in to the pieces

2K 154 8
                                    

Before read, rekomendasi baca part ini dengerin lagu

"Say Something - Isyana Sarasvati"

(Secara berulang)

NOW ENJOY!

*****

"PRILL, VI, JAWAB GUE ADA APA?!" pekik Feby geram melihat kedua sahabat nya hanya menangis saja.
"Akbar, He got an accident..." ujar Prilly tersedu sedu.
        Seperti di timpa ribuan ton telinga Feby berdenging kencang... Akbar?!!!! matanya membulat, tidak malah hampir melotot sempurna.

"APA?!!!" Feby menjerit tak percaya  seisi ruang kesehatan memamdang pada Feby kaget. Sivia dan Prilly tidak bisa menahan tangis nya, mereka menjadi saat Feby berlari segera meninggalkan Elieene.
      Sivia tidak ada daya lagi, biasanya ia yang menahan Feby namun kali ini badan nya lemas semenjak menerima telfon dari Willy 10 menit yang lalu....

"Via Halo! ada Feby ga?!"
"Apaan sih nelfon cuma nanya Feby?!"
"Maaf Vi, tapi Akbar gagal joy fly, pesawatnya jatuh di kaki gunung Achilles..." setengah omongan Willy tidak terdengar lagi. Ponselnya langsung jatuh dan lututnya lemas hingga ia terhuyung mundur...

      Prilly memejamkan matanya, ia tak kuat jika Ali yang kecelakaan. ia memeluk Via erat mereka berdua mengisak di kerubungi banyak murid lain yang bertanya tanya.

       Gerimis mulai mengguyur Elieene Health School, Feby kehilangan arah ia berlari dengan baju susternya ke gerbang, menuju halte dan mencari taksi untuk menuju Erfire Pilot School. Isakan kini berubah menjadi teriakan teriakan kencang tidak percaya akan apa yang dikatakan Via. Ia berlari menyebrangi jalan tak ada taksi yang lewat dan jalanan lengang, rasanya berlari menuju Erfire ide yang lebih baik.

Tinnnnnnnn!!!!

Mobil Willy berhenti tepat hampir menabrak Feby,

"Feb...." kepala Willy keluar dari jendela mobil namun Feby sudah membuka pintu mobil dan naik kedalam nya.
"BAWA GUE KE AKBAR WILLY!!!!" jerit Feby frustasi, tangisnya pecah luarbiasa didalam mobil Willy, rasanya hatinya remuk redam mendengar kabar tadi, apakah firasat nya tadi pagi benar?!
        Dilepasnya topi suster yang ia kenakan, membuat rambut pirang nya berantakan, namun Feby tak peduli lagi. kepala nya sudah pasrah namun hatinya tidak akan terima dengan ungkapan apapun Akbar tidak boleh meninggalkan dia.... Tidak!!
          Hujan besar mengguyur mereka di perjalanan, beberapa kali ia menggebraki dashboard tidak terima, dan rasanya sekarang hanya Akbar yang ingin ia peluk, bahkan jika harus pulang ke Indonesia dan keluar dari sekolah tinggi mereka Feby tidak masalah. . Ia ingin Akbarnya!.

"AKBARRRRR! kamu gamungkin ninggalin aku kan? this must be jokee!" Feby menjerit histeris dalam lamunan nya, pedih rasanya menyayatt hati.
      Willy terlihat diam bungkam, matanya sudah berkaca kaca, Hingga tak tahan lagi ia menutup mulutnya dengan satu tangan menahan sedih nya yang akan pecah melihat Feby yang cinta nya sangat besar pada Akbar.
       Willy terus melajukan mobilnya menuju Achilles Foothills yang jaraknya lumayan jauh, ia berdoa agar Akbar baik baik saja, hatinya mencelus melihat Feby setengah gila seperti ini.

