Akasha's house (2)

3.1K 199 8
                                    

"Sialan si Willy kentut nya bau banget sumpah!!!" Ali mengibas ngibaskan tangan di depan hidung nya, begitu pun Akbar.
      Febi terengah, ia bangun dari pangkuan Akbar namun ditahan. "Kamu jangan dulu bangun sayanggg..." ujar Akbar lembut.
"Kita dimana?" pandangan Feby menyapu penuh seisi ruangan yang sangat terlihat asing baginya.
"Kita singgah dulu di rumah orang ..."
"Rumah siapa??"
"Udah jangan kebanyakan mikir, kamu masih sakit"
      Sivia terbangun ke sadar nya, ia langsung mengerang kesakitan mencengkram lengan kanan nya yang membengkak. Feby langsung terbangun dan menghampiri Sivia dengan sempoyongan.
"Vi, lo kenapaa???!" tanya Feby khawatir.
"Tangan guee.... Sakit Feb!!! Sakitt!!!!!!" pekik Via tak tahan, air mata nya meluncur deras ke pipinya, membuat matanya lagi lagi sembab.
"Coba Sini...." Feby mencoba memeriksa keadaan tangan Sivia, keningnya berubah mengkerut khawatir.
"Vi, ini Fraktura nih harus secepetnya lo ke rumah sakit!" ujar Feby serius.
Erangan Sivia semakin nyaring, Akbar dan Ali hanya bisa diam tanpa berbuat banyak, bukan ny tega, namun apa yg harus mereka lakukan? Mereka hanya tau ilmu penerbangan saja.
      Beberapa detik kemudian pintu terbuka dengan kencang,  Willy masuk dengan tergesa gesa "adha...apgah?!" tanya nya dengan mulut penuh makanan. Sontak membuat Akbar dan Ali menahan tawa.
"Ini Sivia harus dibawa kerumah sakit, tangan nya patah..." ujar Feby.
"Haghhh?, tanghan nyah phataghm?!" ia terbelalak.
"Heh telen dulu tuh makanan di baham lo! Baru ngomong!" Akbar gemas kepada Willy yg sedari tadi mencairkan suasana.
"Ogh iyaah..."
"Disini gaada rumah sakit feb, ini perbatasan negara dan.... Kalo kita lurus kesana hutan, balik lagi ke kota ngabisin 5 jam." Ali kini angkat suara ia menggenggam handphone nya dan melihat aplikasi google maps.
"Oh... Shit, gue gasadar kita kejar kejaran cukup lama.." Willy kebingungan ia menatap istrinya yang kesakitan.
"Excuse me..." ujar seseorang diambang pintu, semua menoleh dan itu ibu yg punya rumah.
"Am i disturbing you?" ia menatap mereka semua.
"Now mam..."  jawab Akbar dengan senyuman.
"Okay, i just want to tell if the food already in the table, you guys can dinner now.."
"Really?" wajah Willy berbunga bunga, mungkin karena sungguh perut nya lapar.
"Yes!, go dinner... I wil be here and treat your wife"
"Thankyou mam, bu sorry can we know your name?" tanya Ali.
"You was read in front my house..."
Ketiga nya tersenyum mengerti, nama nya Akhasha, Nyonya Akhasha.
      Ali mengecup kening Prilly dengan lembut, terasa agak sedikit hangat tubuhnya, mungkin Prilly terlalu shock dengan insiden tadi.
      Ia bangkit mengekori Willy dan Akbat, diambang pintu ia kembali menoleh kepada Prilly.
"Please take care my wife.." Ali menatap pada Nyonya Akhasha. Dan mendapat anggukan ramah.

***

      Kini hari sudah Pagi, prilly mengerjapkan matanya saat ia merasa ada yang melingkar di pinggang nya.
"Ngghhh..." ia melenguh saat merasakan badan nya pegal dan linu.

Ali...

Ya, yang pertama ia lihat ada lah Ali yang sedang memeluk nya. Senyum getir muncul di bibir Prilly, ia sudah lama rindu satu ranjang dengan suaminya ini.
      Namun lagi lagi amarah dan sakit kembali menyesakan dada, dibanding rasa rindunya ternyata rasa sakit lebih menang.

"Prill, lo udah bangun??" tanya Sivia yang tengah duduk d kasurnya.
"You see, eh... Tangan lu kenapa Vi?" pertanyaan muncul ketika melihat tangan Via yang terbalut perban putih.
"Patah Prill, kebanting stir mobil kemaren..." jawab Willy yang baru keluat dari kamar mandi.
"Hah patah??!!!" ia hampir tak percaya, hendak nya ia berdiri ingin menghampiri namun seketika otot perutnya tertarik hingga merasa nyerii.
"Aaaaa..." pekik Prilly sakit. Dan kontan membuat Ali terbangun.
"Hei, kamu kenapa sayang ku..." Ali refleks langsung memegang perut Prilly dan menatap nya khawatir.
"Agak sakit sedikit..." Prilly merintih, membuat Ali parno sendiri, dengan lembut Ali menarik Prilly untuk bersandar di dadanya sembari mengusap pelan perut Prilly.
     Deru nafas Ali terasa sekali di pundak Prilly detak jantung nyapun sangat dekat dengan nya, belaian lembut Ali di perutnya melambangkan kasih sayang seorang Ayah kepada Anak nya sangat terasa oleh Prilly.
      Mereka hanya bungkam, tenggelam dalam diam. Masing masing terlibat badai dalam otaknya, ada yang ingin di sampaikan namun tertahan.
"Prill aku...."
"Aku lagi gamau bahas apa apa Li" entah mengapa ucapan tegas itu spontan keluar saat Ali baru memulai dua patah kata, Prilly mengantisipasi dirinya sedang tidak ingin menyikap luka kini.
      Semua yang ada di ruangan itu ikut Hening, tak ada yang mau bicara sama sekali. Mereka sadar di sini sedang ada keretakan yang sangat amat besar dan terlihat. Ambang kehancuran hubungan Ali dan Prilly, sepasang sahabat mereka yang menjadi segala alasan yang terjadi kemarin dan saat ini.
       Perlahan Akbar mengajak Feby keluar untuk bicara, dan Khusus nya Willy ia memeluk Sivia dengan lembut dan membelai rambutnya.
"Im Sorry Vi.." bisik Willy tepat di telinga istrinya.
"Kita obrolin ini dirumah!" tegas bisik sivia membalas kontan membuat Willy terdiam.

****

BERSAMBUNG...

Nah loh, si Willy mau disidang sama bini nye!
Nah..  Willy kena lu dirumah!
😂😂😂

HELLO my readers semua yang super sabaaaaarrr nungguin ni cerita yang ga kelar kelar yaaa, im so sorry karena ini ceritanya panjangggggg sekali kaya kretaa apih😅 for your information aja yes sebenernya ini cerita ga terkonsep dengan baik + Authornya lebih lebih dari pejabatt ni sibukk nya! Hahah jd kadang agak ngaco antara nama dan alur ceritanyaa, maaf yakk sodari sodari ku yang baik hati dan tidak sombong:) ill give you my best deh pokok nyaaa!😘😘😘

To my beloved Dark Readers💜💋

Keep Comment dan VOTE me!!

Thankyou BABAYYT SAYY😘😘😘😘💜💋💋💋😝😝😝

Prilly's Riddle (I LOVE YOU 1000 ×)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang