Ohh ayolah Luke jangan membuatku membunuhmu, dan mana rumput lautku?"
"Wahh ternyata kau sangat jahat, tau begini aku tinggal saja sendirian, dan rumput lautmu berenang dan carilah sendiri di dasar laut" jawab Luke santai sambil menyedot es kelapanya.
Mendengar ucapan Luke, Irina merasa tertantang, setelah menghabiskan es miliknya Irina berlari menuju deburan ombak lalu melompat dan menghilang.
Sementara itu Luke yang kaget segera berlari menyusul Irina, biarpun Irina agak lemot soal berpikir tohh dia tetap menyukai wanita itu.
Luke terus berenang menuju ke tengah laut namun belum juga menemukan Irina, sampai dia mendapat teguran dari seorang penjaga pantai.
Sudah lima belas menit Irina belum juga muncul ke permukaan, Luke mulai takut, apa Irina pergi ke laut lepas atau mungkinkah ada duyung yang tengelam? Pertanyaan terus berputar di kepalanya tapi Irina belum juga dia temukan.
16 january 2019 .
Vote and comment ♥ please.
KAMU SEDANG MEMBACA
my Queen and Me
Fantasyhal aneh mungkin bisa saja terjadi di saat kamu tak menyangkanya.