*****

      Via memapah Prilly menuju halte di depan, mereka beniat menyusul Feby ke Achilles Foothills, tak kunjung lama ada taksi yang lewat Via dan Prilly pun naik.
"Achilles Foothills.." ujar Via pada pengemudi taxi, dan pengemudinya pun mengangguk. Prilly masuk duluan dengan lemas dan sedih duduk menatap keluar jendela. Sivia masuk membawa dua tas, miliknya dan milik Feby yang tertinggal di kelas.
         Mobil berjalan, Via menyentuh pundak Prilly menarik nya untuk saling bersandar, tak ada kata yang mampu jadi bahan obrolan diantara mereka keduanya merasa shock dengan keadaan ini, meskipun Willy dan Ali nya selamat tapi Feby adalah bagian dari mereka, luka yang Feby rasakan sampai kepada Via dan Prilly.

*****

     Mobil Ambulance dan pemadam kebakaran sudah berjejer, kepulan asap hitam tebal masih mengepul walau hujan deras. Feby merapat ke jendela dan melihat se detil mungkin.

       Pesawat itu dalam keadaan nahas, kedua sayap nya terletak berjauhan dan terlempar jauh sekali, berserakan komponen komponen lain dan kokpit yang sudah tidak berbentuk.

       Feby terperangah, tangisnya kembali pecah saat melihat bangkai pesawat itu hancur, fikiran nya mulai membayangkan keadaan Akbar.
"anter gue kesana Wil.." ucap Feby parau, tak kuasa lagi menahan diri ingin mencari Akbarnya.
         Willy memarkir mobilnya ri samping mobil Ali, Feby buru buru melompat turun meninggalkan sepatunya di mobil dan berlari tanpa alas kaki ke lapangan yang dipenuhi para medis. Ia melompati semak belukar hingga seragam perawatnya sobek dan paha nya pun ikut tergores banyak duri, kontur tanah yang licin karna hujan kerap membuat Feby jatuh ningga bajunya yang putih kini warna nya sudah bukan putih lagi .

"Akbarr!! manaa Akbar?!" tanya nya pada setiap team medis yang srdang wara wiri sibuk. Mereka hanya menggeleng tak mengerti. Karna dalam kepanikan Feby ia berbicara bahasa indonesia dimana semua orang disana tidak mengerti.

"AKBARR! dimana kamuu barr?!! AKBARRRRR!!" jerit Feby mecarinya tak karuan di tengah hujan ia susuri tiap ambulance untuk mengecek. namun nihil Akbar tak ada dimanapun.
      Feby berlari ke lapangan timur yang belum di cari nya, jantung nya berdebar kencang berharap besar Akbarnya selamat.
      Terlihat punggung Ali di kejauhan dalam hujan, Secercah harapan muncul dimata Feby, ia berlari sekencang mungkin hingga hampir menabrak Ali.

"Li, Akbar mana?!" tanya nya ketika menepuk pundak Ali kencang. ketika menoleh wajah Ali penuh dengan kesedihan bahkan masih menangis.
"Li jawab gue!! akbar baik baik ajakan?!" suara Feby bergetar shock melihat Ali yang seperti ini.
"hikss hikss Feb...." Ali bertekuk lutut di hadapan Feby, dan menangis meraung menutup muka nya.
"ALII JAWAB GUE AKBAR  DIMANA?!" jerit Feby panik. Keadaan ini semakin membuatnya tak ter kontrol. Perlahan lahan, telunjuk Ali menunjuk ke lapang di depan nya...

     Ada 4 kantung jenazah yang diatasnya terdapat kertas. Feby memekik kencang dan menutup mulutnya, ia bergetarr seperti di hantam godham thor hatinya hancurr sudah, ia berjalan mendekati kantung kantung itu dan melihat kertas diatasnya.



Akbar Ariffin (22)
EPS student 1

"Haaaaa... A... Akbar?!!" Feby melihat semuanya bergetarrr, bibirnya tak kuasa menyebut nama suaminya yang kini namanya nya tertulis diatas kantung jenazah ia lemasss ... Ia melihat disamping kantung itu ada swbuah jam tangan yang setengahnya hangus terbakar.

"AKBARRRRRRRRRR!!!!"




BERSAMBUNG

******

OKAY today 2 up untuk kalian my readers! maaf jika kurang dan masih banyak typo:( KEEP VOTE AND COMMENT  pokonya I LOVE U ALL😘😘😍

Prilly's Riddle (I LOVE YOU 1000 ×)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang