KEHILANGAN 2

147 22 1
                                    

Naruto terdiam. Ia kemudian meminta izin kepada Sasuke untuk pulang duluan.
"Tadaima"ucap Naruto.

Ia masuk kamar dan memikirkan apa yang Sasuke katakan. "Aku tidak ingin kehilanganmu Hinata... sejujurnya aku sangat mencintaimu. Lalu apa yang harus aku lakukan tanpamu Nata?"
Tanpa sadar aku menangis. Dan tak sengaja tiba tiba mama masuk keruangaku. "Naru?kau kenapa?"tanya mama.

"Tidak apa apa kok ma..."kataku menghapus air mata yang menetes tanpa sadar. Kini.. aku baru merasakan arti kehilangan. Sungguh aku sangat menyesal akan apa yang aku lakukan.

Benar kata Sakura. Tak seharusnya aku bertanya dengan Sasuke. "Kalau kau tidak menangis tak apa. Tapi mama tau. Seorang laki laki biasanya menangis karena takut kehilangan ataupun kehilangan seseorang.

...Mama tahu kau sudah menemukan ujung benangnya kan?"bisik mama kepadaku. Dan perkataanya tadi membuatku menjadi merasa sangat terpikul. Baru kali aku merasakan cinta namun aku harus merasakan kehilangan.

Kreet....
Mama menutup pintu. Kini hanya aku yang berada dikamar sendirian dengan cahaya yang redup. Tak ada secercahpun yang menyinariku.
Aku memantung hingga pagi hari. Badanku merasa tidak enak setelah apa yang menimpaku.

Semalaman aku memikirkan hal tersebut. Dan aku sudah memutuskan. Aku akan pergi kekediaman Hyuga. Karena Sasuke mengatakan jikalau Hinata berada disana.

Aku kemudian membolos sekolah. Namun aku tetap berpura pura sekolah dan mengenakan seragam.

Dan tak menunggu lama aku akhirnya sampai dibelakang bukit. Aku kemudian memasuki rumah tersebut.

Wush...
Angin membuat bulu kuduku berdiri. Padahal aku mau bertemu dengan Hinata,Bukan uji nyali dirumah tua.

Saat aku membuka pintu sebuah benang merah tiba tiba terikat ditanganku. Dan saat aku melewati pintu. Saat itulah aku melihat benang merah tersebut sangatlah nyata. Disana benang tersebut ternyata kusut dan agak melintir. Dan anehnya lagi benang tersebut dapat melintasi dimensi lain.

Aku mengusap mataku. "Dimana ini?"kataku. Karena tiada seseorangpun disana. Hanya benang merah dan ruangan berwarna putih yang takakan ada ujungnya. Jadi,sejauh manapun aku berlari aku takakan pernah bisa melihat sudut ruangan.

"Hinata!"triakku saat melihat gadis tersebut terduduk dengan mata menunduk kebawah. "Aku mencintaimu"kataku dan segera memeluknya.

Hinata memandangiku dengan sendu. Semua rahasianya sudah terbongkar. Hanya saja ia masih mencoba menutupi kebohongannya itu.

"Aku... aku ingin kau tetap berada disini bersama ku"ucapku dan membiarkan daguku menyentuh rambutnya yang lembut.

"Ma'afkan aku Naru,aku tidak bisa"katanya masih datar. Aku sangat tidak suka dengan sifatnya yang ia tutup tutupi. Aku tahu sebenarnya dia ingin menangis dipelukanku.

"Hinata kini aku tahu jikalau benang merah itu nyata. Maka tetaplah disini dan yakinkan aku tentang itu. Kau tau... benangku terhubung denganmu"

Aku kemudian memegang benang merahku yang terikat dengan jarinya. Dan aku sangat menyesal tidak mempercayainya selama ini. "Hinata... maafkan aku. Karenaku kau selalu menungguku. Aku masih ingin bertanya sesuatu padamu"

Belum sempat aku bertanya namun gadis tersebut malahan meyela ucapanku"Maafkan aku Naru!aku tidak bisa menetap disini bersamamu. Maafkan aku yang sewaktu SMP aku hanya bisa menguntitimu. Kau tahu Naru?
Kita pernah bertemu sebelumnya. Saat itu adalah pendaftaran di SMP Tokyo. Aku melihatmu sedang bersama orang lain.

Dan saat kita berpapasan aku mengangkat tanganku dan mencoba mengeluarkan suaraku. Namun itu semua terbias karena kita berada dikerumunan.

Sayangnya aku tidak bisa bertahan lama. Aku harus segera pindah ke SMP Konoha. Namun aku tahu aku masih mempunyai kesempatan untuk mendekati dirimu.

Aku selalu mengintipmu dibalik pohon. Aku terlalu pengecut untuk menyapamu.

Aku terlalu berharap pada keajaiban. Walaupun aku tahu itu tidaklah nyata.

Dan saat detik terakhir perpindahanku aku kembali menatapmu. Dan berharap kamu menyapaku. Matamu membuatku tertegun. Ditambah dengan warna biru laut yang membuatku menyelami keindahannya.

...Naru!kau tau aku tidak ingin pulang!"katanya merengek. Padahal ia belum selesai menceritakan kisahnya.

Itu membuatku meneteskan mata. Hinata... kau sungguh tegar. Aku bahkan tidak bisa setegar itu. Kau bahkan rela menunggu yang entah kapan datang. Dan saat aku datang... kau harus berpisah denganku selamanya.

"...Saat aku menaiki mobil hendak pergi aku melihat senyumanmu saat menatapku dan itu menjadi motivasiku. Aku sungguh ingin sekali mengucapkan kata kata terakhirku padamu. Walaupun aku tidak mengenalmu.

Aku tidak ingin pergi!aku ingin selalu bersamamu!"ucap Hinata memukuliku. Ia sangat depresi akan kepergiannya sendiri.

"Kalau begitu ayo kita pergi dari sini"kataku menarik tangannya.

Aku kemudian menarik dan mencoba menembus pintu rumahnya sendiri. Aku memang bisa keluar. Namun tidak bagi Hinata. Disana seperti terdapat kaca yang memisahkan kami.

"Naruto... ikutlah aku"ajaknya dengan muka yang tertutup.

"Apa?!"jawabku. Tentu saja aku merasa kaget. Siapa sih yang tidak merasa kaget melihat dirinya sendiri melakukan hal bodoh.
"Tidak!kau yang harus mengikutiku walaupun aku tahu kamu tak nyata"

Hinata semakin terisak. Suaranya menggema didimensi ini. "Aku tahu kau pasti tidak bakalan mau

Kalau begitu... aku mau tanya apakah kau mencintaiku?"
Aku tertegun. Aku sangat mencintainya bahkan lebih dari itu. Mungkin itulah yang menyatukan kita. Walaupun aku tahu aku bahkan baru mengenalnya.

"Aku mencintaimu Hinata!!!"triakku.

"kalau begitu apakah kau mau melakukan apa yang akan aku suruh?"

"Apa itu?"kataku binggung.

"Kau tahu Naru..
Aku dihidupkan kembali kesini untuk melakukan suatu tugas. Dan aku baru mengingat itu sekarang. Dan kau pasti hendak menanyakan mengapa aku kembali kesini?karena...

Karena.."ia tidak mampu meneruskan kata katanya. Perlahan tubuhnya menghilang sedikit demi sedikit.

"Hinata!"triakku khawatir.

"Karena aku masih merasa berhutang budi padamu. Syal ini lah yang membawaku kembali kesini. walaupun aku sudah dihidupkan kembali. Rasanya aku tidak bisa berkata apapun. Aku selalu menungumu dan menunggumu. Hanya itu! Aku hanya bisa diam ditempat dan tidak bisa melakukan apa apa hanya demi kamu. Sebelum kematianku aku ingin dipertemukan lagi denganmu. Karena itulah... aku ingin aku mengucapkan 'arigatou' padamu. Arigatou ghozaimasu Naruto!"

Tubuhnya kini hanya tersisa transparan. Aku buru buru memeluknya"sekarang apa maumu?"kataku sebelum dia benar benar akan pergi.

"Yang aku inginkan hanyalah...."

Tbc😴
(Awto wkwkw)

Maaf nunggu chap depan. Jikalau tidak paham komen aja dibawah. Mau komplen atau usul jg dibawah yah..
Arigatou...
See you next chap!

AKAI ITO [benang merah]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang